Ciri-ciri Bayi Alami Gangguan Pendengaran

23 September 2020 8:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi baru lahir Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi baru lahir Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pada umumnya, bayi sudah bisa mendengar sejak di dalam kandungan. Dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dokter Spesialis THT, Dr. dr. Ronny Suwento, Sp.THT-KL(K) menjelaskan bahwa proses mendengar sebenarnya sudah dimulai sejak si kecil di dalam kandungan, tepatnya pada saat usia 20 minggu kehamilan untuk nada-nada rendah. Lalu, pada usia 35 minggu kehamilan, ia sudah bisa memberikan reaksi pada nada menengah dan tinggi.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, bukan berarti bayi Anda tidak lepas dari risiko gangguan pendengaran, Moms. Sebab, hal itu masih mungkin terjadi, terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah.
Ilustrasi telinga bayi Foto: tung256 via Pixabay

Gangguan Pendengaran pada Bayi

Dilansir March Of Dimes, gangguan pendengaran bisa terjadi ketika bagian mana pun dari telinga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam kondisi ringan, bayi mungkin mendengar Anda tapi sayup-sayup; kondisi sedang, bayi tidak bisa mendengar terlalu banyak suara; kondisi parah, bayi hanya bisa merespons suara yang keras tanpa bisa mendengar suara yang lemah; dan kondisi akut, si kecil hanya bisa mendengar suara keras saja.
Bayi yang lahir dengan gangguan pendengaran ini sebenarnya bisa berasal dari bawaan lahir. Selain itu, gangguan pendengaran ini juga bisa berkembang di kemudian hari ketika ia di masa kanak-kanak, Moms.
ADVERTISEMENT
Lantas, seperti apa ciri-ciri bayi yang mengalami gangguan pendengaran? Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.

Tanda-tanda Bayi Mengalami Gangguan Pendengaran

1. Bayi Usia 3 Bulan

Dilansir Web MD, di usia ini, bayi seharusnya sudah bisa bereaksi terhadap suara yang cukup keras sebagai tonggak yang menandakan pendengarannya berfungsi baik. Misalnya si kecil menunjukkan wajah terkejut ketika mendengar suara keras yang tiba-tiba.
Selain itu, bayi pada usia ini seharusnya bisa membuat suara lembut, tersenyum atau tenang saat diajak bicara, dan mengetahui suara Anda. Jika dia tidak menunjukkan hal ini, kemungkinan si kecil mengalami gangguan pendengaran, Moms. Segera periksakan ke dokter.

2. Usia 4 sampai 6 Bulan

Bila di usia 4 sampai 6 bulan, bayi tidak menunjukkan respons terhadap suara Anda, tidak mengikuti suara dengan matanya atau tidak bisa mengoceh ba-bi-bu, ini bisa jadi tanda bayi mengalami gangguan pendengaran.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, jika suara yang agak keras pun tidak membuatnya terganggu, maka .

3. Usia Bayi 7 sampai 12 Bulan

Di usia ini, seharusnya bayi sudah bisa menanggapi ketika namanya dipanggil oleh orang lain. Ia pun cenderung akan melihat atau berputar ke arah sumber suara dan suka diajak bicara. Bayi yang mengalami gangguan pendengaran, umumnya tidak akan merespons saat Anda memanggilnya, dan tidak akan tertarik dengan suara Anda sama sekali, Moms.
Ilustrasi Telinga dan Pendengaran Bayi Foto: Pixabay

Skrining Gangguan Pendengaran pada Bayi

Setiap orang tua tentu tidak ingin anaknya mengalami keterlambatan tumbuh kembang. Untuk mencegah gangguan pendengaran pada bayi, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan sejak dini, Moms.
Jika Anda sedang hamil, lakukanlah kontrol rutin ke dokter kandungan sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Jangan lupa ikuti pemeriksaan TORCHS dan hindari pemakaian obat-obatan yang bersifat toksik bagi telinga terutama pada trimester pertama kehamilan.
ADVERTISEMENT
Anda juga bisa melakukan deteksi dini gangguan pendengaran pada bayi, Moms. Ada dua tahap yang umum dilakukan yaitu skrining pada 48 jam pertama kehidupan dan menjelang bayi berusia 3 bulan.
Metode pertama menggunakan otoaccoustic emission (OAE) yang bertujuan untuk mengetahui kondisi rumah siput (koklea) yang berperan sebagai sensor terhadap bunyi dari sekitarnya. Lalu metode kedua, menjelang bayi berusia 3 bulan dengan pemeriksaan OAE diagnostik dan brainstem evoked response audiometry (BERA) untuk mengetahui kondisi saraf pendengaran sampai batang otak.
Jika ada tanda gangguan pendengaran jenis saraf atau yang dikenal sebagai gangguan sensorineural, maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan menggunakan frekuensi (nada) yang terinci dengan BERA tone burst atau pemeriksaan auditory steady state response (ASSR). Semua skrining pendengaran ini wajib dilakukan oleh semua bayi baru lahir tanpa terkecuali bila fasilitasnya mendukung.
ADVERTISEMENT