Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Cerita Maya Septha soal Caranya Memahami Perasaan Sang Anak
28 September 2022 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya Moms, hal ini pula yang sedang dilakukan oleh ibu tiga anak, Maya Septha . Lewat salah satu unggahan di laman Instagram pribadinya, Maya berbagi cerita tentang cara yang dilakukannya untuk memahami perasaan buah hatinya.
"Devon sekarang sudah kelas 4. Dan saya sering memposisikan diri untuk bisa lebih memahami anak. Inget-inget dulu gimana ya waktu seumur dia mikirnya apa ya. Ngga sukanya kalo orang tua gimana," tulis Maya dalam keterangannya.
Yang Dilakukan Maya Septha untuk Memahami Perasaan Anak
Wanita berusia 36 tahun itu mengaku berusaha untuk tidak menyalahgunakan otoritasnya sebagai orang tua yang menganggap anak berada "di bawahnya", yang artinya harus selalu menuruti dan mendengar kata-kata ayah dan ibunya. Ia akan berpikir lebih dulu, apakah anaknya merasa nyaman atau tidak diperlakukan seperti itu.
ADVERTISEMENT
"Saya belajar berpikir lebih banyak sebelum bicara. Belajar sabar walaupun emosi naik. Belajar memanusiakan anak. Menganggap anak teman yangg juga harus dihargai. Temen kita pasti kabur kalau selalu diperintah dan diomelin toh," ungkap Maya.
Kendati demikian, Maya tetap berkomitmen bahwa semua yang dilakukannya tetap bertujuan untuk mendidik anak-anaknya, bukan memanjakannya. Namun, ibu tiga anak itu memilih untuk mendidik si kecil tanpa ancaman yang bisa membuat anak tidak nyaman. Hal ini dilakukannya agar bisa menjadi sosok orang tua yang tidak menyebalkan bagi anak-anak, sehingga mereka pun bisa dengan senang hati mendengarkan.
"Terkadang kita jadi orang tua maunya didenger terus, tanpa sadar cara kita gaenak didenger. Bahkan kita bisa bicara lebih baik sama orang dewasa lain / teman. Kenapa sama anak enggak? Karena merasa lebih tinggi, dan merasa orang sehari-hari akan selalu maklum dan menerima kita apa adanya. Jadi sering bablas," lanjut Maya.
Sebagai orang dewasa, Maya mengaku tidak ingin mendengar nasihat yang justru membuatnya merasa tidak nyaman --terutama jika nasihat itu datang dari orang lain. Hal ini pula yang diterapkannya pada anak-anaknya, Maya sadar bahwa mereka juga manusia yang memiliki perasaan dan bisa sakit hati dengan perkataan tertentu.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sangat penting bagi orang tua yang pernah menjadi anak-anak kemudian berusaha memahami perasaan buah hatinya dengan memposisikan diri sebagai anak sebelum memberikan respons yang tepat.
"Suatu hari anak akan memproses semua yang terjadi dalam hidupnya. Pada saat itu, saya ingin mereka mengingat hal-hal baik tentang saya," pungkas Maya.