Delayed Puberty pada Anak Praremaja, Apa Maksudnya?

10 Maret 2023 11:36
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Delayed Puberty pada Anak Praremaja, Apa Maksudnya? Foto: Roman Samborskyi/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Delayed Puberty pada Anak Praremaja, Apa Maksudnya? Foto: Roman Samborskyi/Shutterstock
Salah satu perubahan yang akan dialami anak beranjak remaja adalah pubertas. Ya Moms, baik anak laki-laki maupun perempuan akan mengalami perubahan fisik dan mental, atau bisa disebut juga sebagai transisi dari anak-anak menjadi dewasa.
Terjadinya pubertas bisa berbeda-beda setiap anak. Pada anak laki-laki, pubertas dimulai pada rentang usia 9-14 tahun, yang ditandai dengan testis dan penis yang membesar hingga tumbuh rambut pada kemaluan. Sedangkan pubertas pada anak perempuan terjadi lebih dini, yakni usia 8-13 tahun. Pubertas anak perempuan ditandai dengan payudara membesar dan mengalami menstruasi.
Namun, bila setelah usia tersebut anak belum mengalaminya, berarti dia bisa dianggap delayed puberty atau pubertas yang tertunda. Apa maksudnya?

Penyebab Anak Praremaja Mengalami Pubertas Tertunda

Ilustrasi mimpi basah yang dialami anak laki-laki saat memasuki pubertas. Foto: MIA Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mimpi basah yang dialami anak laki-laki saat memasuki pubertas. Foto: MIA Studio/Shutterstock
Dilansir laman Healthy Children, kondisi ini bisa disebabkan pubertas tertunda konstitusional dan lebih banyak dialami anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Sebanyak dua per tiga kasus kondisi pubertas tertunda ini diwarisi dari salah satu atau kedua orang tuanya, lho! Jadi, jika sang ibu baru memulai menstruasi di atas 14 tahun atau ayahnya telat pubertas, ada kemungkinan besar menurun ke anaknya.
Pada anak laki dengan pubertas tertunda akan mengalami defisiensi hormon pubertas hormon luteinizing (atau disebut LH) dan hormon perangsang folikel (disebut FSH), yang kemudian disebut Isolated Gonadotropin Deficiency (IGD). Kondisi ini bisa muncul sejak bayi lahir, dan banyak anak laki-laki dengan IGD lahir dengan penis lebih kecil.
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Tanda yang paling mudah ditemui bisa terlihat lewat kondisi fisiknya. Seringkali, anak laki-laki yang tertunda pubertasnya terlihat dari penis dan testis yang tidak membesar pada usia 14 tahun. Sebagian besar anak yang mengalami kondisi ini juga memiliki tubuh pendek. Tanda lain anak laki mengalami IGD bisa terlihat dari indera penciuman yang buruk atau memiliki masalah pada testisnya, seperti ukurannya sangat kecil atau tidak merasakan apa-apa saat disentuh.
Sedangkan keterlambatan pubertas pada anak perempuan lebih disebabkan oleh penurunan lemak tubuh. Kondisi ini cenderung terjadi pada anak perempuan yang sangat atletis, seperti yang menggeluti senam, balet, dan renang. Penyebab lainnya juga terjadi pada anak dengan anoreksia nervosa, atau mereka yang melakukan diet ekstrem karena takut gemuk, sehingga mereka memiliki lemak tubuh lebih sedikit.
Ilustrasi anak praremaja cemas dengan bentuk tubuh. Foto: MIA Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak praremaja cemas dengan bentuk tubuh. Foto: MIA Studio/Shutterstock
Di sisi lain, beberapa anak perempuan yang pubertasnya tertunda juga mungkin memiliki masalah pada indung telur mereka, entah ovarium yang tidak berkembang atau tak bekerja dengan semestinya. Kondisi ini disebut insufisiensi ovarium primer. Penyebab terjadinya masalah indung telur karena atau sebagian dari salah satu/dua kromosom X hilang, yang dikenal dengan sindrom Turner. Sindrom ini sebenarnya sudah bisa terlihat sejak dini, yaitu perawakan tubuh anak yang pendek.
Kadang-kadang, indung telur anak perempuan bisa kemungkinan rusak oleh sistem kekebalan tubuh. Yang akhirnya, beberapa anak gagal memulai pubertas karena kekurangan hormon hipofisis LH dan FSH.
Tetapi jangan khawatir ya, Moms, karena anak yang mengalami pubertas tertunda, pada akhirnya akan bisa mengejar ketertinggalannya. Sehingga, ketika pubertasnya sudah dimulai --meski terlambat--, mereka bisa tetap berkembang dengan normal.
Baca Lainnya
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020