Hari Anak Nasional, IDAI Ajak Lengkapi Imunisasi dan Perangi Kekerasan Siber

23 Juli 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran Pekan Imunisasi Nasional Polio II di Kantor IDAI, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024).  Foto: Nabila Fatiara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran Pekan Imunisasi Nasional Polio II di Kantor IDAI, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024). Foto: Nabila Fatiara/kumparan
ADVERTISEMENT
Selamat Hari Anak Nasional! Perayaan spesial untuk anak-anak yang jatuh setiap tanggal 23 Juli tahun ini dilakukan bertepatan dengan pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap dua, lho!
ADVERTISEMENT
Untuk turut menyukseskan PIN Polio tahap dua, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam perayaan Hari Anak Nasional 2024 sekaligus mengangkat tema 'Lingkungan Sekolah, Internet Sehat, serta Imunisasi Lengkap untuk Anak Cerdas Menuju Indonesia Emas'. Tema ini diangkat karena dinilai relevan dengan situasi yang akhir-akhir ini banyak dihadapi oleh anak-anak, baik di sekolah maupun kehidupan sehari-hari.
Menurut Ketua Umum PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), terdapat peningkatan kasus anak-anak yang mengalami bullying di sekolah.
"Data tahun 2019 dari Kementerian Pendidikan, ada sekitar 19-20 persen anak mengalami bullying di sekolah. Tahun 2022, KPAI melakukan survei ada 40 persen, jadi ada peningkatan dari 19 persen ke 40 persen anak mengalami bullying. Sebagian besarnya bullying verbal, seperti ejekan dan sebagainya, bullying fisik, dan makin meningkat sekarang cyberbullying," jelas dr. Piprim dalam acara perayaan Hari Anak Nasional 2024 di Kantor IDAI, Jakarta Pusat, Selasa (23/7).
ADVERTISEMENT
dr. Piprim menilai meningkatnya kasus cyberbullying pada anak, salah satunya disebabkan oleh kurangnya perhatian dari orang tua di rumah. Sehingga, ketika anak membutuhkan perhatian, ia akan 'lari' dengan bermain internet. Maka dari itu, ia menilai penting untuk melindungi anak-anak kita dari berbagai bentuk kekerasan, salah satunya kekerasan siber pada si kecil, Moms.
"Kita sudah berusaha keras melindungi anak dengan nutrisi baik, imunisasi lengkap, tetapi dicuci otaknya dengan cyber crime. Makanya, peringatan Hari Anak Nasional kali ini sangat tepat. Semoga kita bisa mengawal tumbuh kembang anak kita agar sesuai dengan harapan, dan menjadi generasi emas di masa mendatang," tutur dia.
Peluncuran Pekan Imunisasi Nasional Polio II di Kantor IDAI, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024). Foto: Nabila Fatiara/kumparan
Di kesempatan yang sama, Ketua UKK Tumbuh Kembang Anak IDAI, Prof. DR. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), menekankan pentingnya orang tua menjadi role model bagi anak-anaknya agar cerdas menggunakan internet. Misalnya, ayah dan ibu perlu memberi contoh durasi penggunaan gadget, beri tahu apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat sedang bermain internet, hingga memberi gadget pada usia yang tepat.
ADVERTISEMENT
dr. Rini mengungkapkan tidak ada batasan umur kapan anak sudah boleh diberikan gadget. Namun, ia menilai usia remaja minimal 13 tahun, anak-anak dianggap sudah bisa belajar bijak untuk menggunakan gadget.
"Jangan anak SD dikasih HP sendiri, yang pada akhirnya mengganggu tidurnya. Lalu sekarang banyak kasus interaksi anak dan orang tua di rumahnya mulai berkurang. Anak-anak remaja yang adiksi internet di otaknya juga punya fungsi yang berbeda dengan anak biasanya," ungkap dr. Rini.

Hari Anak Nasional Bertepatan dengan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahap Dua

Peluncuran Pekan Imunisasi Nasional Polio II di Kantor IDAI, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024). Foto: Nabila Fatiara/kumparan
Nah Moms, Hari Anak Nasional juga sekaligus menjadi momen Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap dua yang berlangsung mulai 23-29 Juli 2024. dr. Piprim menyatakan PIN Polio dilaksanakan kembali karena ditemukan beberapa kasus polio dalam kurun beberapa bulan terakhir. Padahal, sejak 2014, Indonesia sudah pernah dinyatakan bebas dari polio lho, Moms!
ADVERTISEMENT
"IDAI berharap bahwa imunisasi serentak di seluruh Indonesia ini nanti diikuti oleh imunisasi rutin yang juga dilengkapi. Karena kita sudah lihat bagaimana imunisasi ini ketika cakupannya tinggi, penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi itu bisa terkendali dengan baik. Tapi begitu cakupan menurunnya, di bawah 60 persen saja, itu KLB-nya sudah mulai bermunculan lagi," jelas dr. Piprim.
dr. Piprim mengajak para keluarga untuk segera melengkapi imunisasi rutin, dan mengikuti PIN Polio di posyandu, puskesmas, dan fasilitas kesehatan terdekat. Pemberian vaksinnya pun gratis. Sehingga, lebih baik mencegah anak terkena lumpuh akibat polio, ketimbang anak telanjur mengalami lumpuh.
"Mari kita tingkatkan kesadaran untuk melindungi anak-anak kita, mencegah penyakit-penyakit yang bisa dicegah lewat imunisasi. Dan vaksinnya gratis di puskesmas, tinggal gimana masing-masing orang tua," ucap dr. Piprim.
ADVERTISEMENT
"Ayo menggalakkan agar cakupan imunisasinya tinggi lagi, dan upaya pencegahan murah dari sisi biaya. Dan yang enggak bisa dinilai, kalau anak sudah keburu kena penyakitnya. Kalau lumpuh sudah enggak ada harganya, tidak bisa dinilai dengan rupiah. Dan pencegahannya sederhana, yaitu dengan imunisasi," pungkasnya.
Petugas kesehatan memperlihatkan vaksin polio tetes saat pelaksanaan imunisasi di Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (23/7/2024). Foto: Akbar Tado/Antara Foto
Dicatat ya, Moms! Kemenkes kembali menyelenggarakan PIN Polio dalam dua tahap di 33 provinsi. Dilaksanakan PIN Polio ini merupakan respons atas temuan beberapa kasus polio di beberapa daerah di Indonesia selama tahun 2024 di Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, dan Sidoarjo. Tahap pertama PIN Polio sudah dilaksanakan di 6 provinsi pada 27 Mei 2024, yaitu Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, PIN Polio tahap kedua akan berlangsung hingga 29 Juli 2024, yang dilaksanakan di 27 provinsi lainnya yaitu Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, DIY (kecuali Kabupaten Sleman), Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
Jenis vaksin yang akan digunakan pada PIN Polio di 33 provinsi, yaitu vaksin novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2). Vaksin tersebut juga telah digunakan pada kegiatan sebelumnya di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur serta Kabupaten Sleman DIY.
ADVERTISEMENT
Yuk, segera lengkapi imunisasi rutin dan dapatkan vaksin polio di fasilitas kesehatan terdekat Anda!