Cara Mencegah Stunting Sejak Bayi Lahir

6 April 2022 15:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Stunting masih menjadi salah satu masalah utama gizi di dunia kesehatan. Apalagi, kondisi ini memengaruhi tumbuh kembang anak. Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk mencegah terjadinya stunting.
ADVERTISEMENT
Stunting merupakan kondisi perawakan pendek yang disertai kemampuan kognitif yang terbatas. Salah satu penyebab terjadinya stunting adalah karena kurangnya gizi pada 1000 hari pertama kehidupan anak.
Konsultan laktasi, dr. Wiyarni Pambudi, Sp. A, IBCLC, menjelaskan bahwa stunting bisa terjadi pada 270 hari kehamilan, dan 730 hari atau saat anak berusia 2 tahun. Setelah periode ‘emas’ ini berakhir, upaya perbaikan dengan pemberian gizi atau stimulasi lainnya dinilai hanya mampu mendorong pertumbuhan fisik, bukan untuk meningkatkan kecerdasan dan daya imunitas anak.
“Setelah periode emas anak selesai, berbagai upaya bisa dilakukan, misalnya pemberian gizi yang cukup dan beberapa stimulasi lainnya. Tapi, perlu diingat bahwa upaya ini dilakukan untuk mendorong pertumbuhan fisik, bukan untuk meningkatkan kecerdasan dan imunitas anak stunting,” jelas dr. Wiyarni kepada kumparanMOM, Selasa (05/04).
Ilustrasi kesulitan anak belajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
Selain itu, stunting pada anak juga memiliki dampak untuk jangka waktu panjang, seperti mengalami kesulitan belajar, berisiko terserang berbagai penyakit seperti ginjal dan obesitas, serta kurang produktif saat beraktivitas.
ADVERTISEMENT

Cara Mencegah Stunting pada Anak

Mengutip laman resmi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah stunting, seperti:
1. Menyediakan air bersih dan sanitasi yang layak
Salah satu cara mencegah stunting pada anak yaitu dengan menyediakan air bersih dan sanitasi yang layak di lingkungan rumah. Sebab, 70 persen tubuh manusia terdiri dari air.
Ilustrasi makanan ditutup. Foto: Shutter Stock
Untuk menciptakan lingkungan yang bersih, Anda bisa melakukan beberapa cara, seperti mengolah air sebelum dikonsumsi dan disimpan di dalam wadah yang tertutup, tutup makanan yang tersaji, serta wadah minum dibersihkan secara rutin.
2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Rawat Gabung
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu setelah dilahirkan. Umumnya, kegiatan ini dilakukan selama minimal 60 menit. Adapun manfaat ibu melakukan IMD yakni untuk mengurangi risiko bayi terpapar penyakit, meningkatkan kesempatan bayi mendapatkan kolostrum, dan memperpanjang durasi menyusui hingga bayi mendapatkan ASI eksklusif.
Aktivitas skin to skin ibu dan bayi Foto: Shutterstock
Sementara Rawat Gabung merupakan penyatuan ibu dan bayi baru lahir, kemudian dirawat bersama dalam satu ruang yang sama selama 24 jam. Selain untuk membangun ikatan batin antara ibu dan anak, rawat gabung juga dapat membangun kesehatan mental dan rasa percaya diri orang tua untuk mengurus si kecil.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, dr. Wiyarni menambahkan, upaya mencegah terjadinya stunting pada anak bisa dilakukan sedini mungkin, bahkan sebelum pernikahan ibu dan ayah dilakukan. Misalnya, belajar memahami nutrisi yang dibutuhkan anak, yaitu adekuat.
“Mencegah stunting pada anak bisa dilakukan sedini mungkin, seperti memahami nutrisi yang dibutuhkan anak, memberikan stimulasi sesuai usia dan kebutuhan anak seperti imunisasi lengkap, juga memiliki wawasan tentang perawatan kehamilan yang tepat dan sesuai,” kata dr. Wiyarni.
Intinya, mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut kelahiran sang buah sangat diperlukan, Moms. Mulai dari kesehatan mental, pengetahuan tentang stimulasi yang perlu diberikan, status gizi calon ibu, dan asupan gizi yang diperlukan oleh anak.