Gejala Autis pada Anak Bisa Didiagnosis Sedini Mungkin, Begini Caranya

8 Oktober 2017 10:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi mendiagnosa gejala kelainan austisme (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi mendiagnosa gejala kelainan austisme (Foto: thinkstock)
ADVERTISEMENT
Dalam kasus autisme yang dialami oleh anak-anak, seringkali orangtua telat mengetahui kondisi anak mereka. Padahal jika diketahui lebih dini, kelainan yang biasanya didapatkan anak dari turunan genetik orangtua itu bisa ditangani agar tidak parah.
ADVERTISEMENT
Tak perlu menunggu sampai adanya diagnosis seorang dokter, ternyata Anda pun bisa mendiagnosis adanya kelainan tersebut seorang diri. Dilansir Mirror, gejala kelainan austisme yang diderita oleh anak bisa diketahui saat usia si kecil baru menginjak enam bulan.
Bagaimana caranya?
lakukan diagnosa sejak dini (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
lakukan diagnosa sejak dini (Foto: thinkstock)
Seorang dokter terkemuka asal Inggris, Dr. Miriam Stoppard, mengatakan bahwa eye tracking atau melihat pergerakan mata seorang bayi bisa menjadi cara mudah untuk mengetahui tanda-tanda yang mengacu pada gejala kelainan austisme.
"Jika kita ingin mendiagnosis dan mengobati anak dengan kelainan autisme lebih cepat, maka kita harus menemukan tanda-tanda yang mengindikasikan bahwa anak tersebut mempunyai risiko pada pengembangan Autism Spectrum Disorder (ASD)," ungkap Dr. Miriam.
Umumnya, seorang bayi mampu melihat dan bahkan mengenali wajah seseorang sesaat setelah mereka lahir. Dibandingkan dengan kemampuannya melihat sebuah objek, Dr. Miriam menyebutkan mata seorang bayi dianggap lebih fokus saat melihat orang tuanya sedang mengajaknya berbicara.
mendiagnosa dengan eye tracking  (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
mendiagnosa dengan eye tracking (Foto: thinkstock)
Dan, untuk mengecek apakah anak tersebut memiliki gejala kelainan autisme, maka orang tua perlu mengajak berbicara bayi sambil melihat apakah si kecil fokus menatap mata Anda atau tidak. Karena, penelitian yang telah dilakukan terhadap 51 bayi selama ini, hampir semua bayi dan balita lebih fokus saat melihat wajah seseorang, tak terkecuali wajah orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Jadi, saat si kecil tidak mampu melihat Anda secara fokus, maka bisa diperkirakan bahwa anak tersebut berisiko mengalami kelainan autisme.
Eye tracking juga dipercaya sebagai upaya untuk mengembangkan otak si kecil. Melalui mulut sang ibu, seorang bayi mampu menangkap berbagai kosakata yang diucapkan oleh ibu atau ayahnya.
Kosakata ini yang nantinya akan diingat selalu oleh si kecil dan bisa jadi akan diucapkan saat usia anak menginjak dua tahun.