Cara Sandra Dewi Hadapi Perbedaan Karakter Dua Putranya

22 September 2022 12:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
12
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandra Dewi di 3rd Anniversary MoMaMi, Kamis (15/8). Foto: Dok. MoMaMI
zoom-in-whitePerbesar
Sandra Dewi di 3rd Anniversary MoMaMi, Kamis (15/8). Foto: Dok. MoMaMI
ADVERTISEMENT
Setiap anak terlahir dengan karakter dan perilaku yang berbeda-beda. Ada anak yang pendiam, cerewet, sensitif, cuek, dan lainnya. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi para orang tua. Sebab ayah dan ibu mempunyai peran penting dalam pembentukan karakter anak.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga dialami oleh salah satu selebriti Tanah Air, Sandra Dewi. Ia bercerita bahwa kedua putranya, yakni Raphael dan Mikha, memiliki sifat yang sangat berbeda. Menurut istri Harvey Moeis itu, anak pertamanya, Raphael, lebih pendiam daripada anak keduanya, Mikhael, yang lebih sulit diatur.
Sandra Dewi dan keluarganya Foto: Dok Instagram @raphaelmoeis
Selain itu, rupanya Raphael dan Mikha juga memiliki karakter yang berbeda. Sandra mengungkapkan Raphael bisa dikatakan sebagai anak serba bisa, sementara sang adik diibaratkan menjadi anak yang malas bergerak.
“Anak kedua tuh beda banget sama anak pertama, nakalnya luar biasa. Anak yang pertama tuh ngapain aja jago, semuanya jago, yang kedua ngapain aja gak mau,” ungkap Sandra Dewi, dalam acara ulang tahun ketiga MoMaMi, Kamis (15/8).
ADVERTISEMENT
Ya Moms, perbedaan karakter ini kerap membuat adik kakak ini sering bertengkar. Bahkan, Mikha seringkali mengganggu waktu bermain sang kakak, misalnya mengambil mainan atau barang yang sedang dipegang olehnya.
“Kebetulan anak saya yang pertama memang baik banget. Mungkin karakternya memang penuh kasih sayang ya. Anak saya yang pertama ini kalau lagi main terus adiknya datang ngambil terus lempar ke kakaknya, dia tuh enggak senang aja sama kakaknya, mereka saling menyayangi, tapi kayak ada satu momen adiknya itu ganggu banget,” jelas Sandra.

Gaya Parenting Sandra Dewi saat Hadapi Kedua Putranya yang Berbeda Karakter

Melihat kedua anaknya, Sandra Dewi pun teringat dengan masa kecilnya dahulu. Ternyata, Sandra Dewi juga pernah merasakan selalu harus mengalah setiap bertengkar dengan sang adik. Tak jarang ia pun merasa kesal diperlakukan seperti itu.
ADVERTISEMENT
Kerap dialami oleh anak pertamanya, Sandra Dewi memutuskan untuk berkonsultasi dengan psikolog. Rupanya, psikolog mengatakan bahwa itu bukanlah hal yang tepat dilakukan. Sebab setiap anak punya haknya masing-masing.
“Dulu, saya enggak ngerti ya, saya selalu merasa waktu masih kecil ya karena anak pertama, saya selalu disuruh ngalah sama adik-adik saya. Tapi setelah saya banyak ngobrol sama psikolog, enggak boleh ternyata, anak saya yang besar ini punya hak, dia lagi main enggak boleh dong direbut,” kata Sandra Dewi.
Potret keluarga Sandra Dewi. Foto: Instagram/@sandradewi88
Lebih lanjut, Sandra Dewi perlu melihat situasi aslinya terlebih dahulu untuk menentukan sikap yang perlu dilakukan. Ia juga mengaku tidak segan untuk menegur anak keduanya jika terbukti salah.
“Jadi saya harus lihat situasinya dulu, siapa yang harus saya bela ya, kalau dia ngerebut, eh enggak boleh ngerebut punya kakak ya, tidak boleh. Tapi anak saya yang kedua memang cukup keras ya, jadi akhirnya saya ngajarin keduanya sih kalau dia punya hak untuk mempertahankan apa yang menjadi milik dia, dan dia gak harus sharing semua yang dia punya atau yang lagi dia mainin,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Meskipun anak keduanya sering mengamuk atau menangis bila keinginannya tak terpenuhi, hal itu tidak membuat Sandra Dewi perlu untuk membelanya. Hal ini dilakukan agar si kecil mengetahui bahwa yang dilakukan adalah tindakan yang salah.
“Anak yang kedua, mau dia ngamuk kayak apapun, dia nangis mau kayak apapun, saya enggak akan belain dia karena saya tahu dia memang salah. Mentang-mentang dia anak kecil, dia ngamuk, dia kayak gimana, saya enggak akan belain dia,” jelasnya.
Sampai sekarang, artis yang dijuluki sebagai Princess Disney ini mengaku masih terus belajar berbagai cara agar bisa mengontrol emosi saat menghadapi perbedaan karakter kedua anaknya. Menurutnya, emosi orang tua akan mempengaruhi pola asuh atau cara mendidik, terutama bila memiliki perbedaan karakter.
ADVERTISEMENT