Cara Jelaskan Kematian pada Anak Sesuai Tahapan Usianya

13 Oktober 2023 18:57 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu memeluk anak yang sedih karena keluarga meninggal. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu memeluk anak yang sedih karena keluarga meninggal. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kematian atau kehilangan orang yang kita cintai adalah bagian hidup yang tak terelakkan dan menyakitkan. Sayangnya, kita tidak bisa memilih kapan dan bagaimana kesedihan menimpa keluarga kita. Selain itu, melindungi anak-anak dari kenyataan kematian tidak selalu mudah.
ADVERTISEMENT
Setiap orang tua tentu tak ingin melihat anak sedih dan terpuruk. Namun menyembunyikan kematian dari anak juga bukan pilihan yang tepat.
“Anak-anak perlu belajar bahwa kesedihan adalah hal yang wajar dan normal, dan ada cara untuk mengatasinya,” ujar Direktur Kehidupan Anak dan Terapi Kreatif di Rumah Sakit Anak New Orleans, AS, Rene Guilbeau, dikutip dari Verywell Family.
Kematian adalah topik yang sensitif dan sangat penting untuk mempertimbangkan tingkat kedewasaan anak saat hendak membicarakannya dengan mereka.

Kenapa Penting Bicara Kematian pada Anak

Warga melakukan ziarah kubur jelang Ramadhan di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Rabu (22/3/2023). Foto: Hedi/kumparan
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya lebih bersedia mendiskusikan topik kematian memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang finalitas kehidupan dan apa arti sebenarnya ketika seseorang meninggal. Namun, percakapan tersebut sering kali sangat bervariasi berdasarkan usia.
ADVERTISEMENT
Anak-anak pertama kali dapat memahami bahwa kematian bersifat permanen pada usia 3 tahun. Selama beberapa tahun berikutnya, mereka akan semakin memahami bahwa setiap orang meninggal dan kematian adalah akibat dari terhentinya fungsi tubuh.
Kehilangan orang yang dicintai bisa menjadi peristiwa traumatis dan sering kali disertai dengan perubahan hidup. Anak-anak sering kali bisa mengatasi dengan baik ketika orang tua secara terbuka dan jujur menjelaskan konsep kematian kepada mereka dengan cara yang lugas. Hal ini membantu mereka merasa aman dan didukung saat mereka memahami kehilangan tersebut.
“Berbicara kepada anak-anak tentang kematian pada usia berapa pun dapat membantu mereka memahami dan memproses gagasan tersebut, sekaligus mempelajari cara mengatasi kesedihan mereka dengan baik dengan mengurangi rasa takut, kecemasan, dan emosi membingungkan lainnya” kata Alyza Berman, LCSW RRT, seorang psikoterapis dan Pendiri The Berman Center.
ADVERTISEMENT

Kapan Memulai Percakapan

Ilustrasi anak sedih, murung, trauma. Foto: Thanes.Op/Shutterstock
Secara umum, Anda mungkin mempertimbangkan untuk mulai membicarakan konsep kematian ketika anak Anda berusia sekitar 3 tahun. Pada usia ini, sebagian besar anak dapat memahami bahwa kematian adalah sesuatu yang tidak dapat diubah, meskipun mereka mungkin belum dapat memahami secara pasti mengapa hal tersebut terjadi.
“Buat contoh yang dekat dan nyata, seperti kematian hewan peliharaan, serangga di trotoar, atau karakter dalam buku cerita. Membuat anak nyaman dengan topik percakapan ini sejak dini akan membantu mereka memproses lebih baik ketika kematian orang terdekatnya benar-benar terjadi," urai Berman.
Jika ada keluarga yang meninggal, penting untuk mulai berbicara dengan anak-anak Anda sesegera mungkin. Sebab anak-anak sangat intuitif dan akan mengamati dengan cermat bagaimana perilaku orang dewasa di sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
“Jika rutinitas sehari-hari mereka berbeda, atau jika anggota keluarga berperilaku berbeda—semua ini akan menjadi petunjuk bagi anak-anak bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi," katanya.
Lebih baik membuka percakapan sejak dini, daripada membiarkan anak Anda bertanya-tanya apa yang salah atau mengapa ada sesuatu yang disembunyikan dari mereka. Oleh karena itu, luangkan waktu untuk mempersiapkan diri dan temukan momen tenang untuk mengangkat topik tersebut.

Tips Berbicara Tentang Kematian pada Anak

Berikut adalah beberapa tips untuk membahas kematian pada anak.
Katakan dengan jelas dan hindari bahasa eufimisme
Kematian mungkin sulit untuk dibicarakan, bahkan ketika sudah dewasa. Beberapa orang lebih suka menggunakan istilah seperti "tempat yang lebih baik" atau "pergi untuk selamanya" untuk memperhalus topik. Meskipun penggunaan bahasa ini mungkin tampak lebih terhormat atau sensitif, anak-anak mungkin memerlukan penjelasan yang eksplisit dan konkret.
ADVERTISEMENT
“Pada usia muda, eufemisme mungkin membingungkan anak-anak dan membuat konsep kematian lebih sulit dipahami. Selain itu, beberapa anak mungkin merasa dibohongi atau seolah Anda menyembunyikan kebenaran, jadi bersikap terus terang dan jujur ​​akan selalu menguntungkan Anda dalam jangka panjang," kata dr. Berman.
Pertimbangkan untuk menggunakan bahasa langsung seperti “meninggal dunia” ketika berbicara dengan anak Anda. Perjelas bahwa orang ini tidak akan kembali. Bahkan apa pun keyakinan atau agama Anda, mulailah dengan menjelaskan kematian secara fisik. Penelitian menunjukkan bahwa pemahaman ini diutamakan, dan dapat membantu mendukung pemahaman spiritual di kemudian hari.
Jelaskan dengan detail sesuai usia anak
Anak kecil perlu mengetahui bahwa orang tersebut telah berhenti hidup dan hal ini tidak dapat dibatalkan. Ketika anak-anak memasuki tahun-tahun sekolah dasar , mereka mungkin dapat memahami bahwa kematian adalah berhentinya sistem tubuh seperti jantung yang memompa atau bernapas. Dan para remaja mungkin ingin diberi tahu lebih banyak rincian tentang bagaimana suatu penyakit atau kejadian tertentu dapat menyebabkan kematian.
ADVERTISEMENT
Tingkat perkembangan dan kematangan anak berbeda-beda. Jika Anda tidak yakin apa yang sesuai dengan usia anak Anda, mulailah dengan dasar-dasarnya dan lanjutkan percakapan. Respons anak Anda mungkin membantu Anda memahami apa yang mereka pahami tentang kematian.
Biarkan anak bertanya
Anak Anda perlu tahu bahwa mereka boleh bertanya. Anjurkan mereka untuk melihat apakah ada sesuatu yang mereka ingin tahu. Tekankan bahwa mereka juga bisa tanyakan lagi lain waktu jika tiba-tiba ada yang membuatnya bertanya-tanya. Ingatlah bahwa tidak apa-apa jika Anda tidak memiliki semua jawabannya juga.
Berikan kepastian
Kematian bisa menjadi sesuatu yang menakutkan dan sering kali disertai dengan banyak ketidakpastian. Sebagai orang tua, tugas Anda adalah terus mengingatkan anak bahwa tidak apa-apa jika Anda merasakan segudang emosi atas apa yang terjadi. Yakinkan mereka bahwa ini bukan kesalahan mereka, meskipun Anda mengira mereka sudah mengetahui hal ini. Biarkan mereka tahu bahwa Anda ada untuk mereka.
ADVERTISEMENT