Cerita Ibu: Berjuang Menjadi Ibu Tunggal dengan 3 Anak Hafiz Quran

7 April 2023 19:51 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr Rizqi Aminia, ibu dari 3 anak hafiz. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
dr Rizqi Aminia, ibu dari 3 anak hafiz. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi Dokter Rizqi Aminia, tak ada kebahagiaan yang melampaui rasa bangga saat menyaksikan anak-anaknya bisa jadi hafiz Quran. Ya, sebagai ibu tunggal yang merupakan tulang punggung keluarga, menyaksikan 3 dari 4 anaknya jadi hafiz Quran adalah mimpi yang sempat ia kira tak akan terwujud.
ADVERTISEMENT
Suami Rizqi meninggal dunia saat anak tertuanya berumur 6 tahun dan yang paling kecil berumur 1 tahun. Diakui Rizqi, ini adalah salah satu momen terberat dalam hidupnya, hingga ia terpaksa tinggal berjauhan dengan anak. Dokter kecantikan itu menitipkan ketiga anaknya kepada ibu dan ayah di kampung, sedangkan ia fokus mencari nafkah di Ibu Kota.
“Masa-masa seperti itu enggak mudah, di mana saya juga harus menjadi tulang punggung keluarga, mereka harus terus tumbuh dan berkembang, mempunyai kehidupan yang lebih baik dan layak, itu kan saya harus berjuang,” kata Rizqi Aminia sambil menyeka air mata.
Anak-anak dr Rizqi semasa kecil. Foto: Dok. Istimewa
Kemudian saat anak pertama hendak masuk SMP, ia mendapat informasi dari salah seorang teman tentang pesantren tahfiz Daarul Quran milik Ustaz Yusuf Mansur. Rizqi langsung mantap memasukkan anaknya ke pesantren yang terletak di kawasan Tangerang Selatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia mengakui tak banyak berdiskusi dengan anak soal pilihan memasukkannya ke pesantren. Sebab menurut Rizqi, anak-anak masih belum tahu apa yang terbaik untuk dirinya. “Kita sebagai orang tua bukan memaksa tetapi membuka pikiran mereka, membuka wawasan, kenapa mereka harus di situ,” kata Rizqi dalam program Cerita Ibu kumparanMOM.
Anak-anak dokter Rizqi semasa kecil. Foto: Dok. Istimewa
Meski sempat banyak kasus yang muncul di beberapa pesantren lain, tak terbesit sedikit pun kekhawatiran di benak Rizqi. Baginya yang paling penting adalah menyiapkan anak sebagai seorang pemimpin di masa depan yang paham terhadap agama. Meski diakui dalam proses menjadi hafiz, sang anak sempat hampir menyerah dan mengaku kelelahan dengan rutinitas di pesantren.
“Memang di pesantren itu kan capek, ya. Bangun sebelum subuh, habis salat subuh mereka halaqah, habis halaqah sekolah, pulang sekolah halaqah lagi. Terus belum lagi harus hafalan juga,” kata Rizqi.
ADVERTISEMENT
Namun ia berusaha memotivasi anak. Rizqi mengingatkan pada anak-anaknya bahwa hidup selalu penuh perjuangan. Sebagai ibu, ia pun mengalami perjalanan kehidupan yang juga tak mudah. Oleh karena itu ia berharap anak-anaknya melalui masa-masa ini sebagai tempaan hidup agar ke depannya lebih kuat.
“Kalau anak saya mengeluh, saya tidak pernah berada di pihak anak. Jadi saya tidak pernah memanjakan anak,” tegasnya.

Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan

dr Rizqi dan anak-anak. Foto: Dok. Istimewa
Para ulama meyakini bahwa ruh ditiupkan ke janin saat usianya 4 bulan di dalam kandungan. Oleh karena itu setiap hamil ia selalu memanfaatkan momen awal kehamilan untuk berdoa dengan sungguh-sungguh, memohonkan yang terbaik untuk anaknya.
“Jadi pada saat saya hamil, saya sering-sering membaca Al-Quran. Kalau misalnya saya kepingin anak laki-laki saya sering baca surah Yusuf, kalau ingin anak saya cewek saya sering baca surah Maryam, gitu. Dan hampir tiap hari seperti itu,” katanya.
ADVERTISEMENT

Hikmah Menempatkan Anak di Pesantren

dr Rizqi menghadiri wisuda anak. Foto: Dok. Istimewa
Bagi Rizqi, menempatkan anak di pesantren adalah keputusan terbaik. Pesantren tempat yang tepat untuk menempa mental anak-anaknya. Tak hanya menghasilkan anak yang jadi penghafal Al-Quran, kepribadian mereka juga lebih terbentuk dan terjaga.
“Anak-anak menjadi lebih tawadhu kepada orang tua. Salatnya enggak usah lagi disuruh, mereka baca Al-Qurannya enggak usah lagi disuruh, ahlaknya juga lebih terjaga,” kata dokter yang juga pemilik klinik kecantikan RA Clinic itu.
Selain itu, dengan menempatkan anak di pesantren yang tak jauh dari lokasi tempat tinggalnya, ia jadi bisa lebih sering berkunjung. Dari yang sebelumnya jarang bertemu karena beda lokasi tempat tinggal, pesantren justru mendekatkan ibu dan anak-anak ini. Sehingga ikatan (bonding) mereka juga lebih kuat.
ADVERTISEMENT
“Justru dengan masuk pondok membuat saya dan anak saya lebih dekat kembali, mereka tahu bahwa inilah ibunya yang selama ini berjuang buat mereka,” ucapnya dengan suara bergetar.
dr Rizqi berlibur bersama anak. Foto: Dok. Istimewa
Meski demikian, membesarkan anak sebagai ibu tunggal bukanlah tugas yang mudah. Dia menyadari ada peran ayah yang hilang untuk anak-anaknya. Tapi dengan support system yang baik, yakni dukungan dari kedua orang tua dan saudara, ia yakin anak-anaknya tetap dapat tumbuh optimal.
“Saya berusaha realistis, tidak semua orang itu memiliki kehidupan yang sama seperti orang lain, orang itu jalan hidupnya berbeda-beda, dan inilah yang Allah berikan kepada saya. Allah menjadikan saya istimewa, menjadikan saya amanah, untuk anak ini,” katanya.

Korbankan Keinginan Diri demi Anak

dr Rizqi menghadiri wisuda anak. Foto: Dok. Istimewa
Rizqi mengaku tak lagi punya ambisi untuk diri sendiri. Apa pun yang dilakukan saat ini bermuara pada anak, termasuk soal karier dan bisnisnya. Ia bahkan menahan keinginan untuk umrah dan haji karena lebih memprioritaskan kebutuhan anak.
ADVERTISEMENT
“Jujur, mungkin saya orang yang sudah tidak ingin apa-apa di dunia ini. Karena bagi saya, kebahagiaan saya adalah bagaimana membesarkan anak-anak saya, menyekolahkan anak-anak saya sampai tinggi. Sudah, itu saja,” tegasnya.
Rizqi mengakui semua perjuangan yang ia lalui saat ini tidaklah mudah dan membutuhkan mental yang kuat. Pengalaman itulah yang membuatnya tegas mendisiplinkan anak sehingga ia berharap mereka kelak mampu melalui apapun yang terjadi dalam kehidupan di masa mendatang.
****
Dapatkan informasi terupdate seputar dunia parenting dan motherhood setiap hari hanya di Moms Update! Cari tahu informasi lengkapnya di media sosial kumparanMOM! Klik di sini