Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini yang kemudian menjadi alasan Lee menjalani program bayi tabung hingga 9 kali selama 12 tahun pernikahannya dengan Bruce Rockowitz. Sayangnya, tidak ada satu pun yang berhasil dari bayi tabung tersebut.
Ya Moms, bayi tabung memang menjadi program kehamilan yang cukup diminati. Namun, metode ini memerlukan biaya yang besar dan memiliki risiko kegagalan.
Lantas, apa saja faktor penyebab kegagalan bayi tabung?
Faktor Kegagalan Program Hamil dengan Bayi Tabung
Program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) dilakukan dengan cara menggabungkan sel telur dan sperma di luar tubuh. Kemudian, sel telur yang sudah dibuahi dan sudah dalam fase siap, akan dipindahkan ke dalam rahim wanita.
Menurut Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, dr. Andrew Yurius Christian, SpOG., ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab kegagalan berulang pada program bayi tabung, salah satunya adalah usia ibu yang sudah tidak muda lagi.
ADVERTISEMENT
“Usia si ibu, ketika wanita usia diatas 35 tahun angka keberhasilan IVF menurun drastis dengan semakin bertambahnya usianya,” jelas dr. Andrew saat dihubungi kumparanMOM (12/7).
Selain itu, masih ada beberapa penyebab lainnya, seperti:
Gagalnya proses penanaman blastokista ke lapisan uterus (endometrium) untuk menjadi embrio.
Kelainan kromosom pada embrio, kelainan pada sel telur, atau sperma. Namun, saat ini sudah ada teknologi pemeriksaan yang bisa meminimalkan faktor risiko ini.
Salah satu faktor terbesar keberhasilan bayi tabung adalah embrio yang berkualitas. Sebaliknya, jika kualitas embrio buruk, ada risiko bayi tabung gagal.
Dukungan untuk Pasangan yang Gagal Program Hamil
Kegagalan pada program kehamilan seperti bayi tabung, apa pun penyebabnya, tentu akan menimbulkan kekecewaan yang dalam bagi calon orang tua. Oleh karenanya, dokter kandungan biasanya akan memberikan penjelasan, afirmasi positif, dan konseling jika diperlukan.
ADVERTISEMENT
“Konseling khusus biasa tidak ada, tapi jika diperlukan konseling dengan psikolog atau psikiater juga dapat dilakukan sebelum memulai program kembali agar pasangan siap juga secara jiwa,” lanjut dr. Andrew.
Baik suami atau pun istri sama-sama berperan penting dalam keberhasilan bayi tabung, sehingga Anda dan suami harus saling mendukung demi tercapainya tujuan program kehamilan.