Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tidak hanya memberi bayi kandungan ASI yang bernilai tinggi untuk kesehatannya, menyusui juga menciptakan hubungan emosional kuat antara ibu dan bayi dan memberi banyak manfaat untuk ibu.
Namun agar proses menyusui lancar dan bayi dapat memperoleh ASI dengan optimal, ibu perlu mengetahui cara menyusui dengan benar.
Ya Moms, Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui laman resmi mereka menjelaskan, ada beberapa hal penting yang perlu dipahami terkait cara menyusui bayi. Yaitu posisi saat menyusui, pelekatan dan frekuensi menyusui.
Posisi saat Menyusui
Memposisikan bayi dengan benar sangat penting saat menyusui. Dengan memposisikan dan melekatkan bayi dengan benar akan mencegah puting lecet dan menjaga pasokan ASI mencukupi. Caranya?
ADVERTISEMENT
1. Ibu perlu mencari posisi senyaman mungkin. Sandarkan punggung, gunakan bantal bila merasa perlu atau pakai bangku kecil untuk penyangga kaki agar kaki ibu tidak tergantung selama menyusui.
Setelah ibu nyaman, letakkan kepala bayi pada sepertiga atas lengan bawah di sisi payudara yang sama. Bayi berbaring miring menghadap ke ibu, sehingga perut anda menempel pada perut bayi, dan dada ibu menempel pada dada bayi. Wajah bayi menghadap payudara, hidung bayi menghadap ke puting.
Dalam posisi ini, tubuh bayi berbaring seharusnya dalam 1 garis lurus sehingga telinga, bahu, dan panggul berada pada 1 garis lurus. Bila belum mencapai posisi 1 garis lurus, coba perbaiki lagi.
2. Sangga seluruh tubuh bayi dengan baik. Bila bayi masih kecil, menyangga bisa dilakukan dengan 1 lengan, dan bila bayi besar biasanya disangga dengan 2 lengan atau bila perlu dibantu dengan bantal besar atau handuk besar yang digulung, yang diletakkan di pangkuan.
ADVERTISEMENT
3. Pegang payudara menggunakan tangan ibu yang lain. Ibu jari di bagian atas payudara, kurang lebih 1 jari di atas areola atas, sedangkan 4 jari yang lainnya menyangga payudara di bagian bawah, sehingga payudara terangkat dan puting mengarah ke atas. Dekatkan bayi ke ibu.
4. Rangsang bayi agar membuka mulutnya dengan menyentuhkan puting pada bibirnya. Lalu tunggu bayi membuka mulutnya selebar mungkin. Saat itu masukkan payudara sebanyak mungkin ke dalam mulut bayi, sehingga makin banyak saluran ASI yang masuk ke dalam mulut bayi dan ujung puting berada pada langit-langit lunak bayi. Isapan bayi dapat dirasakan oleh ibu.
Ingat, Moms, menyusui seharusnya tidak membuat rasa sakit, jadi pastikan Anda merasa nyaman dan posisi bayi benar. Bila terasa sakit atau tidak nyaman, artinya ada yang belum benar.
ADVERTISEMENT
Pelekatan Ibu dan Bayi saat Menyusui
Pelekatan yang benar adalah kunci keberhasilan menyusui. Pelekatan maksudnya saat bayi memasukkan puting dan areola ke dalam mulutnya dan mulai mengisap ASI yang keluar dari payudara ibu.
Pelekatan yang benar saat menyusui adalah sebagai berikut:
Saat pelekatan sudah benar, ibu dapat melihat bagaimana bayi menyusu dengan baik akan mengisap dengan pelan, berirama, tidak tergesa-gesa, dan tidak terdengar bunyi berdecak. Yang terdengar hanya suara bayi menelan.
ADVERTISEMENT
Frekuensi Menyusui
Ingin produksi ASI banyak? Maka sering-sering lah menyusui. Sebab, makin sering ibu menyusui makin banyak produksi ASI.
Bayi ASI biasanya menyusu tiap 2-3 jam, lebih sering dibanding bayi susu formula, karena ASI lebih mudah dicerna. Sementara soal lamanya menyusu ditentukan oleh kebutuhan bayi yang bisa sangat berbeda-beda antara satu bayi dengan bayi lainnya meski berusia sama.
Itu lah kenapa, terkait frekuensi menyusui, ibu perlu belajar mengenali tanda-tanda bayi lapar. Ingat Moms, bayi menangis tidak selalu berarti lapar. Jadi amati lah dan kenali betul si kecil agar dapat memahaminya. Selamat menyusui!