Doula dan Bidan, Apa Bedanya? Ibu Hamil Perlu Tahu

10 Desember 2020 9:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil memeriksakan kandungannya Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil memeriksakan kandungannya Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ibu hamil mungkin akan mengenal beberapa tenaga profesional untuk membantu menjalani kehamilan dan persalinan dengan lancar. Selain dokter, ada juga bidan dan doula. Sudah pernah dengar sebelumnya, Moms?
ADVERTISEMENT
Ya, saat ini kehadiran doula cukup populer di kalangan ibu hamil. Sosok wanita yang kerap ikut mendampingi persalinan ini, apakah punya tugas yang sama dengan bidan?
Moms, ternyata doula dan bidan bukanlah profesi yang sama, sehingga tugasnya pun berbeda. Yuk, cari tahu selengkapnya di sini.

Perbedaan Bidan dan Doula yang Perlu Ibu Hamil Tahu

Tips memilih bidan yang tepat untuk persalinan nanti. Foto: Shutter Stock

Tugas Bidan

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang punya tugas utama memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan reproduksi kepada perempuan, keluarga, dan masyarakat. Selain itu, mereka juga dapat melakukan pemeriksaan ginekologi, menulis resep, merawat ibu selama kehamilan dan persalinan, membantu persalinan, melakukan pemantauan janin, dan memberikan informasi tentang kontrasepsi.
Seorang bidan akan membantu ibu untuk bisa melahirkan normal. Bidan juga mampu mengidentifikasi apakah persalinan bisa dilakukan secara normal atau tidak. Jika memang tidak memungkinkan melahirkan normal, mereka akan merujuknya ke dokter.
ADVERTISEMENT
Dilansir Ikatan Bidan Indonesia (IBI), bidan wajib memiliki sertifikat uji kompetensi untuk mendapatkan izin praktik dari pemerintah. Jadi, jangan sembarangan dalam memilih bidan ya, Moms, pastikan bidan tersebut memiliki sertifikat.
Ilustrasi doula. Foto: Instagram/@nujuhbulanstudio

Apa Tugas Doula?

Berbeda dengan bidan, doula bukanlah tenaga medis. Dalam bahasa Yunani, doula artinya pelayan wanita. Ya, doula merupakan sebutan untuk pendamping persalinan non-medis. Ia bisa saja bukanlah dokter, suster, ataupun bidan.
Penggunaan jasa doula sebenarnya bukanlah tren baru. Sebuah jurnal yang diterbitkan American Association of Critical-Care Nurses (AACN) menjelaskan bahwa penggunaan jasa doula sudah ada sejak tahun 1980-an. Sejak saat itu, praktik jasa doula mulai berkembang di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Prancis, Belgia, Afrika Selatan, dan Finlandia.
ADVERTISEMENT
Doula memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi dan memberikan dukungan kepada ibu hamil baik sebelum maupun setelah melahirkan. Bentuk dukungan yang diberikan oleh doula berupa dukungan fisik, emosional, dan informasi yang berkesinambungan.
"Doula itu seorang perempuan yang memberikan support secara continuity kepada ibu saat masa melahirkan dan sesudah melahirkan. Supportnya tidak medical, tapi lebih kepada psikologi, spiritual, fisikal dan emosional. Tidak secara medical", ujar Ashtra Dymach, Selasa (7/2).
Perlu dicatat ya, Moms, doula hanya bertugas mendampingi saja, namun tidak memiliki sertifikat untuk membantu persalinan seperti dokter atau bidan. Sehingga, menjadi seorang doula, tak harus memiliki latar belakang di dunia medis. Siapa pun yang mempunyai keinginan untuk membantu ibu bersalin bisa menjadi doula. Namun, untuk menjadi profesional, doula minimal harus mengantongi sertifikat dari lembaga doula internasional, seperti DONA atau Doula of United Kingdom.
ADVERTISEMENT
Dilansir Healthline, doula terbagi menjadi dua, yaitu doula untuk mendampingi persalinan dan setelah persalinan atau postpartum doula. Peran postpartum doula bukan sebagai konsultan ASI atau jasa pijat bayi, melainkan membantu dan mendampingi ibu mencarikan informasi-informasi yang dibutuhkan pascamelahirkan.