Cerita Mona Ratuliu soal Beda Pengalaman saat Berikan Anak-anaknya MPASI

6 Desember 2020 14:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi Mona Ratuliu memulai MPASI. Foto: Instagram/@monaratuliu
zoom-in-whitePerbesar
Bayi Mona Ratuliu memulai MPASI. Foto: Instagram/@monaratuliu
ADVERTISEMENT
Setiap orang tua tentu memiliki pengalaman pengasuhan anak yang berbeda-beda. Bahkan, mengasuh anak pertama dan kedua pun tak sepenuhnya benar-benar bisa sama. Ini pula yang diceritakan Mona Ratuliu dalam salah satu unggahan di akun Instagram pribadinya. Salah satunya cerita tentang pengalaman pemberian MPASI atau makanan pendamping ASI pada anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, ia bercerita bahwa pemberian MPASI anaknya sekarang, Numa Kamala Srikandi, berbeda dengan ketiga kakaknya yang kini sudah besar. Mereka adalah Davina Shava Felisa, Baraka Rahadian Nezar, dan Syanala Kania Salsabila. Istri dari Indra Brasco ini mengatakan, kala itu ketiga anaknya sering makan sambil digendong. Hal itu dilakukan agar ketiganya bisa makan banyak. Tapi kini, ibu berusia 38 tahun tersebut baru menyadari bahwa hal itu tak baik dilakukan.
"Dulu kakak-kakaknya Numa kalau makan suka digendong sambil diajak jalan keluar rumah supaya makannya banyak! Tapi ternyata urusan MPASI bukan cuma urusan makanan masuk ke perut. Tapi lebih dari itu," tulis Mona Ratuliu dalam keterangannya.

Lakukan Responsive Feeding saat Pemberian MPASI

Bayi Mona Ratuliu memulai MPASI. Foto: Instagram/@monaratuliu
Kemudian, Mona pun menjelaskan tentang anjuran yang diberikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait pemberian MPASI bayi, yaitu dengan menerapkan responsive feeding. Artinya, orang tua harus mengenali tanda-tanda lapar dan kenyang yang ditunjukkan oleh bayi. Orang tua atau pengasuh yang menyuapi si kecil pun harus menanggapinya dengan tepat.
ADVERTISEMENT

Yang Harus Orang Tua Lakukan saat Bayi Mulai MPASI

Ilustrasi MPASI Bayi Foto: Shutterstock
Jadi, hal-hal apa saja yang harus dilakukan orang tua atau pengasuh saat memberikan MPASI?
Pertama, membuat jadwal makan bayi sesuai dengan tanda lapar-kenyang si kecil. Menurut Mona, bertanya kepada orang tua lain tentang jadwal makan yang diterapkan kepada anaknya boleh-boleh saja. Tapi ingat, hal itu bukan menjadi patokan Anda, hanya referensi.
Kedua, orang tua atau pengasuh harus sabar mengikuti proses makan bayi. Sebab, semua bayi tak sama. Ada bayi yang makannya langsung banyak, namun ada pula yang proses makannya sedikit demi sedikit.
"Ternyata kita tetap enggak boleh maksa bayi makan dengan alasan khawatir kurang makannya," tulisnya lagi.
Ketiga, sebisa mungkin meminimalkan gangguan atau distraksi seperti televisi, gadget, atau mainan bayi. Terakhir, jadikanlah makan sebagai proses yang menyenangkan dan lakukan kontak mata dan banyak tersenyum pada si kecil.
ADVERTISEMENT
Mona pun tak memungkiri bahwa menyuapi bayi lebih mudah pada saat si kecil digendong sambil dibawa jalan-jalan misalnya. Tapi kembali lagi, proses mengenalkan makanan kepada bayi jauh lebih penting dari itu.
"Banyak banget pembelajarannya. Bukan cuma buat si kecil, tapi buat kita juga orang tuanya," tutup Mona Ratuliu.
Nah Moms, itulah cerita pengalaman Mona Ratuliu tentang beda pengalaman memberikan MPASI pada anak-anaknya. Bagaimana dengan pengalaman Anda memberikan MPASI pada si kecil, Moms? Apakah sudah menerapkan apa yang dianjurkan IDAI? Yuk, berbagi ceritanya di kolom komentar.