news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bolehkah Timun Diolah Jadi Makanan Bayi?

27 Januari 2020 18:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi makan.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi makan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di usia 6 bulan, anak umumnya sudah boleh diberi makanan pendamping ASI (MPASI). Ya, makanan bayi perlu diberikan agar tumbuh kembang anak optimal, sekaligus mengenalkannya dengan berbagai rasa, tekstur dan warna makanan. Meski begitu, pemberian ASI harus tetap dilanjutkan sampai usia si kecil 2 tahun ya, Moms.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak buah dan sayur yang ada, timun mungkin bisa jadi alternatif pilihan untuk diberikan pada anak. Timun, mentimun atau ketimun merupakan salah satu buah yang mudah didapatkan dan harganya pun ramah di kantong.
Selain murah, timun juga punya banyak manfaat untuk anak. Misalnya saja, seperti dikutip dari Mom Junction, timun dapat mencegah dehidrasi dan membuang racun dari dalam tubuh. Ini karena hampir 96 persen timun mengandung air.
Timun juga bisa mencegah si kecil terkena kanker saat dirinya tumbuh dewasa. Kok bisa? Ya Moms, pasalnya ketimun mengandung lignan seperti pinoresional, lariciresinoal, dan secoisolariciresinol. Lignan adalah zat yang sangat dikenal bisa mencegah dan mengurangi risiko berbagai jenis kanker seperti kanker payudara, kanker prostat, kanker rahim, dan kanker ovarium.
Ilustrasi timun Foto: Pixabay
Selain itu timun juga dapat mencegah diabetes. Hal ini karena mentimun memiliki kandungan hormon yang dapat membantu sel pankreas untuk memproduksi insulin, yang dapat mencegah dan melawan bayi terkena diabetes. Tak hanya itu, timun juga bisa menjaga kadar kolesterol pada tubuh, Moms.
ADVERTISEMENT
Timun juga kaya akan mineral seperti kalsium, sodium, kalium, magnesium, natrium, potassium, dan mineral lainnya. Kalsium merupakan suatu zat yang diperlukan untuk kepadatan dan kekuatan tulang bayi, sementara magnesium dapat membantu menjaga fungsi saraf dan otot bayi serta menjaga kadar glukosa darah yang dapat membantu menghasilkan energi.
Silika pada timun turut membantu memperkuat tulang dan mencegah bayi terkena osteoporosis. Silika juga sangat diperlukan untuk memperkuat ligamen, sendi dan otot bayi, hingga memperkuat sistem kekebalan tubuh anak.
Tapi, bolehkah timun diolah jadi makanan bayi?
Timun Foto: Shutterstock
Dilansir Wholesome Baby Food, meski timun menawarkan banyak nutrisi, sayangnya buah ini agak sulit diolah sebagai makanan bayi di awal pemberian MPASI. Selain itu banyak juga orang tua yang melaporkan bahwa timun menimbulkan gas di sistem saluran pencernaan anak. Oleh karena itu, timun sebaiknya diberikan saat bayi berusia 8 bulan.
ADVERTISEMENT
Untuk penyajiannya, Anda bisa mengolah timun sebagai finger food atau dicampur dengan bahan makanan lainnya, seperti yoghurt dan apel. Anda perlu tahu bahwa memasak timun bukannya ide yang baik, Moms. Sehingga, bila Anda ingin menghidangkan timun sebagai camilan, cukup potong-potong timun jadi ukuran yang lebih kecil--bisa melebar atau memanjang tergantung kemampuan mengunyah bayi.
Sementara untuk penyimpanannya, timun bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama asalkan Anda tidak memotongnya. Jadi bila Anda sudah memotong timun, segera habiskan ya, Moms.