Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jangan khawatir kehabisan ide, sebab kali ini kumparanMOM akan memberikan contoh dongeng dengan kancil sebagai salah satu tokoh utama, dan pelajaran apa saja yang bisa dipetik dari kisah tersebut.
Dongeng Anak: Kancil dan Siput
Di suatu wilayah yang bernama Hutan Pande, terdapat seekor kancil yang merasa dirinya adalah hewan paling cerdik dan pandai di hutan. Ia bahkan menyombongkan hal itu di hadapan semua binatang hutan.
Para binatang hutan kesal mendengar kesombongan kancil. Meski di sisi lain mereka mengakui kancil memang cerdik dan lincah.
Siput yang mendengar kesombongan kancil kemudian menantangnya untuk melakukan lomba lari. Lomba tersebut dilakukan untuk membuktikan siapa yang paling cerdik.
Kancil menerima tantangan tersebut sambil tertawa menghina, “Mana mungkin kamu lebih cerdik dari aku! Apalagi kamu yang sekecil itu dan berjalan lambat tidak mungkin bisa menang lomba lari!”
ADVERTISEMENT
Namun siput bersikeras untuk lomba lari. Diam-diam, si siput mengumpulkan semua saudara dan teman-temannya. Kemudian ia meminta agar mereka semua berbaris di sepanjang jalur lomba lari.
“Ingat! Setiap kali Kancil memanggilku, kalian yang harus menjawabnya!” perintahnya kepada semua siput.
Keesokan harinya, tepat ketika hitungan ketiga oleh wasit, si kancil dan siput langsung berlari kencang. Namun tentu saja, larinya si siput tidak akan mungkin lebih kencang.
Meyakini hal tersebut, si kancil berlari dengan gembira. Kemudian ia berhenti ketika merasa sudah jauh meninggalkan siput.
“Hei, Siput! Kamu dimana?” teriaknya ke arah belakang.
“Aku di sini!” jawab siput dari arah depan.
Kancil terkejut mendengarnya, ia kemudian bergegas berlari sekencang mungkin. Setelah berlari cukup jauh, si kancil berhenti lagi.
ADVERTISEMENT
“Hei, Siput! Kamu pasti di belakang kan?” teriaknya memanggil-manggil.
“Tidak. Aku di depan!” jawab siput lagi.
Kancil kembali terkejut. Ia bingung, bagaimana mungkin siput ada di depannya terus?
Kancil lalu berlari lagi sekuat tenaga. Ia sama sekali tidak menyadari jika yang menjawab tadi adalah siput-siput lain.
Kejadian tersebut berulang beberapa kali, sampai akhirnya garis finish mulai terlihat.
Kancil semakin berlari kencang untuk bisa melewati garis finish. Ia yakin si siput telah kalah.
“Lihat aku menang!” serunya kegirangan.
Tiba-tiba terdengar suara siput “Kamu salah! Aku sudah dari tadi di sini” ujarnya menghampiri si kancil yang terkejut.
“Kamu mengalahkanku?!” seru si kancil tidak percaya.
“Tentu saja. Jadi aku lebih cerdik darimu bukan?” tanya si siput.
ADVERTISEMENT
“Iya, kamu memang lebih cerdik dari aku.” jawab kancil dengan perasaan sedih dan malu.
Kancil kemudian meminta maaf pada Siput karena telah sombong. Siput memaafkannya, dan berkata pasti ada yang lebih cerdik dari mereka berdua.
Pesan Moral
Moms, Anda dapat mengajarkan pada si kecil bahwa sifat sombong merupakan perbuatan tidak terpuji. Ajarkan juga bahwa setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga tidak dapat dibandingkan satu sama lain.