Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Gigi Berantakan Bisa Dicegah Sejak Dini, Moms! Ini Caranya
30 April 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, impian memiliki gigi rapi tidak selalu terwujud. Sebab, anak-anak bisa mengalami masalah yang dikenal dengan maloklusi, yakni kondisi di mana susunan gigi dan rahang tidak normal, menyebabkan gigitan yang tidak sejajar.
Apa Itu Maloklusi?
Dokter Spesialis Kedokteran Gigi Anak, drg. Aliyah, Sp.KGA, mengatakan maloklusi adalah gabungan dua kata dari mal dan oklusi.
"Oklusi adalah bertemunya rahang atas dan rahang bawah. Mal sendiri dikategorikan sebagai ketidaksesuaian atau ketidaknormalan posisi gigi pada saat bertemu," kata drg. Aliya dalam acara Playdate bersama Baby HUKI di Jakarta Selatan, Senin (28/4).
Sementara, Badan Kesehatan Dunia atau WHO mendefinisikan maloklusi dengan cacat atau gangguan fungsional yang dapat menjadi hambatan bagi kesehatan fisik dan mental anak-anak.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat kalau gigi tonggos, gigi cakil atau gigi camah itu adalah contoh dari maloklusi yang sudah berat. Kita bisa mencegah hal itu dari mulai sedini mungkin, dari mulai bayi," tegas drg. Aliya.
Cara Meminimalisir Faktor Risiko Maloklusi Sejak Dini
1. Pemilihan Dot
Hal pertama yang dapat Anda lakukan ialah memilih dot yang tepat selama pertumbuhan dan perkembangan. Bayi mengalami fase oral, yakni aktivitas mengisap, menelan dan bernapas. Semua aktivitas itu dilakukan melalui mulut. Artinya, sehingga pemilihan dot pada saat tumbuh kembang itu sangat penting.
Pilih dot yang dirancang dengan dot orthodontic. Orthodontic mempunyai mekanisme yang menyerupai DBF (menyusu langsung), sehingga tidak bikin bingung puting, mencegah tersedak, dan teruji klinis mencegah maloklusi.
ADVERTISEMENT
2. Durasi Menggunakan Dot
Selain memilih dot yang tepat, Anda juga harus memperhatikan lama atau frekuensi penggunaan dot yang tidak sesuai. Selain itu, kebiasaan lain juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang rahang anak. Menurut IDAI, anak sebaiknya dilepaskan dari kebiasaan menggunakan dot setelah usianya 9 bulan.
3. Kebiasaan Anak Ngempeng Jari
Menurut drg. Aliya, orang tua juga perlu memperhatikan berbagai macam faktor. Salah satunya adalah kebiasaan ngempeng dengan jari.
“Ngempeng dengan jari itu lebih mempengaruhi untuk maloklusi," tuturnya.
4. Gigi Berlubang yang Lepas Sebelum Waktunya
Masalah lain yang bisa menyebabkan maloklusi yakni gigi berlubang yang lepas sebelum waktunya. Kondisi ini mempengaruhi maloklusi karena tulang rahang anak belum siap.
"Sehingga gigi berjejal atau gigi berantakan dimulainya dari situ. Perhatikan kalau kita sudah memperhatikan semua yang kita pilih baik, perhatikan apakah anak itu kebersihan mulutnya juga baik," imbuh drg. Aliya.
ADVERTISEMENT