Ciri-Ciri Gangguan Kesehatan Mental pada Anak, Apa Saja?

22 November 2024 19:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak autis. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak autis. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Gangguan kesehatan mental menjadi salah satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius dari banyak pihak. Sebab tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalami masalah kesehatan ini.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Anda perlu diwaspadai ciri-ciri gangguan kesehatan mental pada anak sejak dini, Moms. Sebab, diagnosis yang terlambat dan penanganan yang kurang tepat dapat memperparah keadaannya.
Hampir 20% anak remaja rentang usia 3-17 tahun di Amerika Serikat tercatat mengalami gangguan mental, emosional, perkembangan, dan perilaku. Menurut laman National Library of Medicine, kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan dan pola pikir mereka di masa mendatang.
Beberapa gangguan mental yang biasa dijumpai pada anak-anak yaitu gangguan kurang perhatian dan hiperaktivitas (ADHD), gangguan makan, gangguan spektrum autisme (ASD), dan masih banyak lagi. Yuk, simak informasinya lebih lanjut lewat pembahasan berikut, Moms.

Ciri-Ciri Gangguan Kesehatan Mental pada Anak

Ilustrasi autisme pada anak. Foto: Thinkstock
Meski penegakan diagnosis tetap dilakukan oleh dokter, Anda bisa mewaspadai ciri-ciri gangguan kesehatan mental pada anak sejak dini. Ini diperlukan guna menentukan penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
Memang cukup sulit mendeteksi kondisi kesehatan mental pada anak. Sebab, anak cenderung kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya kepada orang lain, termasuk orang tua.
Namun, ada beberapa ciri-ciri yang bisa Anda waspadai, Moms. Berikut uraiannya sebagaimana dikutip dari laman Mayoclinic:
Ilustrasi autisme pada anak. Foto: Thinkstock
Jika si kecil mengalami tanda-tanda serupa, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter spesialis anak. Jelaskan perilaku dan kebiasaan si kecil yang membuat Anda khawatir belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Nantinya, dokter akan menegakkan diagnosis berdasarkan gejala dan pengaruh kondisi tersebut pada kehidupan si kecil. Beberapa profesional akan dilibatkan meliputi psikiater, psikolog, pekerja social klinis, praktisi perawat psikiatri, dan lainnya.
Mendiagnosis penyakit mental pada anak membutuhkan waktu yang lebih lama. Sebab, anak kecil biasanya kesulitan untuk mengetahui dan mengatakan apa yang mereka rasakan.
Kini, World Health Organization (WHO) telah mengembangkan modul khusus Gangguan Mental dan Perilaku Anak dan Remaja. Panduan ini memberikan protokol klinis berbasis bukti untuk penilaian dan pengelolaan berbagai kondisi kesehatan mental.