Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Bolehkah Suami Terus Menuruti Rasa Ngidam Sang Istri?
25 Agustus 2017 17:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Istri yang mengalami ngidam sering menuntut suaminya untuk mengabulkan hal yang mereka idamkan. Baik berupa makanan atau barang tertentu perlu diwujudkan suami demi membuat istrinya merasa senang.
ADVERTISEMENT
Padahal tak sedikit istri yang meminta hal terlampau aneh atau bahkan berada di luar ekspektasi suami, tetapi tetap harus diwujudkan. Pertanyaan pun mencuat, adakah batasan tertentu seorang suami dalam menuruti permintaan ngidam sang istri?
Berdasarkan penuturan Psikolog Tara de Thouars, BA, M.Psi, suami boleh menuruti ngidam sang istri selama mereka bisa memenuhi bentuk ngidam tersebut.
"Menuruti ngidam istri, sah-sah saja. Selama suami bisa memenuhi ngidam istri maka tidak apa-apa, why not?," tuturnya saat ditemui kumparan (kumparan.com) di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (24/8).
"Karena apa yang istri inginkan saat ngidam dan lantas dituruti oleh suami, jelas akan menimbulkan rasa bahagia pada bumil. Emosi negatifnya akan turun. Oleh karena itu suami wajib memanjakan istri mereka yang sedang mengandung," tambahnya.
Namun, Tara menjelaskan jika ibu hami atau bumil perlu mengetahui bahwa tak semua hal bisa diwujudkan oleh suaminya dalam waktu singkat. Terlebih jika apa yang diidamkan sang istri berada di luar jangkauan suaminya.
ADVERTISEMENT
"Hal yang perlu diketahui oleh bumil, yaitu jika suami tidak bisa memenuhi rasa ngidamnya, maka bukan berarti suami tidak sayang kepadanya melainkan terkadang situasi tidak mendukung," ungkapnya lebih lanjut.
Menurut Tara, suami perlu membangun komunikasi yang baik antara dirinya dengan istri mereka terutama saat istri tengah mengandung. Karena suasana hati seorang wanita hamil sering berubah-ubah atau mengalami mood swing.
Berbicara secara baik-baik dengan penuh kelembutan bisa membuat istri menjadi lebih tenang. Selain itu, komunikasi yang positif juga bisa membuat seorang istri mampu memahami situasi dan kondisi yang dialami oleh suami dengan pikiran positif.