Ciri Gaya Pengasuhan Otoritatif pada Anak yang Perlu Orang Tua Pahami

25 November 2021 18:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu dan anak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pola asuh yang diterapkan orang tua ke anak bisa sangat berpengaruh pada bagaimana cara si kecil bersikap. Ya Moms, salah satu gaya pengasuhan anak adalah otoritatif.
ADVERTISEMENT
Pola asuh otoritatif ini berbeda ya dengan otoriter yang identik dengan orang tua yang suka memerintah dan tidak memberikan kesempatan anak untuk berpendapat.
Sementara otoritatif, menurut psikolog anak Amerika bernama Dr. Diana Baumrind, orang tua yang otoritatif justru cenderung responsif terhadap kebutuhan emosional anak namun sekaligus memiliki standar yang tinggi. Mereka menetapkan batasan dan sangat konsisten dalam menegakkan batasan tersebut.
“Dalam gaya pengasuhan otoritatif, orang tua cukup bijaksana dengan berharap anak-anaknya untuk mengikuti aturan tertentu tetapi pada saat yang sama, mereka juga responsif untuk memahami masalah anaknya dengan aturan itu,” kata Diana seperti dikutip dari Parenting for Brain.
Mengutip Mom Junction, orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan otoritatif biasanya memiliki ciri-ciri seperti berikut ini.
ADVERTISEMENT

Ciri-ciri Gaya Pengasuhan Otoritatif pada Anak

Menuntut dan responsif
Ilustrasi anak dan ibu. Foto: Shutter Stock
Orang tua yang otoritatif mempunyai harapan dan menuntut anak-anak untuk memenuhinya. Namun, orang tua memiliki kejelasan tentang apa yang mereka inginkan dan mengomunikasikannya kepada anak.
Tuntutan yang diberikan orang tua juga masuk akal karena mereka mempertimbangkan kemampuan anak untuk melakukannya. Sementara itu, orang tua tetap responsif terhadap permasalahan yang mungkin dialami anak saat hendak mencapai tujuannya.
Aturan dengan alasan
Gaya pengasuhan ini mendorong komunikasi antara orang tua dan anak. Saat orang tua menetapkan aturan di dalam rumah, mereka juga menjelaskan pada anak alasan di baliknya. Ini akan membuat anak-anak mengerti kenapa hal tertentu perlu dilakukan mempertimbangkan untuk mengikuti aturannya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, orang tua juga akan meminta pendapat anak terkait aturan yang akan dibuat. Misalnya ketika orang tua membuat aturan bahwa semua anggota keluarga harus bangun pukul 6 pagi untuk berolahraga. Kemudian mereka akan menjelaskan bahwa bangun pagi dan berolahraga sangat baik untuk kesehatan tubuh.
Terlibat dan memahami
Ilustrasi ibu memeriksa gigi anak. Foto: Shutter Stock
Orang tua dengan gaya pengasuhan otoritatif terlibat langsung dalam kemajuan dan pertumbuhan anak. Mereka membantu anak dalam kegiatan belajar dan aktivitas pendukung lainnya. Mereka juga akan menilai kekuatan dan kelemahan, hal positif dan negatif yang didapatkan, hingga peluang anak dalam semua kegiatannya.
Dengan demikian, orang tua akan memahami anak lebih dalam sehingga tahu kapan harus berhenti berharap pada beberapa hal yang mungkin menjadi kelemahan anaknya dan bisa mendukung keterampilan lain yang dimiliki si kecil.
ADVERTISEMENT
Kritik dan pujian
Dalam gaya pengasuhan otoritatif, orang tua tidak segan mengkritik perilaku atau sikap anak yang negatif. Orang tua memastikan bahwa anak-anak mengerti jika mereka tidak melakukan hal-hal yang benar di rumah atau di sekolah itu sama saja dengan mengabaikan tanggung jawabnya. Di sisi lain, orang tua juga akan memuji sang anak bila ia berperilaku baik.
Kebebasan dan pengawasan
Ilustrasi Ibu dan anak. Foto: Shutter Stock
Pengasuhan yang otoritatif menuntut adanya kepercayaan pada anak. Orang tua percaya bahwa kebebasan yang wajar perlu diberikan kepada anak-anak agar mereka lebih mandiri, sehingga bisa mengambil beberapa keputusan kecil sendiri.
Namun mereka juga sadar bahwa kebebasan tanpa pengawasan juga akan merugikan anak. Oleh karena itu, orang tua akan tetap memberikan pengawasan agar anak tidak melakukan sesuatu yang dianggap keluar jalur.
ADVERTISEMENT
Penuh kasih sayang
Dalam gaya pengasuhan ini, orang tua juga akan tetap memberikan kasih sayangnya secara penuh terhadap anak-anaknya. Oleh karena itu, biasanya orang tua dan anak akan memiliki bonding atau kedekatan yang sangat erat. Meski demikian, hal ini tidak akan membuat anak-anak selalu bergantung pada orang tuanya.
Waktu berkualitas
Anak belajar bersama Ibu. Foto: Shutter Stock
Orang tua akan meluangkan waktu berkualitas untuk anak-anaknya. Orang tua akan memastikan bahwa kesibukannya tidak membuat mereka jauh dari sang buah hati. Mereka sadar bahwa waktu berkualitas bersama anak sangat penting untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis