Cara Atur Uang Belanja agar Kebutuhan Nutrisi Anak Terpenuhi

3 November 2022 19:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi melihat struk pengeluaran belanja. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi melihat struk pengeluaran belanja. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nutrisi merupakan kebutuhan penting untuk mendukung tumbuh kembang anak. Anak yang kekurangan asupan nutrisi secara kronis berisiko mengalami stunting. Kondisi ini tidak hanya mengancam kesehatan anak, tetapi juga masa depan si kecil, Moms.
ADVERTISEMENT
Masalah ini bisa dicegah dengan memastikan anak mendapatkan asupan makanan bergizi seimbang setiap harinya. Sayangnya, banyak anak Indonesia yang masih minim akses pada nutrisi. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2020, anak-anak mengalami kerawanan akses terhadap makanan sehari-hari yang diperparah dengan kenaikan harga bahan pokok. Hal ini menyebabkan daya beli masyarakat terhadap bahan pangan, khususnya protein hewani, berkurang.
Pakar ekonomi kesehatan dari Ikatan Ekonomi Kesehatan Indonesia, Mutia A. Sayekti, S.Gz, MHEcon, mengungkapkan permasalahan nutrisi pada anak sering dikaitkan dengan status ekonomi keluarga. Oleh karena itu, salah satu cara untuk memastikan anak mendapatkan gizi yang cukup adalah dengan mengatur keuangan keluarga lebih bijak lagi.

Tips Atur Uang Belanja untuk Penuhi Kebutuhan Gizi Anak

Ilustrasi kebutuhan nutrisi anak. Foto: Shutterstock
“Ketahanan pangan dapat dimulai dengan memastikan keluarga mengkonsumsi gizi seimbang yang dapat diterapkan dalam beberapa langkah seperti berkomitmen untuk hidup sehat sesuai dengan kemampuan, merencanakan menu per-minggu dengan konsep isi piringku, mempertimbangkan konsumsi makanan di luar rumah, serta membuat anggaran khusus belanja bahan makanan,” jelas Mutia dalam acara Media Briefing yang diadakan Danone Indonesia untuk Memperingati Hari Pangan Sedunia pada, Senin (31/10).
ADVERTISEMENT
Mutia menerangkan, orang tua perlu membuat skala prioritas dalam penggunaan uang belanja dengan mengutamakan kebutuhan yang esensial. Dalam hal ini termasuk bahan makanan sehat dan bergizi yang penting untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Membuat rencana anggaran khusus daftar makanan per minggu bisa dilakukan dengan konsep isi piringku. Mutia juga memberi contoh sederhana dengan estimasi biaya di wilayah Depok, Jawa Barat seperti berikut:
-Anggota keluarga 2 orang dewasa dan 2 anak-anak.
-Dengan anggaran Rp. 185.000 sudah bisa membeli persediaan bahan makanan untuk 3 hari.
-Dapat membeli lauk protein hewani, protein nabati, sayuran, dan bumbu.
-Estimasi pengeluaran belanja bahan makanan dalam satu bulan Rp. 816.000.
-Angka ini setara 22-24% untuk rumah tangga dengan kisaran penghasilan Rp 4-5 juta.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, biaya tersebut di atas perlu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing keluarga ya, Moms.
Ilustrasi berbelanja kebutuhan pokok. Foto: Shutter Stock
Menurut Mutia, mengatur keuangan demi mencapai ketahanan pangan keluarga sangatlah penting. Sebab, kerawanan pangan dapat berdampak buruk pada kehidupan keluarga, baik orang tua maupun anak.
“Ketika individu kesehatannya terganggu karena kerawanan pangan, produktivitasnya bisa terhambat. Misalnya, anak-anak jadi tidak semangat belajar. Sementara, orang tua yang bekerja pun jadi sering absen, sehingga pendapatan keluarga bisa menurun dan mempengaruhi ekonomi,” lanjut Mutia.
Dalam hal pemenuhan nutrisi anak, Medical Science Director Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, berpendapat, makanan yang dikonsumsi anak sebaiknya bervariasi, jumlahnya cukup, dan memiliki kualitas gizi yang baik. Pemenuhan makanan yang bervariasi berhubungan dengan berkurangnya risiko defisiensi mikronutrien dan risiko kurangnya asupan nutrisi.
ADVERTISEMENT
“Cara memastikan kebutuhan zat gizi makro dan mikro anak tercukupi adalah dengan menerapkan pedoman isi piringku, dengan pembagian piring menjadi ⅔ makanan pokok, ⅓ lauk pauk, ⅔ sayur, dan ⅓ buah, kemudian dilanjutkan dengan air putih 8 gelas dan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari,” pungkas dr. Ray.