news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Ibu: Anak Saya Sempat Speech Delay karena Terlalu Sering Nonton Gadget

15 September 2022 19:03 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cerita Ibu: Anak Saya Sempat Speech Delay karena Terlalu Sering Nonton Gadget. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Cerita Ibu: Anak Saya Sempat Speech Delay karena Terlalu Sering Nonton Gadget. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Penggunaan gadget pada anak sebenarnya tak melulu berdampak negatif, selama digunakan dengan bijak. Namun, bila pemberian gadget pada si kecil tidak tepat, maka memang bisa berdampak buruk.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparanMOM, Ibu berinisial X bercerita bahwa anaknya sempat mengalami speech delay akibat sering diberi akses tontonan lewat gadget. Ceritanya bermula saat anak sulungnya berusia dua tahun dan sudah terbiasa menonton YouTube sambil makan. Hal ini dilakukan ibu X agar anaknya mau makan, begitu juga untuk membuatnya tenang saat sedang rewel. Bahkan, anaknya juga sudah bisa memilih tontonannya sendiri di YouTube, terutama tayangan-tayangan animasi bahkan dengan beragam bahasa.
Awalnya, ibu X merasa tidak ada masalah. Permasalahan mulai muncul saat anaknya berusia 4 tahun dan ia belum lancar berbicara. Saat diajak ngobrol, si kecil terkadang juga kurang fokus. Akhirnya ia memutuskan ke psikolog dan anaknya dinyatakan speech delay lalu harus menjalani terapi wicara. Sejak saat itu, ia berusaha mengajak sang anak mengikuti terapi dua kali seminggu.
Ilustrasi anak bermain gadget. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Banyak sekali tantangan yang dihadapi saat menghadapi persoalan anaknya. Karena kondisinya yang sulit fokus dan belum lancar bicara, si kecil jadi sulit mengikuti pelajaran di TK hingga awal masuk SD. Kondisi ini juga menjadi perhatian wali kelasnya, yang khawatir anak tersebut mengalami kesulitan mengikuti pelajaran di kelas.
ADVERTISEMENT
Tak menyerah, ibu X tetap rajin mengajak anaknya ke psikolog hingga dokter anak. Tidak lupa, sebagai orang tua, ia juga berusaha lebih sabar menghadapi anaknya saat di rumah termasuk membantu memberikan stimulasi agar lebih fokus dan lancar bicaranya.
Usaha kerasnya akhirnya membuahkan hasil positif. Seiring berjalannya waktu, ada banyak kemajuan yang terjadi, termasuk juga bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan nilainya pun bagus-bagus.
Ibu X pun berpesan kepada para ibu agar tidak menyerah bila menghadapi kondisi sulit dalam mengasuh anak. Dan jangan lupa, tetap beri batasan screen time pada anak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Nah Moms, cerita Ibu X yang dibagikan lewat akun Instagram @kumparanMOM mendapat respons dari followers. Ada yang menceritakan pengalaman serupa, begitu juga memberikan berbagai saran agar anak tidak terus-terusan bermain gadget.
ADVERTISEMENT
"Semangat berlatih bg teman2 yg mengalami speech delay... ❤️," tulis pemilik akun @beehutchi_dita.
"Adikku juga begini. dia lahir pas aku msh 2 tahunan, jadi ibuku benar2 bekerja keras ngurus kami berdua. pas ibuku lagi bagian ngurusin aku untuk antar les, antar sekolah, outdoor activities dll, ada beberapa kali screen time untuk adikku (tp ternyata mungkin itu termasuk kebanyakan). akhirnya dia speech delay dan rutin terapi di salah satu RS di jakarta. sama persis penyebabnya, screen time terlalu banyak. semangat para ibu yang mengalami kasus serupa, tantangan ini pasti berat but these shall pass❤️ and i’ll never forget my parent’s sacrification for these," kata pemilik akun @inilalaland.
"Sebaiknya mengenalkan screentime tontonan setelah lancar bicara saja. Umur 2 tahun ke atas. Dibawah itu usahakan jangan, lebih baik perbanyak komunikasi langsung dan bisa juga baca buku cerita bersama..," tulis pemilik akun @frahmatika_.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, sebenarnya memberikan screen time pada anak tidak selalu berdampak buruk. Pemberian gadget yang tepat bisa membantu anak belajar--tentunya bila digunakan dengan cara yang tepat dan sesuai rekomendasi ahli. Lantas, bagaimana caranya agar penggunaan gadget tidak menimbulkan dampak negatif pada anak.

Cara Bijak agar Gadget Tak Berdampak Buruk Bagi Anak

1. Beri Batasan Screen Time
anak main gadget sebelum tidur. Foto: Shutterstock
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan penggunaan media digital bagi bayi hingga berumur 18 bulan hanya untuk video call. Itu pun juga harus didampingi oleh orang tua atau orang dewasa lainnya. Jadi, pastikan tidak ada aktivitas screen time lain yang dilakukan, kecuali untuk kebutuhan video call. Sebab, anak berusia di bawah dua tahun masih kesulitan memahami apa yang dilihat di layar gadgetnya dan bagaimana kaitan dengan dunia nyata.
ADVERTISEMENT
2. Konten Edukasi Berkualitas
Di usia 2 tahun, anak cenderung sudah mulai memahami dan mempelajari kata-kata saat melakukan video call atau menonton media edukasi digital. Sementara saat anak berusia 3-5 tahun, pikirannya sudah lebih berkembang dan dengan pemberian program pendidikan yang tepat bisa membantunya belajar lebih banyak soal keterampilan sosial, bahasa, dan bahkan membaca.
Jadi, jangan lupa untuk memilih tontonan yang berkualitas dan bersifat interaktif, tidak mengandung kekerasan, edukatif, serta bisa membantu mengajarkan kemampuan bersosialisasi pada anak. Setelah itu, Anda juga bisa ikut bermain saat anak sedang melihat tayangan tersebut.
3. Temani Nonton Sambil Tetap Ajak Anak Berbicara
Ilustrasi anak balita belajar dengan gadget. Foto: Shutterstock
Dilansir Healthy Childrens, screen time pada anak tetap perlu didampingi (co-view) orang tua atau pengasuhnya. Jangan lupa untuk memilih dengan cermat dan nonton kontennya terlebih dahulu sebelum diberikan ke kecil, untuk memastikan tayangannya tepat dan bisa mengedukasi.
ADVERTISEMENT
Saat menemaninya menonton tayangan tersebut, orang tua juga sebisa mungkin tetap mengajaknya ngobrol, Moms. Bicaralah tentang hal-hal yang dilihatnya dari layar gadget, seperti "Tadi gajah ini berjalan di mana, ya?", "Seperti tokoh ini, kalau bangun tidur kita harusnya bagaimana?", "Menurut kakak, kalau berkelahi itu baik atau buruk? Kalau bertengkar, siapa yang harus minta maaf duluan?", dan sejenisnya. Anda juga bisa memanfaatkan konten-konten tersebut untuk menjelaskan situasi yang mungkin masih sulit dipahami oleh si kecil. Ajari anak untuk bertanya dan atau mendiskusikan tayangan yang ditonton setelah selesai.
4. Pahami Durasi Screen Time
Mengutip Kids Health, screen time bagi balita berusia 18-24 bulan adalah kurang dari 1 jam atau masih sangat dibatasi ya, Moms. Sementara bagi anak berusia 2-5 tahun, diusahakan tidak lebih dari satu jam sehari dengan tetap didampingi orang tua atau pengasuh.
ADVERTISEMENT
5. Hindari Pemberian Gadget di Luar Pembelajaran
Orang tua perlu menyesuaikan dan membatasi pemberian gadget dalam kondisi seperti menenangkan saat rewel, sedang makan, sebelum tidur, dan jangan sampai biarkan dia nonton sendirian tanpa ditemani. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik. Serta, jangan lupa matikan gadget saat sudah melebihi batas waktu dan beraktivitaslah secara fisik maupun bermain permainan lain.
=====
Yuk, baca lebih banyak #CeritaIbu yang inspiratif di Instagram @kumparanmom. Atau ingin ikut berbagi cerita? Bisa, Moms! Kirimkan saja cerita Anda lewat DM Instagram @kumparanmom.