Flu Singapura pada Anak Mulai Merebak, Simak Cara Pencegahannya!

29 Mei 2022 18:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak dengan flu singapura. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dengan flu singapura. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Di saat misteri virus hepatitis akut belum terkuak, kini orang tua kembali dibuat was-was dengan merebaknya flu Singapura pada anak. Jangan lupa, pandemi COVID-19 juga belum benar-benar usai dan di sejumlah negara, virus cacar monyet masih merebak.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, dalam beberapa waktu terakhir, infeksi virus yang dalam istilah medis dikenal dengan Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit tangan, kaki, dan mulut, ini banyak menyerang anak-anak di sejumlah negara, salah satunya di Indonesia. Hanya saja, belum diketahui secara pasti sejauh apa penyebarannya karena belum ada data surveilans di Indonesia.
"Namun demikian kami dokter anak memang merasakan adanya temuan kasus terutama dalam bulan April dan Mei," ujar dokter spesialis anak konsultan infeksi tropis, DR. dr. Anggraini Alam, SpA(K), kepada kumparanMOM, Minggu (29/5).
Ilustrasi anak demam. Foto: Shutter Stock
Flu Singapura atau HFMD bukan virus baru. Mengutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), HFMD disebabkan oleh spesies enterovirus seperti coxsackievirus dan human enterovirus 71.
ADVERTISEMENT
Lantas, mengapa dinamakan flu Singapura? Menurut perempuan yang akrab disapa dokter Anggi ini, wabah HFMD pernah terjadi di Singapura pada tahun 2009 dan menimbulkan beberapa korban jiwa. Selain itu, beberapa gejala yang ditimbulkan hampir serupa dengan flu. Maka dari itu, sering disebut sebagai flu Singapura.
Umumnya, infeksi virus HFMD ini rentan dialami bayi dan anak balita. Beberapa gejala seperti demam, nyeri badan, sariawan, dan penurunan nafsu makan akan timbul dalam waktu 7-10 hari. Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit ini juga dapat menyerang orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat.
“HFMD pada umumnya terjadi pada bayi dan anak usia balita. Virus ini menyebabkan penyakit yang ringan selama 7-10 hari seperti demam, badan terasa nyeri, dan yang paling sering adalah penurunan nafsu makan karena ada kesulitan menelan akibat banyaknya sariawan atau lesi di mulut,” ujar dr. Anggi.
Ilustrasi anak susah makan. Foto: Sataporn P/Shutterstock
Ia menambahkan, anak dengan HFMD juga mengalami gangguan kulit seperti ruam kemerahan atau bintik-bintik merah melepuh di bagian lengan bawah, telapak tangan, area bokong, dan telapak kaki.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, meski gejala yang ditimbulkan cukup ringan, namun, pada beberapa kasus HFMD justru menyebabkan komplikasi yang berat seperti meningitis atau radang selaput otak, dan ensefalitis yang menyebabkan pasien harus dirawat intensif atau mengakibatkan kematian.
Lantas, bagaimana cara mencegah penyakit HFMD pada anak-anak?

Kata Dokter soal Cara Cegah Penyakit HFMD pada Anak-anak

Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat atau perawatan khusus untuk mencegah HFMD pada anak-anak. Obat-obatan dan perawatan yang dilakukan pun bersifat simptomatik untuk mengatasi keluhan yang dialami.
“Pada umumnya penyakit ini bisa sembuh sendiri. Tetapi, misalnya si kecil sulit makan karena rasa nyeri maka kita bisa memberikan obat-obatan untuk meredakan rasa nyeri misalnya dengan parasetamol,” jelas dr. Anggi.
Anak minum obat. Foto: Shutterstock
Senada dengan itu, dokter spesialis anak, dr. Taufiqur Rahman, SpA mengatakan, HFMD tergolong penyakit self limiting disease atau bisa sembuh dengan sendirinya. Sehingga, anak-anak tidak disarankan minum obat antivirus karena bisa menimbulkan efek samping yang lebih berbahaya.
ADVERTISEMENT
“Obat yang khusus untuk membunuh atau melemahkan virus penyebab HFMD belum ada. Sebab, HFMD ini tergolong penyakit self limiting disease, sehingga tidak disarankan minum anti-virus (kalau pun ada), karena efek sampingnya jauh lebih berbahaya,” ungkap dr. Taura, panggilan akrabnya, kepada kumparanMOM, Minggu (29/5).
Meski begitu, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah penyakit HFMD pada anak-anak, antara lain:
1. Menjaga kebersihan
Penyakit HFMD biasanya dapat ditularkan melalui air liur, cairan hidung seperti ingus, dan kotoran anak yang terinfeksi HFMD. Oleh karena itu, dr. Anggi menyarankan untuk rajin cuci tangan, membersihkan benda di sekitar atau mainan yang sering disentuh anak, serta membuang popok anak dengan dibungkus kantong plastik.
ADVERTISEMENT
“Hati-hati dengan bekas mainan anak-anak, air liur, dan feses anak. Karena penularan HFMD paling banyak dari situ. Makanya, anak-anak disarankan untuk rajin cuci tangan sebelum dan setelah menyentuh barang atau mainan, dan kebersihan lain seperti mencuci mainan anak dengan rutin dan membuang popok dengan dibungkus kantong plastik,” jelasnya.
Anak cuci tangan. Foto: Thinkstock
2. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Mengutip laman resmi IDAI, menerapkan PHBS juga penting dilakukan untuk mencegah penyakit HFMD. Misalnya, tidak membuang ludah sembarangan, tidak sering menyentuh mulut dan mata, serta membiasakan menutup hidung saat batuk dan bersin.
dr. Taura menambahkan, anak yang mengalami penyakit HFMD disarankan melakukan isolasi untuk mengurangi angka penularan. Selain itu, orang tua perlu memerhatikan asupan cairan anak untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
ADVERTISEMENT
“Jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi atau cairan, dan segera isolasi untuk mengurangi angka penularan,” tutupnya.