Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ciri Umum Kepribadian Anak Tengah dan Penjelasan Psikologisnya
31 Mei 2024 17:50 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Anak tengah Anda begini juga nggak, Moms?
Parents melansir, ketika anak kedua lahir, orang tua mungkin lebih santai dalam mengasuh dan merawatnya karena sudah punya pengalaman pada anak pertama. Sehingga perhatian yang diberikan juga cenderung berbeda dengan saat pertama kali punya anak, apalagi setelah adiknya lahir.
Oleh karena itu, anak tengah seringkali menjadi orang yang suka menyenangkan orang lain karena kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan kakak dan adiknya.
“Anak tengah sering kali merasa tersisih dan merasa, 'Saya bukan yang tertua. Saya bukan yang termuda. Siapa saya?'” kata terapis anak dan keluarga Meri Wallace.
Kebingungan ini membuat anak-anak tengah menonjol di antara teman-temannya karena perhatian orang tua biasanya dicurahkan kepada anak sulung atau adik bayi yang sedang lucu-lucunya.
ADVERTISEMENT
"Anak tengah adalah anak yang paling sulit dideteksi karena mereka meniru kakaknya,” kata Kevin Leman, Ph.D., psikolog yang mempelajari urutan kelahiran sejak 1967 ini.
Ciri Kepribadian Anak Tengah
Secara umum, anak tengah cenderung memiliki ciri-ciri kepribadian urutan lahir sebagai berikut:
Kelebihan Anak Tengah
Anak tengah cenderung menjadi tipe yang mampu mengikuti arus. Itu karena, begitu adiknya lahir, mereka harus belajar bagaimana terus-menerus bernegosiasi dan berkompromi agar bisa "menyesuaikan diri" dengan semua orang.
Tidak mengherankan, Frank Sulloway, Ph.D., penulis Born to Rebel: Birth Order, Family Dynamics, and Creative Lives , mencatat bahwa anak-anak tengah memiliki skor yang lebih tinggi dalam hal keramahan dibandingkan kakak dan adik mereka.
ADVERTISEMENT
Karena mereka kurang mendapat perhatian di rumah, anak tengah cenderung menjalin ikatan yang lebih kuat dengan teman-temannya dan kurang terikat dengan keluarga dibandingkan saudara kandungnya.
“Mereka biasanya lebih mau pergi dengan keluarga lain (seperti keluarga om dan tante) atau ingin tidur di rumah teman,” kata Linda Dunlap, Ph.D., profesor psikologi di Marist College di Poughkeepsie, New York.
Tantangan yang Dirasakan Anak Tengah
Anak-anak tengah pernah hidup sebagai bayi dalam sebuah keluarga sampai saudara barunya lahir. Sayangnya, mereka sering kali sangat sadar bahwa mereka tidak mendapatkan perhatian orang tua sebanyak kakak mereka yang “pelopor” atau anak bungsu yang mereka sayangi. Kesadaran tersebut dapat membuat mereka merasa kebutuhan dan keinginannya diabaikan.
“Anak-anak tengah berada dalam posisi yang sulit dalam sebuah keluarga karena mereka pikir mereka tidak dihargai,” kata Dr. Maidenberg.
ADVERTISEMENT