Bolehkah Ibu Hamil Waxing? Ini Penjelasan dan Risikonya

8 Agustus 2024 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi alat waxing. Foto: Africa Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi alat waxing. Foto: Africa Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu metode bercukur yang digemari banyak perempuan adalah waxing. Caranya praktis dan hasilnya mulus dalam sekejap. Hanya saja, bolehkah ibu hamil waxing?
ADVERTISEMENT
Selama kehamilan, para ibu mungkin menyadari bahwa tubuhnya perlahan-lahan mengalami perubahan, terutama di bagian kulit. Apa yang dulunya cocok, bisa saja berubah tidak aman untuk dirinya sendiri maupun si buah hati.
Hal tersebut berlaku juga untuk waxing, meski metode ini sebelumnya tidak berdampak apa-apa pada tubuh, tapi penggunaannya selama kehamilan harus ekstra hati-hati. Simak risiko penggunaan waxing dalam uraian berikut ini, Moms.

Bolehkah Ibu Hamil Waxing?

Ilustrasi waxing. Foto: Anna Ok/Shutterstock
Merujuk pada penjelasan Baby Center, selama kehamilan, rambut di beberapa area tubuh mungkin tumbuh lebih cepat dan tebal dari biasanya. Tapi tidak usah panik, Moms, sebab ini bagian dari perubahan hormonal.
Untuk menghilangkan rambut-rambut tersebut, Anda bisa menggunakan metode waxing. Ya, metode ini dinilai tidak berbahaya untuk tumbuh kembang janin.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, waxing tidak begitu direkomendasikan untuk ibu hamil. Sebab, kulit perempuan jadi cenderung sensitif selama kehamilan, khususnya di area perut dan kaki.
Selain itu, darah mengalir lebih ekstra ke kulit, terutama di area kemaluan. Artinya, waxing di area tersebut mungkin akan lebih sakit dari biasanya meskipun dilakukan oleh profesional.
Kalaupun Anda tetap ingin waxing, sebaiknya pastikan dilakukan oleh ahlinya dan beritahu bahwa Anda tengah mengandung. Selain itu, cek kebersihan fasilitas dan peralatan yang mereka gunakan.
Jika alat yang mereka gunakan tidak bersih, akan ada risiko terkena berbagai masalah kulit. Mulai dari luka terbuka, ruam, varises, bekas luka, hingga jerawat.
Hal serupa disampaikan dr. Tsippora Shainhouse, seorang dermatologis di LA, kepada Healthline, “Waxing dapat membuat kulit yang teriritasi dan bengkak menjadi meradang, sehingga berpotensi menyebabkan timbulnya jerawat, folikulitis, dan rambut tumbuh ke dalam.”
ADVERTISEMENT
Hal lain yang perlu dicatat adalah menghilangkan bulu di sekitar area kemaluan tidak disarankan jika persalinan kurang seminggu lagi. Tujuannya untuk menghindari segala kemungkinan munculnya iritasi di area yang sensitif itu.

Cara Terbaik Menghilangkan Bulu Saat Hamil

Ilustrasi ibu hamil. Foto: aslysun/Shuttterstock
Menurut Baby Center, cara terbaik untuk menghilangkan bulu di masa kehamilan adalah dengan bercukur (shaving). Caranya pun sangat praktis dan cepat. Hanya saja, ketika usia kehamilan sudah makin tua, ibu mungkin akan kesulitan mencukur area kemaluan secara mandiri.
Kekurangan lain dari shaving adalah bulu tidak akan tercabut sampai ke akarnya, sehingga dapat tumbuh lagi dengan cepat. Jika ingin mencabut bulu sampai ke pangkal, Anda bisa pilih metode mencabut (tweezing) yang juga aman untuk ibu hamil.
ADVERTISEMENT
Namun, tweezing akan memakan waktu lama sebab Anda harus mencabut bulu satu demi satu. Cara ini hanya efektif jika pertumbuhan bulu Anda tidak banyak.
Menggunakan krim penghilang bulu juga boleh selama kehamilan. Bahan-bahan di dalamnya tidak dianggap berbahaya. Selain itu, jumlah formula yang diserap ke dalam aliran darah melalui kulit sangat sedikit.