Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Moms, ternyata polusi dapat memicu gangguan jiwa atau sakit mental pada anak . Demikian disebutkan dalam studi yang diterbitkan jurnal Environmental Health Perspectives, jurnal yang bisa diakses secara umum dan terbit bulanan dari AS.
ADVERTISEMENT
"Studi ini adalah yang pertama menunjukkan hubungan antara tingkat polusi udara luar ruangan harian dan peningkatan gejala gangguan kejiwaan, seperti kecemasan dan bunuh diri, pada anak-anak," kata Cole Brokamp, peneliti dari Cincinnati Children's Hospital Medical Center, selaku penulis utama studi seperti dilansir Medical Daily.
Sedihnya, dampak paparan jangka pendek juga bisa bekontribusi terhadap kecemasan dan meningkatkan risiko bunuh diri. Dalam studi ini, anak-anak terlihat mulai mengalami perubahan pada kesehatan mental mereka setelah selama satu hingga dua hari terpapar udara yang tercemar.
Bila sudah begini, tentu anak yang tinggal di lingkungan yang rentan paparan polusi, tentu sangat dipengaruhi oleh udara yang buruk!
Cole Brokamp juga mengungkap, stresor atau penyebar stres dari lingkungan berpotensi berkontribusi terhadap peningkatan risiko gangguan kejiwaan, Moms. Temuan ini juga didukung oleh dua penelitian terbaru lainnya, terkait dampak polusi udara pada anak-anak.
ADVERTISEMENT
Antara lain yang hasilnya telah diterbitkan di jurnal Environmental Research, menunjukkan bahwa anak-anak mengalami kecemasan setelah terpapar polusi udara yang berkaitan dengan lalu lintas.
Studi lainnya, yang hasilnya juga telah diterbitkan di jurnal Environmental Research, juga menambah pemahaman para peneliti. Hasil studi ini menunjukkan bahwa polusi udara terkait lalu lintas, mulai mempengaruhi kesehatan mental anak-anak sejak dini dan berlanjut hingga masa kanak-kanak.
Para peneliti mengungkap, para partisipan masih melaporkan depresi dan gejala kecemasan ketika mereka mencapai usia 12 tahun. Meski begitu, studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa efek polusi udara dapat berlanjut hingga dewasa.
"Secara kolektif, studi-studi ini berkontribusi pada bukti yang berkembang bahwa paparan polusi udara selama awal kehidupan dan masa kanak-kanak dapat berkontribusi pada depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya di masa remaja," kata Patrick Ryan, peneliti dari Cincinnati Children's yang turut menggarap studi ini.
ADVERTISEMENT
Namun begitu, tim peneliti mengatakan penelitian lanjutan masih perlu diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan mereka ini. Selain itu, menurut mereka, penelitian lain juga perlu dilakukan untuk mencari tahu cara polusi udara dapat berkontribusi langsung terhadap gangguan kejiwaan.