Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kondisi tubuh ibu hamil memang sulit untuk ditebak sehingga banyak mengalami perubahan. Ya Moms, perubahan itu dipicu karena faktor hormonal. Tak jarang juga ibu hamil merasakan nyeri di beberapa bagian dan lantas mengonsumsi obat pereda nyeri.
Salah satu obat pereda nyeri yang sering digunakan adalah aspirin. Aspirin adalah obat golongan non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) yang bisa dibeli tanpa resep dokter.
Namun mengutip dari Mayo Clinic, obat golongan NSAID tidak disarankan dikonsumsi ibu hamil saat usia kehamilan di atas 19 minggu, kecuali bila dokter menyarankan. Alasannya, obat golongan NSAID dapat menyebabkan berkurangnya air ketuban di dalam perut, masalah ginjal saat bayi baru lahir, dan beberapa komplikasi kesehatan lainnya.
Lalu, apakah obat aspirin juga demikian?
ADVERTISEMENT
Penjelasan soal Ibu Hamil Minum Obat Aspirin
Mengutip laman resmi American College of Obstetricians and Gynecologists, sebenarnya ibu hamil boleh saja minum obat aspirin asal dengan dosis rendah dan karena alasan tertentu.
Ya Moms, konsumsi obat aspirin dosis rendah saat hamil dianggap aman jika mendapat izin dari dokter. Bahkan, obat ini direkomendasikan untuk dikonsumsi ibu hamil yang memiliki risiko preeklamsia, yang bisa dimulai di antara minggu ke 12 dan 28 masa kehamilan, dan dilanjutkan setiap hari sampai melahirkan. Jumlah dosis aspirin yang aman digunakan ibu hamil adalah 81 mg per hari.
Namun penting diingat Moms, obat aspirin dosis rendah tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi apabila bertujuan untuk mencegah hambatan pertumbuhan janin, mencegah kelahiran prematur, dan mencegah keguguran dini.
ADVERTISEMENT
Jadi, memang ada batasan-batasan khusus ya Moms, bila ibu hamil minum obat aspirin. Oleh karena itu bila ibu hamil merasa tubuhnya nyeri dan sakit di beberapa bagian, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter spesialis kandungan untuk mendapatkan perawatan dan obat yang sesuai kondisi kehamilan.