Gigi Anak Balita Patah, Orang Tua Harus Bagaimana?

31 Maret 2021 15:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gigi anak balita sakit akibat terjatuh. Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gigi anak balita sakit akibat terjatuh. Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
Bila Anda memiliki anak usia balita, tampaknya Anda harus lebih berhati-hati dalam menjaga si kecil saat sedang bermain. Sebab, anak balita biasanya sangat senang bereksplorasi dengan lingkungan sekitar. Berlarian ke sana-sini pun menjadi salah satu kegiatan yang disukai mereka. Bahkan saking aktifnya, mereka bisa saja tidak berhati-hati dengan barang atau sesuatu yang ada di dekatnya dan membuatnya terjatuh.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, saat terjatuh, mungkin saja si kecil akan mengalami cedera atau luka. Bila ia terbentur benda keras misalnya, bisa-bisa membuat gigi balita patah --terutama gigi depan bagian atas. Kalau sudah begini, kira-kira harus bagaimana?

Yang Harus Dilakukan Orang Tua saat Gigi Anak Balita Patah

Ilustrasi memeriksa gigi anak balita yang patah akibat terjatuh. Foto: Shutterstock
Dokter Gigi Anak yang berdomisili di Mississauga, Ontario, Kanada, Amerika Utara, Paul Andrews menuturkan, hal pertama yang harus orang tua atau orang dewasa lakukan ialah bersikap tenang dan yakin bahwa Anda bisa membantunya. Kemudian, periksa luka di sekitar rongga mulut anak. Bila ada cukup banyak darah, hal ini mungkin saja karena robeknya frenulum --potongan kecil kulit yang menempel di bibir atas ke gusi.
"Anak balita akan melakukan ini berulang kali. Saya pun telah melihat banyak kasus anak yang frenulumnya robek dua atau tiga kali," ujar Andrews seperti dilansir Todays Parent.
ADVERTISEMENT
Bila ada darah dan pembengkakan, masih kata Andrews, kondisi ini biasanya akan segera sembuh dalam beberapa hari ke depan. Anda pun disarankan untuk memberikan obat pereda nyeri yang dijual bebas di pasaran jika mulut anak balita sakit. Cara lainnya, mintalah si kecil untuk berkumur-kumur dengan air agar rongga mulutnya tetap bersih. Sementara itu, ketika si kecil menyikat gigi, sikatlah secara lembut dan hati-hati --terutama di bagian bibir atas.
Mengutip Stanford Children's, Anda juga bisa menempelkan kain bersih atau kasa yang sudah diberi air dingin atau es di daerah gigi atau gusi yang berdarah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri.
Ilustrasi anak menangis saat ke dokter gigi Foto: Shutter Stock

Kapan Harus ke Dokter?

Menurut Andrews, jika anak Anda mengalami kondisi seperti yang sudah dijelaskan di atas, Anda tak perlu membawanya ke dokter gigi. Namun, bila pendarahan tak berhenti, gigi berubah warna, goyah atau tampak keluar dari posisinya, gigi retak atau bahkan robek, si kecil mengalami demam hingga rewel, segera ke dokter gigi untuk mendapatkan tindakan yang tepat.
ADVERTISEMENT