Cara Penuhi Hak Bermain Anak dengan Membiarkannya Bereksplorasi di Rumah

19 Juli 2023 10:16 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak bermain menyusun balok kayu bersama orang tua. Foto: fizkes/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak bermain menyusun balok kayu bersama orang tua. Foto: fizkes/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bermain menjadi aktivitas yang penting di masa tumbuh kembang anak. Sehingga, menyediakan tempat yang aman dan nyaman untuk si kecil bermain merupakan salah satu tanggung jawab yang perlu dipenuhi semua orang tua.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, beristirahat, berekreasi, dan bermain adalah hak anak yang wajib dipenuhi. Oleh karenanya, sebaiknya ibu dan ayah tidak membatasi buah hatinya saat bermain dengan membiarkannya bereksplorasi, terutama di rumahnya sendiri.
"Kalau di rumah sendiri tempat tinggal dia, dia tidak bebas, tidak nyaman untuk bermain itu sangat menyedihkan, ya. Kalau orang tuanya takut saat anak bermain bebas, takut kuman, jadi kita ingatkan untuk menyediakan tempat yang aman buat anak," ujar Brand Manager SoKlin Lantai Natural Essence, Zahratun Mutmainah, dalam acara jumpa pers yang diselenggarakan WINGS Care di Buumi Playscape, Pacific Place, Jakarta Pusat (18/7).
Menurut Zahra, ada dua kriteria penting soal lingkungan rumah yang ideal untuk area bermain anak, seperti:
ADVERTISEMENT
Punya Ruang
Rumah setidaknya memiliki ruang yang cukup dan aman untuk anak bereksplorasi dengan berbagai jenis permainan dan aktivitas yang dilakukannya.
Bersih
Lingkungan rumah yang bebas dari kuman dan bakteri akan melindungi anak dari paparan penyakit dan mengoptimalkan aktivitas bermainnya. Apalagi, anak-anak biasanya suka bermain dengan bebas di lantai. Jadi, pastikan lingkungan rumah, terutama area lantai tetap bersih ya, Moms.

Kata Psikolog soal Cara Penuhi Hak Bermain Anak

Seorang anak bermain menyusun balok kayu. Foto: siro46/Shutterstock
Berikan Kepercayaan pada Anak
Sering kali, orang tua ingin menjadi pemeran utama dalam dunia bermain anak. Padahal, seharusnya anak lah yang punya kendali atas dunia bermainnya karena mereka sebenarnya punya cara sendiri untuk mengembangkan kemampuan belajarnya dengan alami.
"Orang tua merasa paling tahu anak harus apa, apa yang terbaik buat dia, padahal masing-masing anak itu punya kemampuan alami untuk belajar yang dalam metode montessori disebut unique inner teacher," kata Psikolog Klinis dan Keluarga, Pritta Tyas, M.Psi., Psikolog., yang juga hadir dalam jumpa pers tersebut.
ADVERTISEMENT
Unique inner teacher merupakan salah satu prinsip dalam metode montessori yang bisa diterapkan orang tua untuk memenuhi hak anak-anak dalam bermain. Jadi, penting bagi orang tua untuk mempercayai bahwa buah hatinya mempunyai keinginan alami untuk belajar selama ibu dan ayah memberikan ruang yang cukup atau sesuai dengan kebutuhan si kecil.
Jangan Diinterupsi
"Anak itu punya hak untuk bereksplorasi dan tidak diinterupsi," tegas Pritta.
Tak perlu selalu mengarahkan atau mengoreksi saat anak menyusun baloknya tidak sesuai warna atau puzzle yang tidak sesuai dengan urutan nomor. Bisa jadi, si kecil sedang belajar untuk membuat hal lain yang lebih luar biasa sesuai dengan imajinasinya, Moms. Sebaliknya, jika orang tua terlalu membatasi anak untuk berkreasi dengan melarangnya mencampurkan berbagai mainan, mungkin mahakarya tidak akan terwujud dan Anda tidak akan melihat perkembangan serta potensi si kecil.
Seorang anak bermain menyusun balok kayu. Foto: aslysun/Shutterstock
Terapkan Hands on Learning
ADVERTISEMENT
Apa yang dilakukan oleh tubuh anak akan secara alami masuk ke dalam working memory sehingga ia bisa mengingatnya dalam jangka panjang. Oleh karenanya, si kecil sangat membutuhkan permainan yang hands on learning sejak usia dini, terutama di usia 3-6 tahun.
Misalnya, saat anak belajar tentang sisi kubus di TK, tapi dengan cara mengeksplorasi secara langsung yaitu memegang dan mengamati bentuk fisik dari balok 3 dimensi tersebut.
Berikan Ruang
Ruang untuk bermain yang aman dan nyaman memang sangat penting bagi anak. Tapi, yang lebih penting lagi adalah membiarkan si kecil bereksplorasi di dalamnya. Biarkan ia bergerak, duduk, bahkan hingga tiduran di lantai. Semuanya baik untuk mendukung tumbuh kembangnya, Moms.
ADVERTISEMENT
"Anak boleh tiduran di lantai, nggak harus duduk terus. Ketika tangannya gerak, badannya juga gerak, working memory-nya bekerja jadi dia lebih ingat," lanjut psikolog sekaligus Founder Bumi Nusantara Montessori & Parents Educator tersebut.
Seorang anak bermain dengan ayah. Foto: siro46/Shutterstock
Temani Anak Bermain
Setiap orang tua tentu memiliki kesibukan masing-masing disamping tanggung jawabnya mengasuh anak. Namun, anak juga punya hak untuk mendapatkan perhatian ibu dan ayahnya setiap hari. Jadi, meski sibuk, orang tua sangat disarankan untuk tetap bisa memberikan waktunya pada sang buah hati minimal dengan menemaninya bermain walaupun sebentar. Pastikan ibu dan ayah membangun keintiman dan social attachment yang baik saat bersama anak.
"Yang paling sederhana saat orang tua menemani bermain harus bisa eye to eye sama anak, kemudian orang tua menirukan intonasi dan ekspresi anak atau disebut social attachment. Jadi kalau dia seru, kita ikutan seru jangan flat aja. Anak akan merasa bahwa mama papa satu level sama aku, satu pemahaman sama aku," pungkas Pritta.
ADVERTISEMENT