Cara Menjaga Kesehatan Vagina, agar Elastis Lebih Lama Usai Melahirkan

12 September 2019 18:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Vagina Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vagina Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kondisi vagina yang sehat, kencang dan elastis jadi idaman banyak perempuan, dan tak terkecuali bagi ibu yang baru melahirkan. Kondisi ini juga dipercaya dapat meningkatkan kualitas aktivitas seksual di dalam rumah tangga.
ADVERTISEMENT
"Kita mau wajah sehat dan mulus, maka kita rajin merawatnya, misal pakai krim perawatan kecantikan. Tapi bagaimana dengan vagina? Padahal ia (vagina) sudah mengalami rudapaksa oleh suami dan melalui proses melahirkan. Vagina yang ada di bawah sana, juga butuh perawatan," kata dr. Inge Satyo A, founder Gerakan Perempuan Sadar Vagina (PSV) pada edukasi Perempuan Sadar Vagina, di Jakarta, Rabu (11/9).
Ya, Moms, seperti yang kita tahu, vagina yang hanya dimiliki para perempuan ini adalah aset penting dan berharga. Tak cuma itu, tapi juga bisa menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga. Menjaganya tetap dalam keadaan sehat, wajib Anda lakukan. dr. Inge menyebut tips yang mesti tiap perempuan lakukan, antara lain:
dr. Inge Satyo A, founder Gerakan Perempuan Sadar Vagina (PSV) Foto: Fina Prichilia/kumparan
- Setiap tahun, rutin lakukan pemeriksaan pap smear dan Iva Test untuk mendeteksi dini kondisi patologis di leher rahim.
ADVERTISEMENT
- Cukur bulu di area kemaluan 3 hari sekali, harus sampai gundul pake pisau cukur sendiri. Jangan berbagi pisau cukur dengan orang lain meskipun suami ya, Moms.
- Pilih celana dalam berbahan katun, dan pastikan selalu dalam keadaan bersih dan kering.
- Cuci daerah kewanitaan minimal 3x sehari (pagi, siang, dan menjelang tidur) dengan sabun bayi dan air mengalir. Hindari pemakaian sabun mandi biasa, karena bisa membunuh bakteri baik yang ada di dalam lubang vagina.
Ilustrasi vagina sehat. Foto: Shutterstock
- Hindari pemakaian pantyliner, karena justru akan percepat berkembangnya bakteri yang tidak menguntungkan vagina. Sebagai gantinya, rutin ganti celana dalam setiap hari, agar kondisi area kemaluan tetap kering dan bersih.
- Saat menstruasi, ganti pembalut minimal 4-6 jam sekali, meski pembalut masih kosong/belum penuh. Ini karena banyak material pembalut di luar sana menggunakan bahan daur ulang, sehingga bisa sebabkan risiko terkena kanker serviks. Gunakan menstrual pad untuk mengurangi risiko tersebut, ketika Anda sedang di rumah.
ADVERTISEMENT
- Punya tas khusus berisi: celana dalam ganti, tisu toilet bawa sendiri, sabun bayi, sediaan (atau semprotan khusus untuk vagina), yang dibawa setiap hari. Jangan campur dengan penyimpanan barang lain seperti uang atau kunci mobil misalnya.
- Setia dan berhubungan seks hanya dengan pasangan sah atau tidak memasukkan lebih dari satu penis ke dalam vagina.
- Jangan ragu untuk konsultasi ke dokter, jika Anda mengalami gangguan kesehatan pada organ kewanitaan, Moms.
- Mengunakan sediaan atau materi tambahan baik untuk menutrisi vagina. Syaratnya, pilih yang tidak akan mengganggu ph dan jumlah bakteri normal pada vagina. Cara mudah yang bisa Anda coba ialah sebelum menyemprotkan sediaan itu ke vagina, maka semprotkan dulu ke dalam mulut. Kalau tidak membuat gatal, berarti aman.
ibu hamil olahraga Foto: Shutterstock
- Rajin olahraga, karena melatih otot vagina dan otot dasar panggul selama 2-3 kali. Olahraga yang bisa dilakukan seperti berenang, senam kegel (baik untuk ibu hamil maupun sedang tidak hamil), yoga, senam dengan gerakan terpusat di pangkal paha, perut bagian bawah dan otot-otot panggul.
ADVERTISEMENT
- Perbanyak makan sayur dan buah yang mengandung serat untuk kelancaran pencernaan. Penumpukan sisa makanan di usus besar bisa pengaruhi elastisitas otot dasar panggul.
Ilustrasi rokok. Foto: REUTERS/Eric Gaillard
- Hindari merokok dan sebisa mungkin hindari asap rokok pula, karena salah satu penyebab kanker leher rahim dan bisa mempercepat penurunan elastisitas sel otot.
- Batasi pemakaian celana panjang atau pendek terlalu ketat atau terlalu tebal dalam waktu lama. Karena bisa mengganggu sirkulasi udara dan meningkatkan kelembapan. Alhasil, bakteri dan jamur bertumbuh lebih cepat dan sebabkan keputihan.