Cara Hitung Napas Anak dalam Satu Menit untuk Deteksi Pneumonia

20 November 2024 12:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak balita mengalami pneumonia. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak balita mengalami pneumonia. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pneumonia dapat menyebabkan masalah bagi pernapasan anak. Yakni peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme. Karena menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak di seluruh dunia, sebaiknya orang tua perlu memahami ciri-ciri anak yang terinfeksi pneumonia.
ADVERTISEMENT

Kenali Batuk yang Tidak Biasa pada Anak

Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi, dr. Wahyuni Indawati, Sp.A(K), menyebut anak dengan pneumonia akan menunjukkan gejala batuk yang berbeda.
"Pada anak, maksudnya bukan batuk biasa adalah bukan dari karakteristik batuknya yang berbeda, tetapi bahwa batuk itu disertai dengan gejala yang lain yaitu gejala dia napas cepat atau dia napas sesak," kata dr. Wahyuni dalam acara temu media memperingati Hari Pneumonia Sedunia 2024 di Jakarta Selatan, Minggu (17/11).
Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi, dr. Wahyuni Indawati, Sp.A(K). Foto: Eka Nurjanah/kumparan
Anak yang terinfeksi pneumonia akan mengalami sesak napas atau mengalami tarikan dinding dada ke bagian dalam. Jadi, yang perlu Anda ingat ialah menghitung napas anak dengan gejala infeksi pernapasan seperti batuk dan demam. Hitung napas anak yang mengalami masalah pernapasan selama satu menit.
ADVERTISEMENT
"Lihat napasnya apakah ada tarikannya waktu dia bernapas. Kalau ada hal tersebut, ya itulah bukan batuk biasa tetapi itu adalah pneumonia," tutur dr. Wahyuni.
Untuk mempermudah melihat apakah pernapasan anak mengalami masalah, Anda bisa mencoba menerapkan rumus. Lantas, bagaimana rumus untuk melihat potensi masalah pernapasan pada anak?

Deteksi Dini Pneumonia Lewat Durasi Napasnya dalam Satu Menit

Pada bayi berusia di bawah 2 bulan, frekuensi napas normal ialah kurang dari 60 kali per menit. Kemudian, anak usia 2 bulan hingga 12 bulan memiliki batas normalnya 50 kali per menit. Sementara untuk anak berusia satu hingga tiga tahun, jumlah normalnya adalah 40 kali per menit.
Ilustrasi dada anak sakit. Foto: Shutter Stock
‘’Lalu, untuk anak di atas 3 tahun memiliki frekuensi batas normalnya ialah 30 kali per menit. Artinya, Anda bisa mengingat lebih mudah yakni dengan rumus 60, 50, 40, dan 30,’’ imbur dr. Wahyuni.
ADVERTISEMENT

Masalah Pneumonia pada Anak

Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi penyebab kematian tertinggi pada anak-anak di dunia. UNICEF mencatat pada 2019 sekitar 2.200 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap hari.
Penyakit yang satu ini biasanya memiliki gejala batuk atau demam biasa. Sehingga orang tua kerap mengabaikannya karena merasa anak dapat sembuh sendiri.
Ilustrasi anak menggunakan nebulizer. Foto: MINTED VasitChaya/Shutterstock
Faktor risiko yang dapat meningkatkan potensi anak terinfeksi pneumonia ialah bayi di bawah dua tahun yang tidak mendapatkan ASI eksklusif, anak yang belum menerima imunisasi PCV, kondisi malnutrisi, kelahiran prematur atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Kemudian paparan terhadap polusi udara atau asap rokok dan tinggal di lingkungan padat juga dapat menjadi pemantik pneumonia pada anak, Moms.
ADVERTISEMENT