Dampak Bila Orang Tua Sering Menekan Anak

21 Oktober 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dampak Bila Orang Tua Sering Menekan Anak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Dampak Bila Orang Tua Sering Menekan Anak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Tak ada yang salah, jika orang tua berharap anak-anaknya bisa jadi pribadi yang membanggakan di masa depan. Misalnya saja, punya prestasi akademik atau non-akademik yang cemerlang.
ADVERTISEMENT
Namun, tanpa disadari, mungkin banyak orang tua yang akhirnya memiliki ekspektasi terlalu tinggi ke anak-anaknya. Padahal, memberikan tekanan yang terlalu besar bisa membahayakan kesehatan mental mereka lho, Moms.

Dampak Terlalu Banyak Memberikan Tekanan pada Anak

Tekanan yang terlalu besar akan membuat anak-anak mengalami banyak hal buruk. Tuntutan yang sangat besar untuk selalu berprestasi pun kadang malah membuat anak tertekan, mulai dari kesehatan mental hingga masalah tidur mereka. Berikut ini dampak lain terlalu sering menekan anak:
1. Penyakit Mental
anak murung, sedih, bersalah, menyendiri Foto: Shutterstock
Anak-anak yang merasa berada di bawah tekanan besar dapat mengalami kecemasan terus-menerus. Tingkat stres tinggi juga dapat membuat anak depresi atau berdampak buruk pada kondisi kesehatan mental lainnya.
2. Risiko Cedera
Dikutip dari Parents, anak yang mendapatkan banyak tekanan untuk menjadi yang terbaik, cenderung akan terus 'berpartisipasi' dalam banyak hal, meski kondisinya sedang tidak fit. Misalnya anak dengan hobi olahraga, mereka akan tetap bertanding meskipun mengalami cedera. Mengabaikan rasa sakit semacam itu hanya akan membuat cedera semakin parah.
ADVERTISEMENT
3. Potensi Berbuat Curang
Ketika fokusnya adalah pada juara daripada pembelajaran, beberapa anak bisa jadi cenderung lebih suka berbuat curang. Misalnya saja, berusaha untuk menyontek pada saat ujian demi mendapatkan nilai bagus.
Ilustrasi anak marah. Foto: Shutter Stock
4. Masalah Harga Diri
Memaksakan anak-anak untuk hanya fokus pada hasil bisa merusak harga diri mereka. Tekanan yang besar dan terus-menerus untuk berprestasi dapat mengganggu pembentukan identitas mereka. Hal ini pun menyebabkan anak merasa tidak cukup baik atau bahkan merasa tidak akan pernah cukup baik.
5. Kurang tidur
Anak-anak yang terus-menerus merasa tertekan untuk berprestasi di sekolah mungkin akan begadang untuk belajar dan kesulitan untuk mendapatkan tidur yang cukup. Tekanan yang berlebihan tersebut dapat menyebabkan stres yang membuat mereka sulit tidur.
ADVERTISEMENT
Jadi, lebih baik dorong anak untuk melakukan yang terbaik dan fokus pada proses, bukan pada hasil.