Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Frisian Flag Dukung MBG, Pernah Uji Coba Makan Bergizi di 10 Sekolah
5 Maret 2025 18:02 WIB
·
waktu baca 7 menit
ADVERTISEMENT
PT Frisian Flag Indonesia (FFI) menyampaikan komitmen dan dukungannya terhadap pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) yang mulai dijalankan pemerintah pada awal tahun ini. Hal ini disampaikan di sela-sela diskusi ‘Peran Stakeholder dan Media dalam Mendukung Program Makan Bergizi Gratis’ di Surabaya pada pekan lalu (27/2) yang juga dihadiri oleh narasumber dari pemerintah daerah, pelaku usaha, praktisi kesehatan, dan media.
ADVERTISEMENT
FFI telah memulai sebuah proyek percontohan yang mengadopsi semangat MBG, yakni menyediakan makan bergizi gratis di 10 sekolah dasar di sekitar pabriknya di Cikarang. Pada Oktober 2024 FFI menggelar program uji coba dengan pemberian makanan bergizi bagi lebih dari 2.000 siswa di delapan SD dan dua SMP yang direncanakan secara matang.
FFI bermitra dengan Indonesia Food Security Review (IFSR) dan Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKM UI) untuk mengkaji pelaksanaan makanan bergizi gratis yang tepat sasaran.
“Uji coba yang kami lakukan di Cikarang memasukkan minum susu sebagai bagian dari makan bergizi gratis. Kami mendapat tanggapan positif dari siswa dan guru sekolah, dan minum susu menjadi bagian yang dinantikan oleh anak-anak," kata Corporate Communication Manager FFI Fetti Fadliah, dalam keterangan yang diterima kumparanMOM, Rabu (5/3).
ADVERTISEMENT
"Melihat respons ini, FFI semakin yakin bahwa program MBG sangat bermanfaat dalam meningkatkan status gizi anak dan membangun Indonesia menjadi bangsa yang kuat. Hal ini sejalan dengan visi FFI ‘Nourishing Indonesia to progress’,” imbuhnya.
FFI melakukan survei terhadap 359 siswa yang mengikuti program uji coba MBG di Cikarang, dan menemukan bahwa mayoritas siswa mengalami kurang gizi bahkan gizi buruk. Pemberian produk susu secara rutin saat MBG akan membantu pemenuhan gizi yang dibutuhkan. Selain pemberian produk susu, setiap minggu FFI bersama para mitra memberikan edukasi gizi dan menjelaskan manfaatnya bagi kesehatan siswa.
Pentingnya Minum Susu untuk Pemenuhan Gizi
Dukungan untuk selalu mengkonsumsi susu juga disampaikan Wakil Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat (PKGM FKM) Universitas Indonesia, Prof. Dr. drg Sandra Fikawati MPH saat diskusi di Surabaya.
ADVERTISEMENT
"Kami memiliki survei yang menunjukkan konsumsi susu di tanah air masih rendah, hanya 16 liter per kapita per tahun. Angka ini masih jauh dibanding negara-negara maju seperti Belanda yang sudah 250 liter per kapita per tahun,” terang Prof Fika.
Prof Fika menyayangkan adanya seruan untuk menghentikan konsumsi susu dan diganti dengan makan ikan atau daging. Minum susu mengandung kalsium dan vitamin D yang sangat baik diberikan kepada anak setelah masa ASI eksklusif, balita, usia sekolah dan dewasa, bahkan hingga usia lanjut.
Dari survei yang dilakukannya mendapati bahwa balita yang kurang mengkonsumsi susu berdampak pada stunting, pelambatan pertumbuhan, malnutrisi, hingga overweight di masyarakat kota.
“Makanan harus diberikan seimbang, tidak boleh berlebih atau kurang. Anak-anak membutuhkan protein berkualitas, karena dalam masih dalam masa pertumbuhan. Kebutuhan ini berbeda dari orang dewasa,” ujar Prof. Fika.
ADVERTISEMENT
MBG di Jawa Timur
Kepala Seksi Kesehatan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Jawa Timur Cicik Swi Antika yang juga hadir sebagai pembicara berpendapat bahwa program MBG bukan semata-mata meningkatkan gizi.
Program MBG memiliki makna holistik yang memiliki irisan kuat dengan kesejahteraan masyarakat.
“Ada sepuluh keunggulan program MBG. Di antaranya mendukung ketahanan pangan, membangun sustainable ecosystem, memberikan pelatihan untuk peningkatan kapasitas, menciptakan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan membuka peluang investasi untuk hilirisasi. Jadi tidak semata-mata memberi makan bergizi,” tegas Cicik.
Berdasar data yang dihimpun Pemerintah Provinsi Jawa Timur, angka kematian ibu (AKI) di Jatim pada 2024 mencapai rencana strategis, yakni 82,56 per 100.000 atau masih di bawah 93,34. Begitu juga dengan kematian bayi (AKB) pada 2024 tercatat 3.754 atau turun dari tahun 2023 yang mencapai 3.938.
ADVERTISEMENT
Fakta ini menunjukkan tantangan besar di depan mata yang dapat dijawab oleh program MBG, yakni mengatasi kekurangan gizi, kekurangan zat gizi mikro, dan obesitas, selain isu kematian ibu melahirkan dan stunting yang juga masih mengkhawatirkan, meskipun ada penurunan.
“Meski turun, pemerintah membutuhkan percepatan penurunan di semua sektor. Program MBG sejalan dengan pengentasan stunting baik nasional maupun di Jatim. Meskipun angkanya turun, tapi masih cukup tinggi. Itu sebabnya kami butuh kerja sama lintas sektor. (Dinkes Jatim) tidak bisa jalan sendiri,” Cicik menambahkan.
Berdasarkan data e-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) rata-rata prevalensi stunting Januari-November 2024 di Jatim 5,96 persen. Angka ini turun 0,08 persen dari capaian Januari-Juni 2024, yakni 6,10 persen dan sudah di bawah target 14 persen.
ADVERTISEMENT
Bila penurunan AKI, AKB, obesitas, maupun stunting bisa diatasi, Dinkes Jatim menyoroti risiko anemia yang masih tinggi di kalangan pelajar SD/MI kelas satu hingga enam. Pada tahun 2023, jumlah penderita anemia kelompok usia ini 0,52. Sedangkan triwulan ketiga 2024 justru naik menjadi 0,14.
“Tujuan utama dari program MBG ini selain meningkatkan pemenuhan gizi, juga untuk memperbaiki prestasi, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja atau memberantas kemiskinan,” jelasnya.
Sasaran utama program MBG termasuk anak sekolah dan pesantren di seluruh jenjang, ibu hamil dan balita bermasalah gizi, balita bergizi normal, ibu hamil dan menyusui.
Kesuksesan program MBG sangat ditentukan oleh perencanaan matang, pelaksanaan fleksibel, dan pendanaan tepat sasaran. Hal ini disinggung oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur Lutfil Hakim. “MBG adalah sebuah program positif dan sangat penting untuk diberikan. Tinggal evaluasi penyaluran logistiknya, distribusinya, hingga operasionalnya yang perlu kita benahi dan terus sempurnakan” ungkap Pak Item, sapaan lekatnya.
ADVERTISEMENT
Pak Item juga mengatakan bahwa program serupa MBG sudah diterakan di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Finlandia, Denmark, Brasil, Jepang, Korea, dan India. Keberhasilan program MBG tidak lepas dari dukungan media dengan menyampaikan koreksi dan edukasi yang tentunya harus diikuti oleh pemahaman yang benar terhadap seluruh proses.
FFI, Edukasi dan Program Gizi
FFI telah memulai inisiasi edukasi dan program makan bergizi di tahun 2013, jauh sebelum Presiden Prabowo mencanangkan MBG, melalui Gerakan Nusantara. Inisiatif ini berfokus pada edukasi gizi dan gaya hidup sehat, serta kebiasaan minum susu di sekolah-sekolah dasar di berbagai daerah di Indonesia.
FFI berkolaborasi dengan akademisi, ahli gizi, sekolah-sekolah dasar melalui Kementerian Pendidikan dan Dinas Pendidikan, dan hingga kini telah mencapai 2,5 juta anak dan guru sekolah.
ADVERTISEMENT
Kegiatan Gerakan Nusantara melengkapi aksi FrieslandCampina, induk perusahaan FFI yang berpusat di Belanda, dalam upaya meningkatkan status gizi anak dengan menggelar South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) yang melibatkan akademisi dan ahli gizi di empat negara, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Fetti mengatakan bahwa temuan SEANUTS menjadi alasan dari berbagai kegiatan peningkatan gizi anak yang dilakukan FFI.
“Hasil SEANUTS II yang disampaikan di bulan November 2024, menunjukkan masih adanya anak-anak yang belum tercukupi gizi hariannya, seperti kalsium dan vitamin D. Yang lebih mengkhawatirkan, satu dari empat anak masih mengalami stunting, kurangnya pemenuhan zat besi pada anak-anak dan remaja putri yang mengakibatkan anemia, dan sejumlah anak di kota besar mengalami isu kelebihan berat badan,” kata Fetti.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini menjadi tantangan bersama masyarakat Indonesia, apalagi banyak anak dan bahkan orang tuanya yang belum tersosialisasi, belum mengetahui dan memahami pilihan yang sehat, ketersediaan pangan dan minuman sehat yang terbatas, dan minimnya edukasi. Temuan SEANUTS II mengatakan bahwa sarapan yang dilengkapi dengan susu membantu anak meningkatkan asupan vitamin D empat kali dan kalsium 2,6 kali lebih tinggi. Temuan SEANUTS II ini dapat menjadi pertimbangan pemerintah untuk tetap menyertakan produk susu di dalam MBG dan membantu meningkatkan asupan gizi yang dibutuhkan anak-anak.”
Di tengah upaya meningkatkan pelaksanaan MBG, pemerintah telah mengambil langkah tegas dengan mendorong industri susu dalam negeri. Seluruh industri pengolahan susu wajib menyerap susu lokal dari peternak dalam negeri. Imbauan ini disambut hangat oleh FFI yang mendukung peningkatan kualitas dan produksi susu segar nasional melalui kolaborasi dan inisiatif program pemberdayaan peternak sapi perah lokal.
ADVERTISEMENT
Melalui kolaborasi strategis dengan koperasi peternak dan berbagai program yang inovatif, FFI terus berupaya mewujudkan visi Nourishing Indonesia to Progress demi memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia sekaligus mendukung kesejahteraan peternak sapi perah lokal Indonesia.
Sejak 2013, FFI menggelar Dairy Development Program (DDP) dan telah menjangkau lebih dari puluhan ribu peternak sapi perah dan bermitra dengan 22 koperasi, kelompok peternak, serta mega farm di Pulau Jawa dan Sumatera. Program ini mendorong peternak sapi perah lokal untuk menerapkan good dairy farming practice (GDFP) secara terus menerus dan konsisten untuk menghasilkan susu segar berkualitas sesuai standar.
“FFI telah menyiapkan berbagai kegiatan end-to-end untuk mendukung MBG. Kami bermitra dengan Koperasi Produk Susu (KPS) untuk memberdayakan para peternak dalam menghasilkan susu segar berkualitas tinggi, dan membantu koperasi untuk mendistribusikan susu segar dari peternak ke industri pengolahan. Melalui DDP, FFI terus membangun ekosistem yang memberdayakan peternak sapi perah Indonesia agar dapat menghasilkan susu segar berkualitas yang berdampak positif pada ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat,“ pungkas Fetti.
ADVERTISEMENT