Cara Mendisiplinkan Anak sesuai Ajaran Islam, Bolehkah dengan Pukulan?

12 Desember 2024 14:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mendidik anak dalam Islam. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendidik anak dalam Islam. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dalam mendidik anak, ada kalanya orang tua perlu bersikap tegas agar si kecil disiplin. Namun, dalam ajaran Islam, lebih dianjurkan untuk menasihati anak terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan selalu memerintahkan umatnya untuk bersikap lemah lembut. Terutama dalam hubungan keluarga, orang tua harus bersikap lembut pada buah hatinya.
Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam hadis Al-Bukhari yang dikutip dari buku Seni Mendidik Anak di Era Modern dengan Metode Rosululloh (Modern Islamic Parenting) karya Maya Nurani.
“Hendaklah engkau lemah lembut dan jauhilah kekerasan dan kekejian.” (HR. Bukhari)
Kalau anak sudah sangat sulit dinasihati, Anda boleh mendisiplinkannya dengan cara yang sesuai ajaran Islam. Bagaimanakah caranya? Simak panduannya dalam artikel ini, Moms.

Cara Mendisiplinkan Anak menurut Ajaran Islam

Ilustrasi Cara Menghukum Anak dalam Islam. Foto: Shutterstock
Merujuk buku Ajari Anakmu Tentang Akhirat Agar Dia Menolongmu di Akhirat susunan Syaikh Abu Usamah bin Ahmad Al-Jahdari, Islam membolehkan orang tua untuk mendisiplinkan anak dengan cara dipukul. Namun, ini adalah jalan terakhir yang terpaksa ditempuh apabila anak benar-benar tak bisa dinasihati lagi.
ADVERTISEMENT
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah, “Perintahkanlah anakmu salat pada usia tujuh tahun dan pukullah dia karena (meninggalkan)nya pada usia 10 tahun dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud)
Tapi, cara memukulnya pun tidak boleh mencederai si kecil. Jumlah pukulannya juga tidak boleh lebih dari 10 kali.
Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Burdah Al-Anshari bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidak boleh memukul di atas sepuluh cambukan, kecuali dalam kasus yang berkaitan dengan salah satu sanksi pidana Allah.”
Ilustrasi mendidik anak dalam Islam. Foto: Shutterstock
Meskipun dalam hadis tersebut disebutkan jumlah maksimal pukulan sebanyak 10, tapi orang tua sebaiknya menghindari jumlah tersebut. Kalau terpaksa harus memukul, dianjurkan tak lebih dari 3 kali.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan salah satu ulama, Ibnu Abi Dzi'b dari Ibnu Abu Yahya. Beliau berkata, “Secara etis, tidak diperkenankan memukul lebih dari tiga pukulan.”
Rasulullah SAW sendiri tidak pernah memukul anak-anak dan perempuan. Beliau adalah sosok penuh kasih sayang yang mendidik semua orang dengan cara lembut.
Rasulullah SAW hanya pernah menepuk pundak salah seorang anak kecil. Tentunya, tepukan itu bukan termasuk pukulan atau hukuman.
Hal tersebut diceritakan dalam hadis Imam Muslim yang meriwayatkan dari Ibnu Abbas. “Pada suatu ketika, saya sedang bermain bersama anak-anak. Tiba-tiba Rasulullah datang dan saya langsung bersembunyi di balik pintu. Kemudian beliau mendekat seraya menepuk pundak saya dari belakang dan bersabda, ‘Pergilah dan panggilkan Mu’awiyah kemari!’.”
Ilustrasi Cara Menghukum Anak dalam Islam. Foto: Shutterstock
Moms, meskipun mendisiplinkan anak bisa dengan tindakan fisik, tapi sebaiknya hindari keputusan ini sebagaimana Rasulullah SAW. Sebab kekerasan dapat membuat si kecil jadi sosok yang penakut dan cenderung lari dari tanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Mengutip Ensiklopedi Wanita Muslimah karya Haya binti Mubarak Al-Barik, Ibnu Khaldun juga menjelaskan dalam Muqaddimah-nya bahwa memukul dapat merusak jiwa anak.
Beliau berkata, “Jika orang yang mendidik anak suka bersikap keras dan memaksa, maka sikap keras dan paksaan ini akan menekan jiwanya, sehingga menghilangkan semangatnya, mendorongnya bersikap malas, suka berdusta, dan berkilah, karena dia takut tamparan tangan yang dijatuhkan kepadanya.”
Oleh karena itu, saat anak melakukan kesalahan, sebaiknya nasihati dengan penuh kasih sayang, Moms. Jangan tegur anak di muka umum agar ia tidak merasa malu. Lakukan secara pribadi untuk membuat anak merasa tetap dihargai.