news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Dongeng Anak Islami: Kisah Monyet yang Serakah

6 November 2020 9:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kisah monyet yang serakah. Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kisah monyet yang serakah. Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebelum beranjak tidur, kira-kira kegiatan apa yang biasa Anda lakukan bersama anak? Membacakan dongeng mungkin menjadi salah satu pilihan baik yang dapat Anda lakukan, Moms. Sebab, di dalam dongeng anak biasanya tersirat pesan moral yang bisa jadi bahan pembelajaran untuk si kecil.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mendongeng juga bermanfaat untuk membuat hubungan Anda dan anak semakin dekat, meningkatkan kreativitas si kecil, hingga menambah kosakata anak. Maka dari itu, sebaiknya kegiatan ini dapat Anda terapkan sedini mungkin.
Nah, bila Anda masih bingung ingin membacakan dongeng apa untuk si kecil nanti malam, kumparanMOM punya salah satu dongeng anak Islami yang mengajarkan anak agar tidak serakah atau rakus terhadap sesuatu. Dongeng tersebut berjudul 'Kisah Monyet yang Serakah'. Seperti apa ya kisahnya? Yuk disimak.
Ilustrasi kisah monyet yang serakah. Foto: shutterstock

Dongeng Anak Islami: Kisah Monyet yang Serakah

Suatu hari di musim kemarau, pohon-pohon di hutan secara perlahan mulai mengering. Persediaan makanan pun ikut menipis.
Di hutan tersebut, hiduplah sejumlah monyet. Mereka pun hidup rukun dan damai. Namun, di saat musim kemarau tiba, masing-masing dari mereka memisahkan diri mencari makanan untuk bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Pada suatu ketika, raja monyet meminta sejumlah monyet untuk berkumpul. Ia mengatakan, "Hai, saudaraku. Janganlah kau meninggalkan hutan ini. Di luar sana sangat bahaya bagi kita." Semuanya pun mendengar nasihat dari raja monyet itu. Tapi, ada salah satu monyet yang menghiraukan perintah tersebut. Ia pun memiliki rencana untuk pergi ke rumah penduduk.
Saat sudah pergi ke rumah penduduk, seekor monyet itu pun sangat bahagia karena banyak sekali makanan sehingga ia tak kelaparan. Hingga beberapa hari kemudian, ia tak menemukan lagi makanan di rumah penduduk yang ia singgahi itu. Ia pun memutuskan untuk pergi ke rumah lainnya untuk mendapatkan makanan.
Setibanya di rumah penduduk lain itu, ia melihat ada segepok pisang di atas meja makan. Ia pun menghabiskannya. Tak lama kemudian, ia melihat ada kacang dalam sebuah toples. Namun, toples tersebut sangat kecil sehingga membuat tangannya sulit untuk meraih kacang yang ingin ia ambil itu.
ADVERTISEMENT
Tapi, karena monyet tampak kelaparan, ia memaksakan tangannya masuk ke toples itu dan tangannya malah terjebak alias tak bisa keluar lagi. Hal ini pun membuat orang di rumah itu terbangun dan menyadari bahwa ada monyet di rumahnya. Lalu, monyet tersebut diamankan oleh warga setempat.
Akhirnya, ia menyesal dengan apa yang telah dilakukannya itu dan tak mendengarkan nasihat dari raja monyet.

Pesan Moral dari Kisah Monyet yang Serakah

Dari dongeng anak Islami di atas, anak bisa memetik pelajaran bahwa sebagai umat muslim janganlah serakah atau rakus terhadap sesuatu. Selain itu, penting bagi anak untuk mematuhi nasihat orang yang lebih dewasa atau orang tua demi kebaikannya agar tak celaka seperti yang dialami monyet dalam kisah di atas.
ADVERTISEMENT
Adapun HR. Bukhari No. 6437 juga menjelaskan hal tersebut. Berikut isinya:
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ مِثْلَ وَادٍ مَالاً لأَحَبَّ أَنَّ لَهُ إِلَيْهِ مِثْلَهُ ، وَلاَ يَمْلأُ عَيْنَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Artinya: "Seandainya manusia memiliki lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan harta yang banyak semisal itu pula. Mata manusia barulah penuh jika diisi dengan tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat" (HR. Bukhari No. 6437).