Hari Gizi Nasional: Pentingnya Terapkan Pola Hidup Sehat Sejak Usia Kanak-kanak

25 Januari 2023 11:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak makan makanan sehat. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak makan makanan sehat. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Hari Gizi Nasional diperingati pada tanggal 25 Januari setiap tahunnya. Hari Gizi kerap dijadikan momentum untuk meningkatkan kepedulian akan pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Tokopedia mengungkap bahwa kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat semakin meningkat. Head of External Communications Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya, mengungkap makanan dan minuman sehat kini menjadi produk yang paling laris sepanjang 2022. Mulai dari jus lemon, biji-bijian, seperti chia, granola, madu, hingga sereal.
“Peningkatan jumlah transaksi makanan minuman sehat paling tinggi, kayak jus lemon, biji-bijian yang seperti chia, granola, madu, sereal,” kata Ekhel, dalam Media Gathering Tokopedia, Selasa (24/1).
Senada dengan itu, Dokter Spesialis Gizi, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, mengatakan jika saat ini semakin banyak pasien yang berkonsultasi untuk menerapkan pola hidup sehat. Menurutnya, prinsip makanan sehat adalah mengandung gizi seimbang. Mulai dari karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin.
ADVERTISEMENT

Kenapa Pola Hidup Sehat Perlu Diterapkan Sejak Dini?

Ilustrasi anak alami stroke. Foto: kwanchai.c/Shuttertock
Dr. Juwalita mengungkap, saat ini banyak menemukan pasien yang masih usia produktit, tetapi sudah terkena stroke. Utamanya pada anak-anak sekitar usia 19 tahun. Sebagian besar kasus itu mungkin terjadi akibat tidak menerapkan pola hidup sehat atau tidak mengkontrol makanan yang dikonsumsi setiap harinya.
“Anak muda 19 tahun banyak yang kena stroke karena usia produktif seperti kita biasanya banyak kurang serat, akibatnya kolesterol tinggi, susah buang air besar, darah tinggi,” ungkap dr. Juwalita, saat ditemui kumparanMOM, dalam kesempatan yang sama.
Ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan pola hidup sehat. Salah satunya adalah diet vegan. Namun, apakah metode tersebut boleh diterapkan oleh anak-anak?
ADVERTISEMENT

Kata Dokter soal Diet Vegan untuk Anak

Ilustrasi mengonsumsi makanan sehat Foto: Shutterstock
Diet vegan atau vegetarian adalah pola makan yang tidak mengkonsumsi atau menghindari semua jenis olahan produk hewani, seperti daging, telur, dan produk susu. Menurut dr. Juwalita, tidak ada rekomendasi yang spesifik apakah anak-anak boleh menerapkan diet vegan atau tidak.
Dokter Spesialis Gizi Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) ini menyarankan agar orang tua berkonsultasi dengan dokter spesialis anak terlebih dahulu. Sebab anak-anak membutuhkan protein tinggi agar nutrisinya tercukupi, sehingga tumbuh kembang fisik dan otaknya optimal, serta terhindar dari stunting.
dr. Juwalita menegaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan otak anak sebaiknya dimaksimalkan sampai usia lima tahun. Itulah kenapa momen tersebut disebut sebagai golden period anak-anak.
ADVERTISEMENT
“Intinya anak-anak itu kan masih tumbuh dan berkembang, bisa dibilang golden period anak itu sampai usia lima tahun untuk dia bisa tumbuh dan berkembang, perkembangan otaknya juga bisa baik,” tegas dr. Juwalita.
Selain itu, perlu dipahami bahwa kebutuhan nutrisi anak bukan hanya kalori saja, melainkan juga mikronutrien yang terdiri dari vitamin dan mineral. Sehingga, jika ibu dan ayah ingin menerapkan diet vegan pada anak, pastikan dan yakinkan dulu apakah gizi yang diberikan cukup atau tidak pada usia si kecil, terutama pada zat besi.

Tips Sederhana Terapkan Pola Hidup Sehat pada Anak

Ilustrasi anak makan buah-buahan. Foto: Shutterstock
Langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menerapkan pola hidup sehat adalah membatasi asupan makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Jika berat badan si kecil kurang proporsional, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis gizi agar mendapatkan jumlah porsi yang tepat.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, orang tua juga bisa mengganti sumber karbohidrat si kecil menjadi umbi-umbian, seperti singkong, kentang, dan ubi. Sebab, umbi-umbian merupakan karbohidrat yang mengandung serat, kalsium, kalium, folat, dan vitamin C yang bermanfaat untuk tubuh.
Selain itu, perhatikan asupan serat lainnya yang berasal dari sayur dan buah. Batasi gula, garam, minyak, serta rajin memantau berat badan.
Apakah anak-anak tetap diperbolehkah ngemil? Boleh, Moms, dengan catatan harus memperhatikan komposisi dan kandungan yang digunakan. Misalnya, apakah menggunakan gula tambahan atau tidak, mengandung serat atau tidak. Oleh karena itu, anak-anak perlu diajari membaca label gizi pada kemasan makanan sejak dini. Dengan begitu, mereka dapat mengetahui makanan apa saja yang baik atau tidak untuk dikonsumsi.
ADVERTISEMENT