Heboh Persalinan Zaman Now

9 Februari 2019 10:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konten spesial heboh persalinan zaman now. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Konten spesial heboh persalinan zaman now. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Ibu hamil mana yang tak berdebar menantikan persalinan? Rasa berdebar ini mungkin juga sulit dijelaskan pada mereka yang belum pernah merasakannya. Debaran di dada muncul dan tak pergi-pergi karena rasa senang, haru, hingga cemas semua jadi satu.
ADVERTISEMENT
Senang karena buah hati yang selama 9 bulan dinanti akhirnya akan ditemui. Haru karena ini adalah awal dari peran dan kehidupan baru. Cemas bahkan takut karena persalinan disebut orang sebagai perjuangan melawan maut. Lantas momen mana lagi dalam hidup ini yang mampu menandingi? Tak heran kalau jauh sebelum waktu persalinan tiba, calon ibu berusaha bersiap-siap sebaik-baiknya. Tujuannya agar bisa melalui persalinan dengan lancar, sehat dan selamat baik bayi maupun ibunya.
Yang menyiapkan persalinan biasanya juga bukan sang calon ibu saja. Di Indonesia, tradisi serta ritual yang diadakan sesaat sebelum melahirkan sudah ada sejak lama. Saat kehamilan mencapai usia tujuh bulan misalnya, masyarakat Jawa biasa menjalani tradisi tujuh bulanan atau mitoni. Adalah orang tua dari ibu hamil atau kakek nenek dari bayi yang biasanya menggelar acara ini.
ADVERTISEMENT
Mendekati waktu bersalin? Yang bersiap-siap lebih banyak. Ada dokter kandungan, dokter anak, juga bidan dan atau perawat.
Lalu bila sudah waktunya masuk ke ruang bersalin, ibu hamil umumnya akan minta didampingi oleh ibu atau suami. Setidaknya, begitulah yang terjadi hingga sepuluh tahun lalu.
Seorang suami memberikan dukungan kepada istrinya jelang persalinan. Foto: Instagram @Bukaan.Moment.
Tapi kini, zaman telah berubah. Persiapan menjelang persalinan telah berkembang dan menjadi lebih beragam. Bukan hanya sekedar ritual adat, persiapan menjelang kelahiran dilakukan seiring dengan tumbuhnya kesadaran untuk memberikan pendidikan pada calon ibu bagaimana caranya agar dapat menghadapi persalinan dengan tenang dan percaya diri.
Dari sini, munculah program-program persiapan kelahiran, salah satunya adalah Childbirth Education yang oleh para ibu muda biasa disingkat jadi CBE. Istilah CBE mungkin memang masih sedikit asing di Indonesia, namun beberapa kelas dan penyelenggara CBE mulai bermunculan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, juga ada doula, tim dokumentasi persalinan lengkap dengan fotografer dan videografer, hingga penyedia jasa perawatan pasca bersalin agar ibu dan bayi terjamin kesehatan dan kenyamananya.
kumparanMOM akan mengulasnya lengkap untuk mengetahui apakah semua itu memang menjadi kebutuhan baru seiring perubahan zaman atau tren semata.
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutter stock
CBE yang Tak Sama dengan Senam Hamil
Menurut American Pregnancy Association, CBE berfungsi untuk membandingkan kepercayaan diri calon ibu saat menghadapi persalinan. CBE juga bisa menjadi sarana diskusi bagi calon ibu dan edukatornya, terutama untuk membahas kecemasan dan rasa takut yang dihadapi oleh calon ibu.
Hal yang sama disampaikan oleh founder sekaligus owner dari Childbirth Education Center Nujuh Bulan, Tia Pratignyo. Menurutnya, CBE dapat membantu untuk menumbuhkan rasa percaya diri agar ibu dan ayah siap lahir batin dalam menyambut kelahiran anak. Jadi lebih lengkap dari ‘sekadar’ kelas senam hamil yang sudah lebih lama dikenal karena kelas senam hamil lebih fokus pada kesiapan fisik saja.
ADVERTISEMENT
“Tujuan utama dari CBE adalah meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri,” kata Tia melalui surat elektronik yang dikirimkan kepada kumparanMOM.
“Kami ingin ibu bisa menikmati kehamilannya dan melahirkan dengan nyaman, agar ibu percaya diri dan dapat merasakan kekuatan dari dalam dirinya, mengingatkan bahwa kelahiran adalah sebuah perayaan kehidupan, dan menyambut buah hati ke dunia bisa dijalani dengan kesadaran dan kebahagiaan.”
Dan bukan hanya para calon ibu, calon ayah pun akan dilibatkan dalam kelas CBE ini untuk mendukung proses melahirkan ibu.
“Ayah adalah dukungan utama untuk ibu dan bayi. Peran ayah merupakan salah satu faktor utama untuk persalinan lancar karena ayah dapat membuat ibu merasa aman sehingga ibu mempunyai kebebasan dalam mengekspresikan dirinya.” Lanjut Tia.
ADVERTISEMENT
Belakangan, kesadaran untuk mendapatkan pengetahuan sebelum proses persalinan semakin meningkat di Indonesia sehingga memicu tumbuhnya kelas-kelas serta program persalinan. Hal ini dibenarkan oleh bidan dari Klinik Bidan Kita, Bidan Yesie Aprillia. Ia melihat, adanya tren peningkatan peserta program serupa.
“Kalau sekarang meningkat karena kecanggihan informasi sehingga informasi bisa didapat darimana saja.” kata Bidan Yesie saat dihubungi pada Kamis (7/2). “Kesadaran masyarakat semakin meningkat.”
Kelas Childbirth Education di Nujuh Bulan Studio. Foto: Dok. Nujuh Bulan Studio
Pendamping Persalinan yang Bukan Suami atau Ibu
Selain mengikuti program ataupun kelas persiapan kelahiran, kini muncul juga tren pendamping saat ibu melahirkan, atau yang disebut sebagai doula.
Meski masih terdengar asing, kebutuhan akan doula semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan ibu saat bersalin. Irma Syahrifat, doula dari Nujuh Bulan Studio, pernah mengatakan kepada kumparan kalau doula punya peran sangat penting untuk memberikan dukungan saat ibu bersalin, termasuk dukungan mental dan psikis. Doula juga tidak hanya berfokus pada sang ibu, tapi juga sang ayah yang pasti sama paniknya saat proses persalinan berlangsung.
ADVERTISEMENT
“Suami dan doula itu bisa jadi partner. Tapi beda-beda ya tiap pasangan. Ada yang si ibu sama suaminya itu sudah kompak, nah doula bisa jadi support system saja. Tapi ada juga yang mungkin tipe suaminya cuek. Jadi kebutuhan doula untuk masing-masing orang pasti berbeda. Tapi tetap enggak akan bisa menggantikan peran suami,” kata Irma saat diwawancara oleh kumparan pada November 2017.
Doula juga bisa menjadi tempat curhat bagi ibu hamil. salah satu cara untuk membangun chemistry antara doula dan ibu hamil adalah dengan melakukan tanya jawab dan menjadikan doula sebagai tempat curhat bagi ibu.
Ilustrasi Doula. Foto: Shutter stock
Mengabadikan yang Tak Ingin Dilupakan
Tidak berhenti sampai persiapan menjelang persalinan, saat ini bahkan momen-momen saat ibu sedang melahirkan dianggap sebagai momen yang tidak boleh dilewatkan dan perlu diabadikan. Kebutuhan untuk mengabadikan saat melahirkan ini memunculkan bisnis baru bernama dokumentasi persalinan.
ADVERTISEMENT
Dokumentasi persalinan dimanfaatkan untuk mengabadikan momen-momen terpenting di dalam kamar bersalin. Bahkan, tren dokumentasi di kamar bersalin ini membuat pandangan orang terhadap proses kelahiran berubah, dari yang menganggap proses bersalin adalah sebuah privasi, kini menjadi sesuatu yang bisa dibagikan pada orang lain. Tren tersebut mulai terlihat di Indonesia sekitar 2 hingga 3 tahun belakangan. Tidak hanya dengan foto, beberapa penyedia jasa dokumentasi persalinan juga mengabadikan momen dengan menggunakan video.
Dan di Indonesia sendiri, menurut pengakuan dari pemilik Bukaan Moment, Stefany Putri, bisnis di bidang dokumentasi persalinan rupanya cukup dianggap positif. Bahkan, menurut perempuan yang akrab dipanggil Puput ini, permintaan akan jasa dokumentasi persalinan berkembang pesat selama tahun 2018 ini.
ADVERTISEMENT
“Aku merasa, dengan usahaku yang semakin banyak permintaannya ini, perlu membuka jasa freelancer fotografer perempuan. Ya, harus perempuan, agar ibu yang akan bersalin serta suaminya dapat merasa nyaman. Hitung-hitung aku memberdayakan sesama perempuan, karena memang bayarannya lumayan," ujarnya saat diwawancara kumparanMOM pada Rabu (6/2).
Bukan hanya saat bersalin. Saat ini tren pemotretan lain pun muncul, yaitu pemotretan anak yang baru lahir atau newborn photography. Newborn photography biasanya dilakukan dengan bayi-bayi yang baru berusia beberapa hari sebagai modelnya dan tidak lupa mereka akan didandani dengan dan diatur dengan pose-pose menggemaskan.
Salah satu pemicu tren dokumentasi persalinan adalah karena penggunaan media sosial yang semakin ramai hingga memicu orang-orang untuk membagikan momen-momen paling berharga mereka kepada khalayak umum melalui media sosial.
ADVERTISEMENT
Vogue mengatakan, fenomena newborn photography adalah sebuah fenomena yang tumbuh di kalangan milenial, karena kaum milenial merupakan kaum yang ‘hobi’ membagikan setiap momen dalam hidup mereka, dari mulai foto-foto selfie hingga foto-foto makanan.
Alasan lain mengapa dokumentasi persalinan dan newborn photography menjadi tren adalah karena keduanya juga turut dipopulerkan oleh para selebriti.
Sebut saja seperti aktor Tarra Budiman misalnya yang turut mengabadikan proses kelahiran anaknya, Kalea, dengan menggunakan jasa fotografi Diafotografer. Selain Tarra Budiman, Putri Indonesia 2008, Zivanna Letisha, juga turut mengabadikan momen saat ia melahirkan.
Ilustrasi birth photography. Foto: Yufienda Novitasari/kumparan
Pengusir Lelah dan Resah hingga di Rumah
Tugas doula ternyata tidak hanya berhenti sampai di ruang persalinan saja karena ada juga doula yang bertugas hingga setelah persalinan atau biasa disebut dengan postpartum doula.
ADVERTISEMENT
Postpartum doula bertugas untuk membantu dan mendampingi ibu yang ingin mencari informasi soal perawatan bayi setelah melahirkan.
Nah, bagi para ibu yang baru melahirkan dan membutuhkan bantuan untuk mengurus bayinya, maka ibu bisa memanfaatkan jasa home care yang kini bisa didapatkan di beberapa rumah sakit maupun penyedia jasa home care.
Home care menawarkan jasa perawatan baik untuk bayi maupun ibunya. Untuk bayi, beberapa perawatan yang akan diberikan adalah pemeriksaan kesehatan bayi, pijat, perawatan tali pusar, dan konseling masalah kesehatan bayi.
Sementara untuk ibu, akan diberikan pemeriksaan kesehatan, konseling, bahkan hingga perawatan tubuh bagi ibu yang baru melahirkan seperti pijat dan spa. Biaya yang harus dikeluarkan untuk memakai jasa home care ini memang beragam, ada yang ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
ADVERTISEMENT
Contohnya saja dari RS Brawijaya, Jakarta Selatan, biaya yang dikeluarkan untuk home care ini berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 3,2 juta tergantung dari paket yang akan diambil.
Penyedia jasa home care lain, Medi-call memberikan jasa homecare yang ditangani oleh bidan profesional yang ditawarkan dengan harga Rp 225 ribu untuk 12 jam atau Rp 375 ribu untuk 24 jam.
Maka jelas, semakin banyak yang harus atau ingin disiapkan, semakin banyak pula biaya yang harus dikeluarkan. Namun sepadankah hasil yang didapat dengan biaya yang dikeluarkan? Bagaimana menurut Anda?
Yuk, ikuti terus konten spesial Heboh Persalinan Zaman Now persembahan kumparanMOM.