Dokter: Penyakit Diabetes dan Hipertensi Bisa Pengaruhi Pendengaran

14 Januari 2025 11:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokter: Penyakit Komorbid Seperti Diabetes dan Hipertensi Bisa Pengaruhi Pendeng. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Dokter: Penyakit Komorbid Seperti Diabetes dan Hipertensi Bisa Pengaruhi Pendeng. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Gangguan pendengaran bisa terjadi karena berbagai macam faktor. Tapi tahukah Anda bahwa penyakit seperti diabetes dan hipertensi ternyata juga bisa menganggu pendengaran?
ADVERTISEMENT
Ya Moms, penyakit komorbid seperti hipertensi dan diabetes dapat berkontribusi pada masalah pendengaran. Hal itu disampaikan Dokter THT sekaligus Ahli Otologi, DR. dr. Harim Priyono, Sp.THT-BKL, Subsp.Oto (K) dalam acara seminar medis berjudul The Last Trends in Ear Health: Diagnostic and Technological Innovation Hearing Care, di Jakarta Selatan, Minggu (12/1).
Dokter Harim menegaskan, penyakit sistemik dapat menganggu pendengaran. Penyakit sistemik merupakan penyakit yang mengganggu fungsi badan secara keseluruhan. Contohnya diabetes. Penyakit ini dapat melahirkan gangguan pada pembuluh darah halus.
Kemudian, penyakit hipertensi. Hipertensi membuat dinding pembuluh darah menjadi getas, sehingga mudah terjadi kerusakan. Apabila ini terjadi di otak, maka orang tersebut berpotensi stroke.
Dokter THT sekaligus Ahli Otologi, DR. dr. Harim Priyono, Sp.THT-BKL, Subsp.Oto (K) di Jakarta Selatan, Minggu (12/1/2025). Foto: Eka Nurjanah/kumparan
"Untuk di telinga, penyakit-penyakit sistemik ini memang dapat mengganggu fungsi pendengaran. Wujudnya di telinga paling sering berwujud sebagai tuli mendadak atau sudden deafness," kata dr. Harim.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, penyakit seperti diabetes dan hipertensi dapat dicegah dengan pola hidup sehat. Apabila penyakit tersebut bisa dikontrol maka resiko gangguan pendengaran dapat dicegah.

Gangguan Pendengaran Paling Umum

Meski gangguan pendengaran dapat diakibatkan oleh penyakit komorbid seperti diabetes dan hipertensi, namun ada masalah pendengaran paling umum dialami oleh masyarakat. Gangguan ini diakibatkan oleh serumen atau ear wax.
Ilustrasi telinga seseorang. Foto: Shutter Stock
"Ear wax, orang awam nyebut kotoran telinga. Inilah gangguan pendengaran yang paling sering. Ear wax dapat mengganggu pendengaran sampai 40 desibel," tutur dr. Harim.
Gangguan pendengaran akibat ear wax ini dapat dialami anak-anak dan dewasa. Untuk mencegah ear wax menjadi masalah ialah dengan rutin kontrol ke dokter THT setiap 6 bulan sekali. Hal itu untuk memastikan kotoran telinga itu tidak menutup. Apalagi kuantitas telinga memproduksi ear wax setiap orang berbeda-beda dan tiap sisi telinga berbeda-beda.
ADVERTISEMENT