Gangguan Yang Bisa Dihadapi Ibu Hamil Trimester Ketiga Seperti Cut Meyriska

5 April 2022 14:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cut Meyriska dan Roger Danuarta. Foto: Dok. Ilma Aulia
zoom-in-whitePerbesar
Cut Meyriska dan Roger Danuarta. Foto: Dok. Ilma Aulia
ADVERTISEMENT
Saat usia kehamilan memasuki trimester ketiga, akan semakin banyak perubahan pada tubuh yang dialami ibu hamil. Ketika perut Anda semakin membesar, aktivitas yang bisa dilakukan pun makin terbatas. Seperti tidak bisa jongkok, susah untuk bangun dari kursi, bahkan juga bisa merasakan sesak napas.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga dirasakan oleh pesinetron Cut Meyriska. Baru-baru ini, ia menceritakan kisah kehamilannya yang sudah memasuki usia kehamilan trimester ketiga. Bahkan, jelang masa persalinan, ia curhat sudah kesulitan untuk mengambil mainan milik putra sulungnya, Shaquille Kaili Danuarta.
3rd trimester problems,” kata istri pesinetron Roger Danuarta itu.
Ya Moms, masalah yang dialami Cut Meyriska ini juga bisa terjadi pada ibu hamil lainnya, terutama yang sudah memasuki trimester ketiga. Contohnya seperti heartburn, kaki dan wajah bengkak, gerah, sesak nafas, sering buang air kecil, susah berjalan, sulit berjongkok, dan berbagai gangguan lainnya.
Ilustrasi Ibu Hamil Trimester Ketiga Foto: Shutterstock
Namun, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Boy Abidin, SpOG, mengatakan masih ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan ibu hamil trimester ketiga.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya usia trimester ketiga itu kan sudah mau dekat dengan lahiran, ya, jadi ada beberapa kondisi yang harus dia tahu juga. Mulai dari pertumbuhan bayi, kesehatan ibu, air ketuban, masalah plasenta, tali pusat, dan juga posisi bayi,” tutur dr. Boy pada kumparanMOM.
Nah Moms, untuk mengetahui penjelasan lengkapnya, simak informasi berikut ini.

Berat Badan Bayi

Saat menjelang kelahiran, dokter pastinya akan lebih sering melakukan pemeriksaan berat badan bayi. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu berat badan bayi menurun atau bisa berlebihan.
“Ada dua kemungkinan nih, bisa berat bayi nya turun, bisa juga naik. Tapi perlu diingat kalau kedua hal itu terjadi maka risiko kematian pada bayi meningkat,” jelas dr. Boy.
Berat janin di kandungan yang terlalu tinggi juga bisa meningkatkan risiko komplikasi, seperti kelahiran prematur atau tindakan operasi caesar, bahkan kematian.
ADVERTISEMENT

Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil

Kenaikan berat badan pada ibu hamil harus tetap diawasi agar tetap dalam batas normal. Dikutip dari Mayo Clinic, jika nilai indeks massa tubuh saat hamil meningkat, maka akan memengaruhi kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan.
Sebab, apabila ibu hamil mengalami obesitas, maka dapat berisiko mengalami beberapa komplikasi kesehatan seperti diabetes dan tekanan darah meningkat.
Ilustrasi Ibu Hamil Cek Berat Badan Foto: Shutterstock

Air Ketuban

Sama seperti bayi, air ketuban ibu hamil menjelang persalinan bisa sangat berkurang dan bisa juga sangat banyak. Apabila kondisi air ketuban berkurang atau biasa disebut oligohidramnion, maka berisiko timbul beberapa gangguan kesehatan seperti menurunnya denyut jantung janin, berat badan bayi saat lahir berkurang, dan berpotensi terjadinya persalinan caesar.

Plasenta

Plasenta adalah organ yang menempel pada dinding rahim. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil terkait kondisi plasenta.
ADVERTISEMENT
“Masalah plasenta ini cukup banyak. Bisa dilihat apakah kualitas plasentanya masih bagus, perlengketan pada dinding rahim baik atau tidak, menutupi jalan lahir atau tidak, letaknya normal atau tidak,” kata dr. Boy.
Di samping itu, gangguan komplikasi pada plasenta yang paling sering terjadi pada trimester ketiga kehamilan adalah solusio plasenta. Kondisi itu terjadi saat plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum bayi lahir dan mengakibatkan perdarahan pada ibu hamil.
Ilustrasi plasenta. Foto: Shutter Stock

Tali Pusar

Gangguan lain yang sering terjadi pada ibu hamil trimester ketiga adalah bayi terlilit tali pusar. Kondisi ini berbahaya jika lilitan pada leher bayi terlalu kencang. Jika jumlah lilitannya lebih dari satu, maka dapat menyebabkan bayi kurang aktif bergerak. Akibatnya, janin berisiko meninggal di dalam kandungan.
ADVERTISEMENT

Posisi Bayi

Saat bayi masih di dalam kandungan, bayi tidak selalu berada dalam posisi yang sama. Selama kehamilan, bayi akan bergerak dan berubah posisi. Sehingga, ada kemungkinan kepala janin berada di rahim bagian atas, bukannya di rahim bagian bawah mendekati jalan lahir. Kondisi seperti ini seringkali disebut posisi sungsang. Apabila posisi bayi sungsang, maka kecil kemungkinan ibu hamil melahirkan melalui persalinan normal.