Gender Disappointment: Saat Jenis Kelamin Bayi Tak Sesuai Harapan

18 Februari 2019 10:58 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bayi Dalam Pelukan Ibu Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bayi Dalam Pelukan Ibu Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Anak perempuan dan laki-laki sama saja, keduanya memiliki hak dan kesempatan yang sama. Meski begitu, bukan tidak mungkin saat sedang hamil, kita mengharapkan agar anaknya memiliki jenis kelamin tertentu. Ini wajar Moms, namanya juga harapan. Boleh saja, kan?
ADVERTISEMENT
Misalnya saja karena sebelumnya sudah memiliki anak laki-laki, maka Anda berharap ingin punya anak perempuan. Atau sebaliknya, mungkin Anda ingin punya anak laki-laki karena datang dari keluarga besar yang menganut sistem kekerabatan patrilineal. Alasan munculnya harapan ini memang bisa bermacam-macam.
Namun perlu dipahami, terlalu mengharapkan anak memiliki jenis kelamin tertentu bisa menyebabkan Anda atau pasangan mengalami gender disappoitment atau kekecewaan yang timbul karena anak yang sedang dikandung ternyata tidak memiliki jenis kelamin seperti yang diharapkan. Rasa kecewa bisa timbul segera setelah jenis kelamin anak yang ada dalam kandungan diketahui.
Penulis buku Altered Dreams: Living With Gender Disappoitnment, Katherine Asbery, mengungkapkan kepada Parents bahwa ia juga sempat mengalami gender disappointment karena mengharapkan anak perempuan. Saat mengetahui anaknya yang ketiga ternyata juga berjenis kelamin laki-laki, ia mengaku menangis terus-menerus
Ilustrasi Ibu dan Bayi Foto: Pixabay
Lalu bagaimana cara mengatasi gender disappointment?
ADVERTISEMENT
Apabila Anda saat ini sedang mengalami gender disappointment, maka tiga cara ini dapat membantu untuk membuat Anda lebih mudah menerima kenyataan dan tidak berlarut-larut dalam rasa kecewa.
1.Menerima rasa kecewa
Bayi yang digendong sambil berjalan jadi berhenti menangis Foto: Shutterstock
Alih-alih menyembunyikan atau melawan rasa kecewa, psikiater spesialis masalah kehamilan dan persalinan Stephan Quentzel mengatakan Anda justru harus menerima dan mengakui perasaan kecewa atau bahkan rasa sedih yang dirasakan.
Berbicaralah dengan orang terdekat atau sahabat yang Anda percaya mengenai rasa kecewa Anda karena tidak bisa mendapatkan anak dengan jenis kelamin yang diharapkan. Menyembunyikan rasa kecewa justru malah akan membuat Anda menjadi lebih sulit untuk menghapus pikiran negatif
2.Tanyakan alasan Anda kecewa
Tanyakan pada diri sendiri, kenapa Anda kecewa saat mengetahui jenis kelamin Anda tidak seperti yang diharapkan? Mungkinkah rasa kecewa tersebut hadir karena masa lalu Anda? Misalnya, dulu Anda memiliki kakak laki-laki yang nakal sehingga Anda tidak ingin memiliki anak laki-laki.
ADVERTISEMENT
Alasan lain yang membuat seseorang mengharapkan punya anak dengan jenis kelamin tertentu adalah karena ada perasaan takut tidak mampu membesarkan anak sesuai dengan jenis kelaminnya.
3.Rasa kecewa akan berakhir
Ibu dan bayi. Foto: Shutterstock
Diane Ross Glazer, seorang psikoterapis mengatakan rasa kecewa ini biasanya akan berakhir segera setelah Anda melahirkan. Hal ini karena setelah melahirkan, hormon oksitosin akan dilepaskan dan membuat ibu menyayangi anaknya tanpa lagi memandang apa jenis kelaminnya.
Jadi apapun jenis kelaminnya anak, percayalah ia tetap karunia dari Tuhan dan tidak boleh dibeda-bedakan. Sekalipun anak yang lahir tidak memiliki jenis kelamin seperti yang diharapkan, jangan sampai rasa sayang berkurang karena kita mengalami gender disappointment.
Tapi bila rasa kecewa terus ada bahkan berkembang sehingga bisa memengaruhi peran Anda sebagai orang tua, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional ya, Moms. Misalnya terapis atau psikolog yang dapat membantu Anda.
ADVERTISEMENT