Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cara Bijak Menyikapi Anak yang Gemar Masturbasi
7 September 2018 12:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Semakin bertambahnya usia anak , maka ia memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap perbedaan jenis kelamin. Sehingga, tak heran apabila ia gemar mempertontonkan tubuhnya dan alat kelaminnya pada orang lain. Tindakan ini, menurut psikolog perkembangan dari Amerika, Mussen Satterfiled, merupakan bentuk eksplorasi pada kondisi tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Bentuk eksplorasi lain terhadap tubuhnya juga tampak saat anak senang mempermainkan alat kelaminnya. Perilaku anak yang senang memainkan alat kelaminnya untuk mendapatkan stimulasi rasa tertentu disebut dengan masturbasi. Dengan memegang alat kelaminnya, si kecil akan mendapatkan rasa 'tidak biasa' yang oleh orang dewasa dikenal dengan rasa erotis.
Oleh karena rasa 'tidak biasa' ini membuatnya merasa enak, maka ia akan melakukannya berkali-kali. Kondisi anak yang sering menggesek-gesekkan alat kelaminnya ke benda tertentu sudah bisa dikatakan masturbasi.
Ada beberapa penyebab yang mendorong anak melakukan masturbasi. Bisa jadi anak merasa tidak puas pada kondisi yang dialaminya, misalnya tidak cukup mendapatkan kasih sayang atau merasa kesepian. Namun, bisa jadi hal kegemarannya tersebut dikarenakan oleh kecemasannya. Umumnya masturbasi dilakukan oleh anak yang merasa tertekan. Misalnya karena kehadiran adik atau khawatir akan perceraian orang tua.
ADVERTISEMENT
Jangan langsung memarahi anak saat Anda memergokinya masturbasi. Yang perlu Anda lakukan adalah menelusuri penyebabnya, Moms. Dengan mengetahui penyebabnya, akan lebih mudah bagi Anda untuk membantu mengatasi dan menghentikan kesenangannya melakukan masturbasi.
Sementara itu, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah anak melakukan masturbasi. Misalnya, mengalihkan perhatian anak agar tidak memegang alat kelaminnya atau mendorongnya mengembangkan minatnya seperti menggambar atau bermain balok. Namun, bila masalahnya adalah anak merasa kurang kasih sayang, Anda perlu meluangkan waktu lebih banyak bersamanya dan memberikan perhatian yang diperlukannya. Anda juga bisa berbicara soal masturbasi sesuai usia anak. Tak perlu menganggap hal tersebut tabu, karena membicarakan masturbasi dengan anak juga merupakan bagian dari pendidikan seksual. Tapi ingat, Anda harus bicara baik-baik dengan anak dan jangan menghakiminya.
ADVERTISEMENT
Bila ternyata setelah mencoba menanganinya, anak tetap saja melakukan masturbasi, maka mintalah bantuan ahli untuk mengatasinya, Moms. Orang tua mungkin saja merasa malu atas ulah anaknya. Hal tersebut bisa membuat orang tua sulit mendiskusikan perilaku masturbasi ini dengan si kecil.
Selain itu, menurut Satterfield, orang tua sangat dianjurkan untuk menjawab pertanyaan anak tentang masalah seksualitas dengan jujur, realistis, dan dengan cara yang santai namun logis. Sebelum menjawab pertanyaan anak, Anda perlu menanyakan apa yang diketahui anak , agar pemahamannya yang salah dapat dikoreksi. Tapi ingat, hindari membanjiri anak dengan berbagai informasi. Cukup dengan menjawab apa yang ditanyakannya saja dan sesuai usianya ya, Moms.