Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
1 Ramadhan 1446 HSabtu, 01 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pregnancy, Birth, and Baby melansir, meningkatnya keputihan saat hamil terjadi karena pengaruh hormon kehamilan yakni estrogen dan progesteron. Keputihan bisa terjadi sejak trimester pertama kehamilan hingga menjelang kelahiran bayi.
Menurut Dr. Eric B. Grossman, MD, dokter kandungan dan ahli ginekolog asal Voorhees, New Jersey, Amerika Serikat, keputihan pada ibu hamil bisa cukup mengganggu namun tidak berbahaya bagi ibu maupun bayi di dalam kandungan. Meski demikian, ada beberapa kondisi keputihan yang perlu diwaspadai.
“Keputihan yang normal selama kehamilan tekstur dan warnanya akan mirip dengan keputihan yang dimiliki wanita sebelum hamil. Sementara jika terjadi perubahan pada tekstur maupun warna yang disertai aroma tidak sedap bisa mengindikasikan terjadinya infeksi,” jelas Eric seperti dikutip dari Mom Junction.
ADVERTISEMENT
Ia pun menjelaskan, empat tanda keputihan tidak normal selama kehamilan yang perlu diwaspadai. Apa saja?
Ciri Keputihan yang Tidak Normal saat Hamil
1. Tekstur seperti krim dan bau menyengat
Keputihan dengan tekstur krim dengan bau dan rasa gatal dapat menandakan adanya infeksi jamur pada vagina ibu hamil. Eric Grossman mengatakan bahwa setidaknya sekitar satu dari empat wanita akan mengalami pertumbuhan berlebih jamur vagina selama kehamilan tetapi umumnya tidak membahayakan bayi.
2. Berwarna abu-abu atau kuning
Keputihan berwarna abu-abu atau kuning dengan bau amis bisa menjadi gejala bakterial vaginosis atau infeksi bakteri. Kondisi tersebut terjadi karena pertumbuhan berlebih dari bakteri anaerob menggantikan flora lactobacillus.
Menurut US National Library of Medicine, infeksi ini dapat terjadi pada 10 sampai 40 persen wanita hamil dan dapat menyebabkan persalinan prematur dan infeksi cairan ketuban.
ADVERTISEMENT
3. Berwarna cokelat
Keputihan berwarna cokelat dapat menjadi tanda keguguran atau kehamilan ektopik, yaitu kondisi kehamilan yang terjadi di luar rahim. Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa ibu dan harus segera mendapatkan penanganan medis.
Keputihan jenis ini juga bisa terjadi jika leher rahim teriritasi selama hubungan seksual atau pemeriksaan medis selama kehamilan.
4. Berwarna kuning atau hijau
Keputihan dengan warna kuning atau kehijauan dengan bau busuk dapat mengindikasikan trikomoniasis atau infeksi menular seksual (IMS). WHO memperkirakan sebanyak 25 juta wanita hamil di dunia berisiko terinfeksi trikomoniasis.
Ini merupakan kondisi infeksi menular seksual yang dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur pada bayi.