Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Profesor dan Ketua Departemen Psikologi di Southern Methodist University, Dallas, Amerika Serikat, George W. Holden, Ph.D., orang tua yang sesekali memukul belum tentu adalah orang jahat. Namun, beda halnya jika dilakukan berkali-kali. Kebanyakan alasan orang tua menerapkan hukuman fisik adalah karena menganggap itu adalah teknik disiplin yang efektif.
"Mungkin mereka pernah dipukul oleh orang tua mereka, jadi mereka pikir itu cara tepat untuk mendisiplinkan anak. Pukulan sering kali diwariskan dari generasi ke generasi," tutur Dr. Holden seperti dikutip dari Parents.
Peneliti menemukan sebenarnya beberapa orang tua yang menerapkan disiplin fisik ini tidak bermaksud untuk melakukannya pada anak-anak mereka. Melainkan, hukuman fisik diterapkan karena orang tua merasa marah, gelisah, atau putus asa.
ADVERTISEMENT
"Orang tua menjadi frustrasi karena teknik yang biasa mereka gunakan terkadang tidak berhasil, sementara keadaan dapat memburuk. Tapi, orang tua tidak selalu berpikir hukuman pukulan berhasil, dan akhirnya sering menyesali setelahnya," ujar Profesor Riset dan Profesor Psikologi & Psikiatri Anak (Emeritus) dari Yale University, Alan E. Kazdin, PhD, ABPP.
Apakah hukuman fisik dengan memukul anak itu efektif? Hampir semua ahli menegaskan cara tersebut bukanlah bentuk disiplin yang efektif. AAP juga menemukan bahwa hukuman fisik tidak akan efektif dalam jangka panjang, dapat merusak harga diri anak, hingga menyebabkan cedera fisik.
Dr. Kazdin menilai hukuman fisik tidak akan mengubah perilaku manusia, hanya dengan cara 'menekan' tindakan negatif mereka dalam jangka pendek.
"Anda dapat memukul anak dan mereka akan berhenti itu karena efek kaget. Namun, hal itu tidak mengajarkan anak apa yang harus dilakukannya, pun tidak berdampak pada keseluruhan perilakunya tersebut. Dan pada hari-hari berikutnya, perilakunya itu dapat kembali dilakukan," jelas Dr. Kazdin.
ADVERTISEMENT
Jadi, dengan kata lain, anak yang diberi hukuman fisik tidak akan fokus pada kesalahan yang mereka lakukan. Tetapi, hanya akan mengingat rasa sakit akibat pukulan yang didapatkannya, Moms.
Dampak Negatif Hukuman Fisik pada Anak
1. Perilaku Agresif dan Antisosial
Memukul anak saat Anda sedang frustrasi bisa dipahami anak sebagai: "Kalau lagi frustrasi, Anda bisa melampiaskan kepada siapa pun yang membuat Anda marah."
Ya Moms, hal itu dapat membuat anak-anak yang pernah dipukul orang tuanya, mungkin akan melakukan hal yang sama kepada orang lain ketika lagi marah atau kesal. Dan ini juga meningkatkan perilaku kekerasan dalam rumah tangga dan anak-anak mereka sendiri ketika sudah menikah.
2. Masalah Kesehatan Mental
Seperti berisiko lebih besar mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.
ADVERTISEMENT
3. Penyalahgunaan Obat
Anak juga kemungkinan lebih besar melakukan penyalahgunaan zat di masa mendatang
4. Perilaku di Sekolah
Selain sosialisasi yang terganggu, kinerja belajar anak di sekolah dapat lebih buruk.
5. Perkembangan Kognitif Terganggu
Dr. Holden menyebut anak-anak yang sering dipukul mungkin akan berdampak negatif pada perkembangan otak mereka.
6. Masalah Kesehatan Fisik
Anak berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan fisik, seperti penyakit jantung, kanker, hingga masalah pernapasan. Sering mendapat pukulan juga kerap dikaitkan dengan kematian dini.
"Kami pikir ini karena stres dan gangguan pada sistem kekebalan tubuh," kata Dr. Kazdin.
7. Hubungan Orang Tua dan Anak yang Buruk
Orang tua yang kerap memukul anak cenderung tidak memiliki hubungan yang baik. Jadi, anak-anak mungkin akan selalu ketakutan kepada orang tua mereka sendiri, dan akibatnya tidak akan berusaha untuk menghindari hukuman fisik.
8. Meningkatkan Cedera Fisik
AAP mengungkapkan kemungkinan cedera fisik akan meningkat, terutama pada anak di bawah 18 tahun. Jika orang tua mengalami stres, seperti mengalami masalah keuangan atau kesehatan mental, maka ancaman hukuman fisik bisa menjadi lebih berat. Dan bukan tidak mungkin, kekerasan yang didapat meningkatkan risiko pelecehan.
ADVERTISEMENT
Jadi, Bagaimana Harus Mendisiplinkan Anak?
Pukulan tidak mendorong anak untuk mengevaluasi diri dan jadi berperilaku baik dalam sekejap. Elizabeth Gershoff, PhD, asisten profesor di School of Social Work di University of Michigan menekankan bahwa pukulan bukanlah hukuman.
"Disiplin itu bisa mengajarkan, tetapi memukul adalah hukuman," tegas Gershoff.
Sementara Dr. Holden menyarankan, kuncinya adalah menggunakan taktik disiplin positif yang sesuai dengan usia perkembangan anak. Misalnya, ketika berhadapan dengan balita, maka orang tua perlu mengalihkan perhatian mereka dari tindakan negatif. Ya Moms, itu artinya kita sudah harus mencegah sedini mungkin melakukan tindakan fisik.
"Orang tua sering kali punya harapan yang tidak tepat tentang perilaku anak, mereka berharap terlalu banyak. Jadi, Anda perlu menyusun strategi agar tidak sampai menimbulkan konflik," tutup Dr. Holden.
ADVERTISEMENT