Dokter Sebut Ibu dengan Riwayat TBC Ringan Tetap Boleh Menyusui

26 September 2024 19:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Waspadai TBC. Foto: Studio.51/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Waspadai TBC. Foto: Studio.51/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tuberkulosis atau TBC atau TB, merupakan penyakit pernapasan akut yang risiko penularannya sangat tinggi. Tapi, ternyata bagi ibu yang punya riwayat TBC ringan, masih bisa menyusui anak asal sudah berhenti konsumsi obat TBC minimal 2 pekan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Untuk ASI ini tetap boleh diberikan. Hanya saja, mereka disarankan sudah mengonsumsi obat untuk penyembuhan itu selama dua minggu,” kata Dokter Spesialis Konsultan Saluran Napas dan Paru Anak (Respirologi) IDAI, Muchammad Fahrul Udin, Sp. A, Subsp. Resp. (K), dikutip dari Antara, Kamis (26/9).
Ia menyarankan, orang tua dengan riwayat TBC yang masih dalam tahap memberikan ASI kepada anak-anak mereka agar tetap menggunakan masker ketika berinteraksi dan dekat dengan anak. Hal itu guna mencegah penularan TBC melalui udara kepada buah hati mereka.
Meski begitu, tidak semua ibu dengan TBC dapat memberikan ASI kepada anak-anak mereka. Ibu yang memiliki riwayat TBC dengan tingkat yang parah disarankan untuk tidak memberikan ASI kepada anaknya.
ADVERTISEMENT
“Ibu yang memiliki riwayat sakit TB resisten disarankan tidak memberikan ASI karena risikonya besar untuk anak mereka,” tegas dia.
Untuk menghindari infeksi bakteri TBC itu, orang tua diharapkan menjalani pola hidup yang bersih, seperti memberikan pencahayaan yang cukup pada setiap ruangan dengan sirkulasi udara yang cukup.
Hal tersebut dikarenakan penyakit tersebut menular melalui udara, sehingga udara yang bersih dan sirkulasi yang baik dapat mematikan virus tersebut.
Penularan kepada anak saat ibu hamil bisa melalui plasenta ketika mereka sedang mengandung. Dengan kondisi tersebut orang tua diharapkan berkonsultasi langsung dengan dokter dan segera mengonsumsi obat secara rutin.
Data Kementerian Kesehatan mencatat, berdasarkan Global Report 2022, Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi kedua setelah India. WHO memperkirakan 969.000 kasus TBC di Indonesia dengan angka notifikasi saat ini 717.941 kasus.
ADVERTISEMENT
Tuberkulosis Resisten Obat (TB RO) merupakan penyakit yang berdampak pada kesehatan masyarakat, dengan jumlah kasus semakin meningkat sehingga memerlukan upaya penanggulangan yang komprehensif dari semua pihak.
Pada 2013 Menteri Kesehatan telah menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resisten Obat sebagai acuan dalam tatalaksana penanggulangan TB RO di Indonesia.
Perkembangan tatalaksana TB RO di tingkat global terjadi dengan cepat, baik terkait alur diagnostic, paduan pengobatan maupun tatalaksana penyakit yang berpusat pada pasien (patient centered approach).