Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Cerita Maya Septha soal Suaminya yang Suka Main Game
8 Maret 2022 18:06 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 17 Maret 2022 23:48 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini rupanya juga sempat dirasakan oleh selebriti Maya Septha pada suaminya yang suka main game. Lewat acara Relationship Check-Up di channel Youtube psikolog Roslina Verauli M.Psi, Psi, Maya berbagi cerita tentang bagaimana ia menghadapi suaminya yang hobi bermain game.
“Suami saya suka main game, dia tuh kayak main game online gitu. Tapi aku itu nggak main game, jadi aku nggak ngerti. Aku nggak tahu seberapa serunya, nggak tahu asyiknya gimana,” ungkap Maya.
Maya sebagai seseorang yang tidak menyukai game pun, akhirnya tidak bisa mengerti sudut pandang sang suami saat melakukan aktivitas yang disukainya itu. Oleh karena itu, tak dipungkiri bahwa kebiasaan suaminya itu terkadang membuatnya merasa kesal.
Lantas, bagaimana seharusnya istri menghadapi suami yang suka main game?
ADVERTISEMENT
Kata Psikolog soal Cara Tepat untuk Menghadapi Suami yang Suka Main Game
Psikolog Roslina Verauli, M.Psi, Psi menjelaskan, suami yang suka main game memang sering kali menjadi isu di dalam pernikahan. Di mana istri menjadi mudah marah karena sering diabaikan dan merasa sendirian. Padahal, yang menjadi permasalahan sebenarnya bukanlah game tetapi waktu suami yang hilang.
“Yang kita (istri) butuhkan sebetulnya isunya bukan tentang game kan? Tapi, justru pada saat dia (suami) main game kita merasa terabaikan, merasa sendirian, merasa butuh dukungan. Jadi, sebaiknya istri mengungkapkan apa yang dirasakan secara jujur ke suami,” jelas psikolog yang kerap disapa Vera itu.
Menurut Vera, cara yang tepat untuk menyampaikan komplain pada suami adalah dengan menggunakan metode I-message, yaitu penyampaian pesan yang didahului dengan kata “aku” kemudian diikuti dengan keinginan istri. Cara ini akan lebih efektif karena intinya akan tersampaikan dengan baik, yang kemudian membuat suami akan menunjukkan pola-pola untuk melindungi dan tidak merasa terintimidasi.
ADVERTISEMENT
“Jadi, pesannya dimulai dari kata I, lalu lanjutkan dengan keinginan istri. Misalnya, aku butuh support sayang, anak-anak lagi butuh perhatian, kalau kamu main game terus aku merasa sendirian lho,” kata Vera.
Selain itu, Vera juga menyarankan agar sebaiknya istri menghindari penggunaan You-message saat menyampaikan komplain pada suami. Beberapa contoh You-message yang sering diucapkan seperti, “kamu sih main game terus”, “kamu nggak perhatian”, “kamu nggak ngerti aku capek,” dan kalimat lain yang membuat suami merasa dituduh atau diserang.
“Jadi, hindari You-message, seperti kamu tidak perhatian, karena ini seperti nada serangan yang mungkin akan membuat suami justru menyerang balik,” pungkas Vera.