Cerita Ibu: Bayi Saya Tertular TBC dari Neneknya dan Jalani Pengobatan 6 Bulan

11 Mei 2022 19:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi sakit tertular TBC dari neneknya. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi sakit tertular TBC dari neneknya. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Ibu mana yang tidak sedih saat mengetahui anaknya yang masih bayi sakit. Apalagi, daya tahan tubuh bayi masih sangat lemah dan membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Hal ini lah yang dialami oleh Ibu Kartini ketika mengetahui bayinya yang kala itu berusia enam bulan terinfeksi tuberkulosis (TBC).
ADVERTISEMENT
Cerita Kartini bermula ketika ia menitipkan si kecil pada mertuanya saat harus kembali bekerja. Setelah beberapa bulan, tiba-tiba mertuanya yang berusia 75 tahun mengalami demam dan batuk yang tak kunjung sembuh. Setelah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan, ternyata ibu mertuanya mengalami penyakit TB paru aktif.
Khawatir ikut tertular, Kartini ikut memeriksakan bayinya dan ternyata hasilnya positif TBC juga. Ketika mengetahuinya, ia merasa hancur. Namun demi berjuang sembuh, bayi dan mertuanya sama-sama menjalani pengobatan selama enam bulan.
Tidak mudah ketika harus memberikan obat setiap hari kepada bayi mungilnya. Kartini sedih karena si kecil terus menolak setiap diberikan obat. Namun dengan dukungan suami dan tekad agar bayinya bisa sembuh, Kartini pun tidak menyerah.
ADVERTISEMENT
Perjuangannya merawat dua orang pun tidak sia-sia. Setelah enam bulan menjalani pengobatan, mertua dan bayinya pun dinyatakan sudah negatif TBC.
Nah Moms, cerita Ibu Kartini yang dibagikan lewat akun Instagram @kumparanMOM mendapat beragam respons dari followers. Ada yang turut membagikan pengalaman serupa, dan ada pula yang salut dengan semangat Kartini.
"Ngerasain sendiri gimana bosan nya minum obat tbc berbulan2 😢," tulis akun @annisa_dwi.septiani.
"Ibu mertuanya tapi kooperatif mau diajak berobat. Ada lhoo yg gak mau diajak berobat," tulis pemilik akun @rachmawatirachmaa.
"Kasian ibu mertua nya udh sepuh sakit harus ngurus bayi😢 aku yg masih muda ngurus anak sendiri satu aja sering ngeluh capek😢," kata akun @aryani_rw.
Berkaca dari cerita Ibu Kartini di atas, sebagai orang tua kita tidak boleh menganggap remeh ketika bayi menunjukkan gejala sakit saat dirawat oleh orang lain. Kita juga perlu memahami apa itu penyakit TBC dan apa saja gejala yang bisa dialami pada si kecil.
ADVERTISEMENT

Penjelasan Penyakit TBC

Ilustrasi bayi sedang sakit menangis. Foto: Shutter Stock
Tuberkulosis (TBC) adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri sejenis Mycobacterium tuberculosis. TBC paling sering menyerang paru-paru, tetapi tak sedikit juga yang menginfeksi bagian tubuh lain seperti tulang belakang, ginjal, dan otak.
Biasanya, TBC bisa menginfeksi orang-orang dengan daya tahan tubuh yang sedang lemah. Apalagi bayi yang masih berusia di bawah satu tahun memiliki daya tahan tubuh lebih lemah ketimbang orang dewasa. Sehingga, mereka pun sangat rentan terkena TBC.
Mengutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyakit ini bisa ditularkan ke bayi dan anak-anak oleh orang dewasa yang menderita TB aktif melalui percikan dahak yang keluar saat batuk, bicara, bersin atau bernyanyi. Namun, bayi dan anak cenderung tidak menularkan bakteri ini ke orang lain. Percikan dahak yang mengandung kuman TB ini bila terhirup dan masuk ke paru-paru akan menyebabkan timbulnya infeksi TB.
ADVERTISEMENT

Gejala Bayi Terinfeksi TBC

Ilustrasi bayi menangis saat sedang sakit. Foto: Shutter Stock
Berbeda dengan TBC pada orang dewasa yang gejala utamanya adalah batuk disertai dahak lebih dari 3 minggu, ternyata gejala TBC pada bayi tidak spesifik. Biasanya, gejala yang paling terlihat adalah demam lebih dari dua minggu, tapi itu pun sifatnya hilang timbul. Si kecil juga mengalami batuk beberapa hari, dan cenderung tidak bisa mengeluarkan dahak. Karena itu, banyak orang tua yang tidak sadar anaknya terkena TBC.
Berikut adalah gejala TBC menginfeksi bayi yang perlu orang tua tahu, dikutip dari Baby Center:
1. Demam terus menerus
2. Nafsu makan atau minum ASI menurun
3. Berat badan turun secara tiba-tiba
4. Badan terlihat lemah dan lesu
5. Terus berkeringat saat malam hari
ADVERTISEMENT
6. Batuk terus-terusan
7. Napas berat dan cepat
8. Beberapa bagian tubuh membengkak, terutama bagian yang terdapat kelenjar
Belajar dari cerita Kartini, sudah tepat untuk langsung memeriksakan kesehatan bayinya setelah mengetahui mertuanya positif terkena TBC. Bila Anda merasakan si kecil mengalami gejala-gejala di atas, perlu segera dibawa ke dokter untuk mendapat diagnosis pasti dan diberikan penanganan yang tepat. Hal itu dapat mencegah terjadi komplikasi lainnya.

Bagaimana Pengobatan TBC pada Bayi?

Waspadai TBC. Foto: Studio.51/Shutterstock
Untuk memastikan bayi terinfeksi TBC atau tidak, dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan, salah satunya uji tuberkulin atau tes Mantoux. Tes Mantoux merupakan pemeriksaan dengan cara menyuntikkan larutan tuberkulin (protein kuman TB) di bawah kulit (intrakutan). Hasil tes dapat dibaca antara 48-72 jam, dan jika timbul benjolan pada bekas suntikan maka dikatakan bisa hasil tes positif.
ADVERTISEMENT
Kemudian bisa dilakukan tes darah untuk memeriksa antibodi terhadap bakteri penyebab TBC. Jika bayi memiliki antibodi saat tes darah, berarti ia terinfeksi TB. Dokter lalu akan mengarahkan untuk dilakukan tes rontgen setelah diketahui hasilnya positif, untuk mengetahui derajat berat ringannya TBC.
Apabila stadium penyakitnya TB laten atau belum mengembangkan penyakit, dokter biasanya akan memberikan antibiotik untuk diminum setiap hari selama 3-9 bulan agar TBC tidak semakin berkembang. Namun, jika infeksi sudah sampai menyebabkan penyakit TB, dokter akan memberikan bayi 3 atau 4 jenis obat selama enam bulan berturut-turut tanpa putus. Sekaligus juga dilakukan pemeriksaan rutin untuk melihat perkembangan pengobatan dan efek samping yang mungkin dirasakan si kecil.
Setelah kondisi bayi sudah terlihat membaik, jangan langsung menghentikan minum obat tanpa sepengetahuan dokter, karena biasanya antibiotik harus dihabiskan.
ADVERTISEMENT
=====
Yuk, baca lebih banyak #CeritaIbu yang inspiratif di Instagram @kumparanmom. Atau ingin ikut berbagi cerita? Bisa, Moms! Kirimkan saja cerita Anda lewat DM Instagram @kumparanmom.