Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Cara Guru Menjelaskan Fenomena Gerhana Bulan pada Anak TK & SD
31 Januari 2018 14:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tapi bagaimana kalau nanti malam anak minta dijelaskan tentang fenomena gerhana yang tengah dilihatnya pada Anda? Sudah siap, Moms?

“Anak TK belum tahu apa itu konsep gerhana. Mereka harus mengalami sendiri kejadian secara real, itulah yang bisa mereka tangkap,” kata Ella.
"Jadi lebih baik, jelaskan anak dengan memperlihatkan praktik sederhana. Gerhana merupakan konsep bayangan, jadi mereka harus merasakan dulu bayangan itu, misalnya menggunakan senter. Senternya ini kemudian dipakai untuk menyinari adik, kakak atau ayahnya, sambil dianalogikan ini matahari, bulan, dan bumi,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Ella menjelaskan, bila nanti anak melihat langit menjadi gelap sama sekali, mungkin saja anak bertanya, "Bulannya ke mana? Kalau bulannya hilang, hilang ke mana?"
Nah, dari apa yang mereka lihat itu, Anda bisa mengingatkannya lagi dengan peragaan sederhana yang tadi Anda praktikkan menggunakan senter. Terakhir, barulah kita perlihatkan gambar peristiwa gerhana bulan yang asli.
Lain lagi untuk anak SD yang biasanya sudah bisa berpikir lebih kompleks.
“Setiap Rabu, selama 15 menit sebelum kelas dimulai, guru akan membacakan berita penting dengan topik berita yang disesuaikan usia anak. Lalu anak diminta untuk menanggapi berita tersebut. Kebetulan peristiwa penting yang sedang terkini yakni fenomena gerhana bulan. Kemudian ditanyakan ke anak-anak, apakah sudah pernah dengar Super Blue Blood Moon, sebelumnya? Apa saja yang mereka dengar? Apakah mereka juga mendengar peristiwa lain sebagai dampak dari gerhana bulan ini? Seperti terjadi pasang air laut, dan lainnya. Lalu kami tanyakan bagaimana menurut mereka,” cerita Nur Amalina, guru SD yang tergabung di dalam klub ilmuan kecil STEAM Sekolah Kembang, Jakarta.

Nah, menurut Nur Amalina, kegiatan diskusi ini juga sangat bisa Anda lakukan di rumah dengan menyesuaikan kemampuan anak. “Ada anak yang memang sangat tertarik sains, jadi mereka sudah familiar dengan istilah orbit, hafal nama planet, tahu kerak bumi itu apa. Tapi bila tidak begitu kondisinya, coba gunakan perumpamaan, seperti menggunakan biskuit berbentuk bulat.”
ADVERTISEMENT
Nur Amalina juga menyarankan Anda memperlihatkan video gerhana bulan total agar anak semakin dekat dengan objek yang sedang dibayangkan, agar proses diskusi dapat berjalan lebih mudah.
Bagaimana, Moms? Sudah siap mendiskusikan fenomena alam nanti malam dengan ilmuan cilik Anda?