Gejala Infeksi Saluran Pernapasan pada Bayi

16 Juli 2022 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi alami infeksi saluran pernapasan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi alami infeksi saluran pernapasan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Tubuh bayi yang sensitif lebih rentan terkena virus penyakit, salah satunya infeksi saluran pernapasan. Mengutip Parents, salah satu virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan adalah respiratory syncytial virus (RSV).
ADVERTISEMENT
Pada orang dewasa, penyakit dari virus tersebut umumnya lebih mudah diobati. Namun, pada bayi berusia di bawah 6 bulan, penyakit ini bisa membahayakan karena bayi memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit pada saluran pernapasan.
“Untuk RSV pada bayi baru lahir, tingkat peradangan dan produksi lendir bisa sangat besar. Peradangan dan lendiri ini dapat menyebabkan penyumbatan saluran udara yang lebih kecil di paru-paru, sehingga sulit bagi bayi muda ini untuk bernapas,” jelas Alyssa Silver, MD., seorang dokter dari Rumah Sakit Anak Montefiore, New York, Amerika Serikat.
Berikut ini beberapa gejala yang dirasakan bayi saat terkena infeksi saluran pernapasan akibat virus RSV.

Gejala Infeksi Saluran Pernapasan akibat Virus RSV

Ilustrasi bayi mengalami infeksi saluran pernapasan. Foto: SUKJAI PHOTO/Shutterstock
1. Kesulitan Bernapas
ADVERTISEMENT
Bayi yang terinfeksi virus RSV mengalami kondisi yang disebut retraksi, yaitu kondisi ketika bayi kesulitan bernapas, napasnya lebih cepat, menggunakan otot ekstra saat bernapas, dan lubang hidung yang melebar saat udara keluar-masuk. Menurut dr. Silver, kondisi ini merupakan situasi darurat karena bayi kekurangan oksigen.
2. Dehidrasi
Dehidrasi pada bayi ditandai dengan popok yang selalu kering selama 6 – 8 jam. Kondisi ini merupakan efek samping dari kesulitan yang dialami bayi saat menyusu karena hidungnya yang tersumbat.
3. Bibir dan Kuku Membiru
Ilustrasi kuku bayi membiru. Foto: Shutter Stock
Bibir dan kuku membiru menjadi tanda bahwa bayi kekurangan oksigen. “Ini adalah tanda-tanda bahwa bayi Anda mungkin membutuhkan oksigen atau dukungan tambahan dengan pernapasan dan harus segera dibawa ke ruang gawat darurat,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
4. Apnea
Apnea merupakan kondisi ketika bayi berhenti bernapas selama beberapa detik—biasanya 20 detik. Namun, bayi yang terpapar virus RSV bisa mengalami apnea lebih lama dari waktu normalnya.
5. Tidak Mau Menyusu
Bayi yang mengalami gangguan pernapasan cenderung enggan menyusu, sehingga si kecil berisiko kekurangan nutrisi. Untuk memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup atau tidak, Anda dapat mengecek frekuensi buang airnya. Jika bayi mulai jarang buang air kecil dan besar, segera periksakan bayi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Diagnosis dan Perawatan Infeksi Saluran Pernapasan akibat RSV

Ilustrasi bayi sakit Foto: Thinkstock
Penyakit yang disebabkan oleh virus RSV cenderung sulit untuk didiagnosis karena gejalanya mirip dengan penyakit lain, seperti flu dan COVID-19. Untuk itu, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk memastikan penyakit tersebut, seperti rapid test atau tes lain yang berhubungan dengan saluran pernapasan.
ADVERTISEMENT
Untuk perawatan, dokter biasanya akan meresepkan obat untuk mengatasi infeksinya. Beberapa bayi mungkin membutuhkan perawatan ekstra di rumah sakit, seperti tabung oksigen, cairan intravena, dan penyedotan lendir dari hidung.