Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengendalikan emosi memang bukan hal yang mudah dilakukan siapa pun, termasuk anak-anak. Meski kemarahan adalah emosi yang normal dan harus diungkapkan, namun ada beberapa ekspresi kemarahan yang bisa saja membuat si kecil justru malah menjadi kasar dan agresif.
Untuk itu, sebagai orang tua, Anda harus bisa menyikapi ini dengan benar. Ajarkanlah anak untuk menyalurkan emosinya dengan cara yang aman dan sehat. Nah, berikut kumparanMOM telah merangkum beberapa cara untuk atasi emosi anak usia 4 tahun.
Tips Atasi Emosi Anak Usia 4 Tahun
1. Tenangkan Diri Anak
Apabila anak Anda sedang marah, jangan bereaksi atau menegurnya. Sebab, ini bisa semakin memicu kemarahannya. Jadi, cobalah berikan si kecil waktu sejenak agar ia merasa lebih tenang.
ADVERTISEMENT
Kemudian, bawa ia masuk ke kamar dengan suhu udara yang dingin agar ia memperoleh ketenangan. Pergi ke tempat yang tenang, jauh dari apa yang menyebabkan si kecil marah, bisa membantunya menjadi lebih tenang. Ia pun bisa tertidur atau istirahat untuk membantu meredakan amarahnya.
Namun, jika cara ini tak berhasil, Anda bisa ajak mereka untuk latihan pernapasan. Ya, ajak mereka menarik napas selama beberapa detik, lalu embuskan secara perlahan. Ulangi dan berikan pemahaman dengan bahasa yang sederhana bahwa cara ini bisa membuat anak merasa lebih rileks.
2. Beri Anak Ruang untuk Ungkapkan Perasaan
Moms, sebagai orang tua, jangan biasakan si kecil untuk meluapkan emosinya tanpa alasan. Ya, anak yang sedang marah biasanya cenderung akan mengungkapkan apa yang ia rasa dengan berteriak, menjerit, memukul, menendang, atau melempar benda di sekitarnya. Hal ini dilakukan anak karena ia belum memahami cara mengekspresikan kemarahan secara verbal.
ADVERTISEMENT
Jadi, coba ajarkan mereka kata-kata emosi yang berbeda dan cukup baik untuk memberi tahu Anda bagaimana perasaan si kecil yang sebenarnya pada saat itu. Beberapa kata yang bisa digunakan untuk mengungkapkan perasaan adalah 'marah', 'bahagia', 'takut', 'geram', 'gugup', 'cemas', 'jengkel', dan 'kesal'.
Begitu Anda mengajarinya, dorong anak untuk menggunakan kata-kata tersebut ke dalam sebuah kalimat, seperti "Saya sangat marah sekarang!" Atau "Saya marah padamu" atau "Dia mengganggu saya."
Tak perlu khawatir, karena berbicara selalu merupakan cara yang lebih baik untuk mengekspresikan amarah dibandingkan menendang, meninju, menggigit, melempar, dan menghancurkan barang.
3. Empati pada Anak
Tanpa rasa empati, Anda akan kesulitan untuk mencari cara untuk mengelola amarah seorang anak. Cobalah untuk membujuk anak untuk membicarakan sesuatu yang memancing kemarahannya. Bantu mereka mengenali perasaannya apakah mereka marah, frustrasi, atau hanya kesal pada sesuatu saja.
ADVERTISEMENT
Bila Anda 'berempati', Anda akan mampu memahami perasaan tanpa menghakimi mereka. Saat Anda terbuka untuk mendengarkan, anak akan merasa lebih tenang.
4. Terapkan Batasan
Si kecil boleh-boleh saja marah, sejauh tidak sampai melampaui batas. Apa saja batasan yang tidak boleh dilampaui?
Kadar toleransi orang tua akan mencapai batasnya ketika kemarahan anak sudah sampai merusak fisik dan mengumpat. Beberapa di antaranya adalah memukul, menendang, menggigit, mencubit, atau menggunakan kekerasan fisik.
Pastikan batasan-batasan tersebut menjadi aturan yang tidak tertulis. Pastikan Anda dan anak-anak memahami peraturan ini dan menjalankan konsekuensinya saat salah satunya ada yang melanggar.
5. Aktivitas Fisik untuk Luapkan Emosi Anak
Kemarahan anak bisa juga dilampiaskan melalui aktivitas fisik, sejauh aktivitas itu tidak melukai orang lain. Anda bisa menggunakan bantal sebagai medium untuk melampiaskan kemarahan anak. Aktivitas fisik juga ada batasnya. Jangan mengizinkan anak untuk menerapkan gerakan memukul yang akan membiasakan tindak kekerasan pada anak.
ADVERTISEMENT