Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dapat Paternity Leave 4 Minggu, Apa Manfaatnya untuk Ayah?
4 September 2022 15:00 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Satu hal yang tidak boleh luput diperhatikan adalah peran suami dalam menyukseskan perawatan dan pengasuhan anak sejak lahir. Ya Moms, para ayah juga perlu membekali diri dengan ilmu-ilmu tentang parenting, ASI dan proses menyusui, hingga stimulasi-stimulasi yang tepat untuk tumbuh kembang bayi. Namun, hal ini bisa jadi gampang-gampang susah karena sebagian suami mungkin kurang waktu untuk melakukannya.
Maka dari itu, beberapa waktu lalu sempat ramai pembahasan mengenai Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA) yang salah satunya mempertimbangkan cuti ayah (paternity leave) selama 40 hari. Dalam draft RUU KIA Pasal 6 ayat 1 dan 2 disebutkan, suami berhak mendapatkan hak cuti pendampingan melahirkan paling lama 40 hari. Selain itu, suami juga bisa memiliki cuti paling lama 7 hari untuk mendampingi istri yang keguguran.
Ya Moms, belum banyak memang perusahaan di Indonesia yang memberikan cuti cukup panjang untuk paternity leave. Namun beberapa waktu lalu, kumparanMOM berbincang dengan dua ayah yang sama-sama bekerja di PT Nestle Indonesia.
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang satu ini memiliki kebijakan paternity leave hingga 20 hari atau sekitar 4 minggu yang bisa dipakai untuk mendampingi istri sebelum hingga sesudah melahirkan. Seperti apa ceritanya?
Yang Dilakukan Ayah saat Dapat Paternity Leave
Ada Bangun Mulyatani (30), Procurement Specialist PT Nestle Indonesia, yang bercerita tentang pengalamannya mengambil paternity leave pada kelahiran anak pertamanya. Selain paternity leave, ia juga mengambil sebagian cuti tahunan untuk mempersiapkan kelahiran anaknya hingga proses pemulihan istrinya.
"Ketika istri mau lahiran saya ambil dari sebagian leave, ambil 3-4 hari sebelum due date. Ketika awal ambil untuk prepared koper, pastikan enggak ada missing, karena kan enggak boleh ada yang nemenin, hanya satu orang. Mulai nemenin persiapan, PCR, olahraga ringan, jalan-jalan di aisle rumah sakit, main gym ball bareng," cerita Bangun dalam wawancara secara virtual bersama kumparanMOM beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Bangun menilai adanya paternity leave di kantornya memberikan banyak sekali manfaat, terutama untuk melakukan peran sebagai seorang ayah untuk bayinya yang kala itu baru lahir. Selain itu, ia merasa butuh menemani sang istri pada masa-masa pemulihan agar tidak sampai stres. Bangun dan istrinya jadi memiliki lebih banyak waktu untuk mendiskusikan pola pengasuhan si kecil untuk memberikan yang terbaik.
"Saya bisa memberikan peran sebagai ayah itu lebih besar. Saya nemenin anak mandi, bisa bantuin istri untuk ngerjain kerjaan rumah. It's my contribution ke keluarga, bantu mental health istri juga. Di masa itu juga dia gampang stres, anak enggak mau minum itu juga jadi isu. Apalagi kalau omongan orang tua, tetangga, ada something burden kita sebagai parent. Apa kita salah? Akhirnya kebantu kita sama-sama discuss, apa yang diomongin orang beda perspektif aja. Jadi mental health terkait kita sebagai parent terbantu," ungkap Bangun.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga dirasakan Dion Sandrian Rahmaditya (32). Pria yang saat ini menempati posisi di Sales Capability Development PT Nestle Indonesia itu merasakan dirinya beruntung karena paternity leave yang didapatkannya bisa menjadi kesempatan memberikan dukungan setiap hari kepada istri dan bayinya. Apalagi, ia hanya mengurus bayi berduaan saja tanpa bantuan asisten rumah tangga (ART).
"Kita memposisikan diri sebagai suami yang juga istrinya baru melahirkan. Kita mendukung secara moril, karena keadaan istri belum fit masih recovery. Keberadaan saya sangat mendukung dia juga. Kalau dia butuh bantuan untuk gendong bayi segala macam, aku ada di situ. Kebetulan aku juga enggak punya ART. Dan aku ngerasa, ini jadi kesempatan aku untuk bisa dekat secara langsung ke anakku, jadi bisa ikut berkontribusi, punya kesempatan dekat sama anak," tutur Dion.
ADVERTISEMENT
Baik Bangun dan Dion pun sama-sama kompak untuk membagi tugas mengasuh bayi saat istrinya membutuhkan istirahat, Moms. Mulai dari menggendong, memandikan, hingga mengajak bayi bermain. Mereka juga sekaligus membuktikan bahwa ayah juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan rumah tangga, lho!
Manfaat Paternity Leave untuk Ayah, Ibu dan Anak
Dalam aturan paternity leave yang diterapkan PT Nestle Indonesia, cuti selama 20 hari ini boleh diambil kapan saja sesuai kebutuhan. Artinya tidak harus diambil sekaligus. Sehingga, kesempatan ini dimanfaatkan Bangun dan Dion untuk lebih fokus merawat dan melihat setiap tumbuh kembang bayi.
Misalnya, Bangun mengambil sisa hari cuti ayah untuk digunakan lagi saat check up dan imunisasi anak ke dokter. Kemudian ia jadi memiliki lebih banyak momen untuk berdiskusi tentang pola pengasuhan bayi. Mulai dari bagaimana menstimulasi bayi untuk merangkak, hingga memilih mainan mana yang cocok untuk dibeli.
ADVERTISEMENT
"Kita sama-sama belajar, we don't have any experience, beli bukunya, baca-baca tentang montessori, lesnya gimana, aktivitas yang dilakukan, mainan yang dibeli dan diprovide biar segera merangkak dan lain-lain. Jadi diskusi bareng karena kita enggak punya background dan hanya mengurus berdua," jelas dia.
Sementara itu, bagi Dion, adanya paternity leave juga bisa membuat istri lebih rileks saat menyusui. Makanya, ia jadi bersemangat untuk mengerjakan pekerjaan rumah agar istrinya tidak terbebani hal-hal lain dan fokus menyusui.
"Menyusui butuh ketenangan batin, karena harus rileks dan segala macam. Nah, itulah fungsinya, aku dikasih kesempatan paternity ini, jadi aku bisa bantu handle pekerjaan rumah, jadi istri punya waktu untuk menyusui. Karena istri bisa lebih rileks dan tidak berpikir 'aduh aku belum angkat jemuran, belum masak, dan lain-lain. Yang kayak gitu aku berusaha hindari banget. Dengan keberadaan aku di situ, dia jadi bisa lebih tenang menyusui," tutur Dion.
ADVERTISEMENT
Bersyukur dengan Kesempatan Paternity Leave yang Panjang
Ya Moms, Bangun dan Dion bersyukur memiliki kesempatan untuk mendapatkan paternity leave yang cukup lama dari perusahaannya. Bahkan, Dion mengaku tak menyangka jumlah cuti yang didapatkan bisa begitu banyak, sehingga kesempatan mendampingi istri dan anak pun jadi lebih lama.
"Sejujurnya kami semua terperangah, ya bersyukur, jadi kita diberi kesempatan seperti itu dan ketika aku menceritakan ke istri, ya dia juga senang," ungkap Dion.
Senada, Bangun ikut merasakan senang karena jadi bisa belajar lebih banyak dan lama lagi soal parenting. Begitu pula saat ini, ia masih diberikan kesempatan kerja dari rumah (work from home). Sehingga, momen ini benar-benar dimanfaatkan untuk menemani istri dan anak lalu membantu mengurus rumah, dan pekerjaan kantor pun tetap fleksibel dijalankan.
ADVERTISEMENT
"Sejujurnya back to kantor not literally back to kantor, mostly masih WFH. Nestle masih akomodasi WFH yang sangat membantu, very flexible. Mungkin istri butuh teman baru selama WFH. Secara kerjaan, setelah cuti pasti ya ada yang numpuk-numpuk, tapi normal dan manageable," pungkasnya.