Diagnosis dan Pengobatan Kernikterus pada Bayi Baru Lahir

6 November 2022 14:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi melakukan fototerapi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi melakukan fototerapi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kernikterus merupakan komplikasi penyakit kuning pada bayi baru lahir. Mengutip Healthline, Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan bilirubin yang ekstrem di otak, sehingga menyebabkan kerusakan di organ vital tersebut.
ADVERTISEMENT
Ada dua jenis bilirubin di tubuh manusia, yaitu bilirubin tak terkonjugasi dan bilirubin tekonjugasi. Nah, yang memicu kernikterus pada bayi adalah bilirum tak terkonjugasi. Jika bilirubin tak terkonjugasi tidak bisa diubah oleh organ hati, kadarnya akan meningkat dalam tubuh dan dapat keluar dari darah untuk menuju ke otak. Hal itulah yang membuat bilirubin tak terkonjugasi menumpuk di otak bayi, sehingga menimbulkan kernikterus.
Lantas, bagaimana diagnosis dan perawatan kernikterus pada bayi baru lahir? Simak penjelasannya berikut ini, Moms.

Diagnosis Kernikterus pada Bayi Baru Lahir

Ilustrasi bayi dirawat di rumah sakit. Foto: Iryna Inshyna/Shutterstock
Gejala awal kernikterus kurang lebih sama seperti penyakit kuning pada umumnya. Kulit dan area putih di mata bayi akan tampak kekuningan. Namun, gejala tersebut bisa bertambah parah dan berkembang menjadi kernikterus jika penyakit kuningnya tidak segera diatasi.
ADVERTISEMENT
Adapun gejala kernikterus pada bayi baru lahir yaitu sebagai berikut.
Untuk mendiagnosis kernikterus, dokter akan memeriksa kadar bilirubin menggunakan light meter atau pengukur cahaya di kepala bayi. Alat ini akan memberitahu berapa banyak bilirubin di kulit bayi atau tingkat bilirubin transkutan (TcB)-nya. Jika kadar TcB tinggi, itu bisa menjadi indikasi bahwa bilirubin sedang menumpuk di tubuh bayi.

Pengobatan untuk Bayi dengan Kernikterus

Ilustrasi bayi melakukan fototerapi. Foto: Shutter Stock
Tujuan pengobatan kernikterus adalah untuk mengurangi jumlah bilirubin tak terkonjugasi dalam tubuh bayi sebelum mencapai tingkat yang menyebabkan kerusakan otak lebih parah. Biasanya, bayi dengan penyakit kuning akan mendapatkan perawatan berupa fototerapi atau terapi cahaya untuk memecah bilirubin tak terkonjugasi dalam tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Namun, jika bilirubinnya terlalu tinggi, dokter mungkin akan melakukan pengobatan berupa transfusi tukar darah. Selama prosedur medis ini, darah bayi dikeluarkan sedikit demi sedikit, kemudian diganti dengan darah yang cocok dari donor.
Asupan ASI untuk bayi dengan kernikterus juga dapat membantu menurunkan kadar bilirubin dalam tubuhnya. Pasalnya, bilirubin dikeluarkan melalui usus berupa feses. Makin banyak bayi makan, makin banyak feses yang diproduksi, sehingga makin banyak bilirubin yang bisa dikeluarkan.